Jumat, 30 Juli 2010

Tahukah Kamu Bahwa Hari Jum’at Adalah Hari Raya Para Penghuni Surga?

Di akhirat, lebih khususnya suasana di Surga nanti juga memiliki hari-hari sebagai penanda waktu seperti di dunia. Jika di dunia di mulai dari Ahad, sementara di Surga dimulai dari Jum’at kemudian Sabtu, Ahad, dst.

Setiap hari penghuni Surga akan saling kunjung-mengunjungi. Anak akan mengunjungi orang tua, para murid akan mengunjungi gurunya, umat-umat mengunjungi nabi-nabi dan begitu pula sebaliknya.

Puncaknya adalah hari Jum’at, dimana hari itu merupakan hari raya bagi penghuni surga. Sebab, pada hari itu merupakan hari yang dikhususkan untuk menemui ALLAH SWT.

(Diambil dari rujukan kitab Al-Jauhar Al Mauhub)Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html Selengkapnya...

Rabu, 28 Juli 2010

Ihya'ut Turats menyimpang dalam manhaj - Fatwa Ulama (1)

Penulis : Al Ustadz Abu Karimah Askari bin Jamal Al-Bugisi

FATWA PARA ULAMA TENTANG IHYA’ AT-TUROTS

“BUKU EMAS”, itulah pujian dari para pendukung Ihya’ At-Turots terhadap tulisan Abu Abdil Muhsin Firanda Ibnu Abidin –semoga Allah Ta’ala memberi hidayah kepadanya dan kepada kita semua-. Di dalam bukunya Firanda menerapkan beberapa kaidah tentang masalah khilaf, hajr dan yang lainnya yang tidak didudukkan pada tempatnya. Dengan berbagai dalih –bukan dalil- ia mengemukakan beberapa alasan tentang pembelaannya terhadap “Jum’iyyah Hizbiyyah” ini sampai kepada tingkat -bukan saja membolehkan untuk mengambil dana darinya- bahkan menganjurkan untuk berta’awun bersamanya dan meminta dana darinya (Lerai …, hal.242).

Sebenarnya, syubhat dari Al-Akh Firanda ini termasuk syubhat yang sudah sangat klasik dan sudah dibantah oleh para ulama yang mengerti tentang seluk-beluk dan kenyataan yang terjadi di lapangan di berbagai negara, yang menimbulkan dampak yang amat negatif disebabkan masuknya bantuan dari yayasan ini. Karena permasalahan ini mulai dikaburkan kembali dan dimunculkan anggapan bahwa yayasan ini adalah yayasan yang dibangun di atas Manhaj Salaf, maka perlu kita ingatkan kembali kepada kaum muslimin sebagai bentuk pengamalan dari hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam : ”Agama itu adalah nasehat.”

Untuk itulah tulisan ini akan kami bagi menjadi beberapa bagian, disebabkan keterbatasan waktu dan sempitnya kesempatan untuk menulis, maka saya akan berusaha menulis secara bertahap dan memberi bantahan dan tanggapan terhadap “BUKU EMAS” yang sekarang ini menjadi pedoman setiap Turotsi. Akhirnya, kami tetap mengharapkan kritikan yang membangun dan bersifat ilmiah terhadap apa yang akan saya tulis, sebab setiap manusia tidak pernah luput dari kesalahan, namun yang terbaik tentunya yang bertaubat kepada Allah Ta'ala. Dan seorang Salafi adalah yang selalu menjadikan prinsipnya “Rujuk kepada kebenaran lebih baik daripada berkelanjutan di atas kebatilan”. Semoga Allah Ta’ala senantiasa memberikan taufiq kepada kita semua, terkhusus kepada diri ana pribadi dan semoga Allah Ta'ala senantiasa memberi manfaat kepada kaum muslimin terhadap apa yang kami tulis dan senantiasa menjaga kita dari berbagai macam fitnah yang zhahir maupun batin. Amin, ya mujibas saailin.


Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Selengkapnya...

Ihya'ut Turats menyimpang dalam manhaj - Fatwa Ulama (2)

Penulis : Al Ustadz Abu Karimah Askari bin Jamal Al-Bugisi

FATWA ASY-SYAIKH RABI’ BIN HADI AL-MADKHALI –HAFIDHAHULLAH-

فتوى الشيخ ربيع بن هادي المدخلي حفظه الله تعالى
(( والله يقولون بأن إحياء التراث تلتزم بالمنهج السلفي,لكن عليها مآخذ شديدة في الخارج أكثر من الداخل,وأرى أن التعاون معها تعاون ضد المنهج السلفي,فعليها أن تتوب إلى الله تبارك وتعالى وتلتزم المنهج السلفي باطنا وظاهرا وتعلن الحرب على هذا الغلو وعلى هذه المناهج مناهج سيد قطب.أما إمام إحياء التراث عبد الرحمن عبد الخالق يدافع عن الترابي وسيد قطب والبنا والمودودي وعيرهم من زعماء البدع والفتن ويبقى إماما مقدسا في قلب إحياء التراث.بارك الله فيكم.فهذا من أقوى القرائن على أن إحياء التراث ليست بصادقة في اتجاهها بالمنهج السلفي وآثار عبد الرحمن عبد الخالق معروفة هي ما تحمل المنهج السلفي بجدية وصفاء ونقاء .ومن أدلة أنها لا تلزم هذا المنهج أنها توالي التكفيرية في اليمن جمعية الحكمة وأمثالها وتوالي غيرهم توالي الإخوان المسلمين .أين جهودها في مواجهة هذا الفكر الإخواني لا هَمَّ له إلا السحب من المنهج السلفي .
أيها الإخوة,على كل حال ,نحن ننصح الشاب السلفي أن يدرس المنهج السلفي من الطرق الشريفة النظيفة ,وأنصح السلفي الصادق ألا يدخل إخوانه في دوامة الخلافات والقيل والقال وقد نصحتكم في مرات كثيرة أنكم ابتعدوا عن أسباب الخلافات ,فالتعاون مع إحياء التراث يؤدي إلى صراعات وخلاافات بينكم.
فالسلفي الصادق لا يغالط بدعوته وبإخوانه ويدخل بها في صراع الخلافات بارك الله فيكم.
نحن والله نتمنى من إحياء التراث أن تعود إلى رشدها وأن يكون أعمالها الخفية مثل أعمالها الظاهرة وهي-- سلفية واضحة باطنا وظاهرا ترى آثار هذه السلفية في الخارج وفي الداخل .لكم مانرى هذا,أين هذا في بانجلاديش,وأين مثل هذا في السودان,وأين آثارها في بلدان بعيدة وإن كانوا يلبسون على الناس ,يلبسون على الناس ويقولون: نطبع الكتب وننشر كذا وكذا ........(كلمة غير واضحة) بارك الله فيك
ليست مخلصة في نشر المنهج السلفي الذي رفع رايته رسول الله وصحابته الكرام وأتباعه أحمد بن حنبل وابن تيمية وابن عبد الوهاب .نجدهم ذكر الإخوان ,مجاملات,والسياسات وما شاكل ذلك.فلتتب إلى الله عز وجل من هذا المنهج .
تم هذا اللقاء في يوم الخميس الموافق الثامن من شهر الله الحرام عام 1426 .بعنوان: الوسطية في الإسلام
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته.

Terjemahannya
Syaikh Rabi Ibn Haadi : “Demi Allah, mereka mengatakan bahwa Ihya’ At-Turots komitmen dengan manhaj Salafi, namun ada beberapa kritikan keras atas mereka, dimana di luar - lebih banyak (kritikannya) - daripada di dalamnya. Aku berpendapat bahwa bekerjasama dengan mereka adalah bentuk kerjasama yang menentang manhaj Salafi. "

"Maka wajib atas mereka bertaubat kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala dan komitmen terhadap Manhaj Salafi, baik secara lahir maupun batin serta mengumumkan perang terhadap sikap ekstrim ini, terhadap berbagai manhaj, manhaj Sayyid Quthb. Adapun Imamnya Ihya’ At-Turots Abdurrahman Abdul Khaliq, yang membela At-Turabi (Hasan At-Turabi), Sayyid Quthub, Al-Banna (Hasan al Banna), Al-Maududi (Abul A'la Al- Maududi) serta yang lainnya dari para pemimpin bid’ah dan fitnah yakni Abdurrahman Abdul Khaliq) tetap menjadi imam yang dikultuskan dalam hati Ihya’ At-Turots. Barakallahu fiikum - Semoga Allah memberkahi Anda"

"Maka inilah data-data yang paling kuat yang menunjukkan bahwa Ihya’ at-Turots tidaklah jujur dalam mengarahkan dirinya kepada manhaj Salafi. Pengaruh Abdurrahman Abdul Khaliq telah diketahui dimana dia tidak membawa manhaj Salafi dengan sesungguhnya secara bersih dan murni. Diantara indikasi terkuat bahwa ia tidak komitmen dengan manhaj ini, bahwa ia bersikap loyal kepada kaum takfir di Yaman, Jum’iyyatul Hikmah dan yang semisalnya. Juga bersikap loyal kepada selain mereka, Ikhwanul Muslimin. Mana kesungguhan mereka dalam menghadapi pemikiran Ikhwani ini ? Mereka tidak punya keinginan (membantah pemikiran Ikhwan, pen) kecuali untuk menarik diri dari manhaj Salafi.
Ikhwan sekalian, yang jelas kami menasehati para pemuda Salafi agar mempelajari manhaj Salafi melalui cara-cara yang mulia dan bersih. Dan aku menasehati seorang Salafi yang jujur agar tidak menjerumuskan saudara mereka dalam berbagai perselisihan yang berkelanjutan, isu ini dan isu itu."

"Aku telah menasehatkan kalian dalam banyak kesempatan agar kalian hendaklah menjauhkan diri dari berbagai sebab perselisihan. Bekerjasama dengan Ihya’ At-Turots akan mengantarkan kepada pergolakan dan perselisihan diantara kalian.
Seorang Salafi yang jujur tidak mempermainkan dakwahnya dan saudara-saudaranya dengan menjerumuskannya ke dalam pergolakan khilaf, barakallahu fiikum."

"Kami –demi Allah- berharap dari Ihya’ At-Turots agar kembali kepada kebenaran dan agar amalan-amalannya yang tersembunyi seperti amalannya yang nampak.Yaitu menjadi Salafiyah yang jelas, batin maupun zahir, yang dapat dilihat pengaruh Salafiyyah ini baik di luar maupun di dalam. Namun kita tidak melihat ini, sejauh mana (pengaruh salafiyahnya) di Bangladesh, juga yang seperti itu di Sudan, juga pengaruhnya di berbagai negeri yang jauh. Walaupun mereka mengelabui manusia dan mengatakan: “Kami mencetak kitab, kami menyebar ini dan itu…..[1]. Barokallahu fiik. Tidak memurnikan dalam menyebarkan dakwah Salafiyah yang telah diangkat benderanya oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam dan para sahabatnya yang mulia serta orang-orang yang mengikutinya seperti Imam Ahmad bin Hambal, Ibnu Taimiyyah dan Ibnu Abdul Wahhab. Kami mendapatkan mereka (Ihya’ At-Turots, pen) memuji Ikhwanul Muslimin, basa-basi, berpolitik dan yang semisalnya. Maka hendaklah mereka bertaubat kepada Allah Ta’ala dari manhaj ini."

Selesai pertemuan ini pada hari Kamis, bertepatan dengan tanggal 8 dari bulan Muharram 1426 H dengan judul : Sikap pertengahan dalam Islam.

Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarokatuh.


Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Selengkapnya...

Ihya'ut Turats menyimpang dalam manhaj - Fatwa Ulama (3)

Penulis : Al Ustadz Abu Karimah Askari bin Jamal Al-Bugisi

FATWA ASY-SYAIKH UBAID AL-JABIRI –HAFIDHAHULLAH-

فتوى الشيخ عبيد الجابري حفظه الله تعالى
(( أولا يا بني, نحن لا نتحدث إلا ببينة يستوي عندنا في هذا إحياء التراث وغيرها .لقد صح عندي بنقل الثقات منهم الشيخ عبد المالك رمضاني أن هذا موجود عندهم.ولا يزال عند بعض المنتسبين إليهم مثل عبد الله السبت ومحمد بن حميد النجدي .نعم. فهم أخفوا هذا عنكم,وكل جماعة منحرفة لا تعطي المنتسبين إليهم أول الأمر كل ما عندهم حتى جماعة التبليغ لا يبايعون على السلسلة الرباعية الصوفية وهي الجشتية والقادرية والسهروردية والنقشبندية إلا بعد اختبار ,نعم)).

Terjemahan
Syaikh Ubaid al Jabiri :
Jawaban beliau tatkala ditanya tentang pembai’atan yang terjadi di Jum’iyyah Ihya’ at-Turots:
“Pertama, wahai anakku, kita tidaklah berbicara kecuali dengan bukti, menurut kami dalam hal ini Jum’iyyah Ihya’ At-Turots atau yang lainnya. Dan telah sampai berita shahih menurutku dengan penukilan orang yang tsiqah (terpercaya), diantara mereka Asy-Syaikh Abdul Malik Ramadhani bahwa ini (bai’at) ada pada mereka. Dan masih saja ada pada sebagian orang yang menisbahkan dirinya kepada mereka seperti Abdullah As-Sabt dan Muhammad bin Humaid An-Najdi.

(Ini adalah transkrip dari kaset fatwa beliau oleh penerjemah, rekaman ada pada kami - penerjemah).

Iya, tetapi mereka menyembunyikan hal ini dari kalian. Dan setiap Jama’ah yang menyimpang pada awal kali tidak akan menyampaikan kepada orang-orang yang menisbahkan kepada mereka semua apa yang ada pada mereka. Bahkan Jama’ah Tabligh, mereka tidak membai’at berdasarkan empat serangkai Tarekat Shufiyah yaitu Al-Jusytiyah, Al-Qadiriyah, As-Sahrawardiyah,dan An-Naqsyabandiyah kecuali setelah melalui pengujian. Na’am (iya) ...”

السائل: أثابكم الله,هل تنصحون الشاب بالدخول مع جمعية إحياء التراث في حلقة تحفيظ القرآن وبعض دروسهم؟ نرجو النصيحة؟
الجواب: أقول,بالنسبة للجمعية,نحن تكلمنا فيها ,أعني جمعية إحياء التراث وبينا ما يسعنا بيانا في أشرطة,منها في السعودية ومنها في الكويت وأظن أن أبا محمد وأبا عثمان حضرا بعضها .وآخر ما تكلمت فيه عن هذه الجمعية شريط أو مقابلة سجلت معي من قبل بعض الكويتيين وكان ذلك الشريط في عام 1422 ,وكنت أنا ذاك مشتركا في دورة علمية بحفر الباطن,فالكويتييون زاروا جيرانهم وأجروا مع ذلك الشريط وهو موجود,وأظنه في التسجيلات السلفية عندكم في الكويت.
والذي أدين الله به أنه لا يجوز التعاون مع تلك الجمعية ولا غيرها من الجمعيات المنحرفة ولو اشتراك في سلكها ولا الدراسة في مدارس خاصة بها ولا حلقات خاصة بها ,ولا يجوز التعاون معها في أشرطتها الدعوية ,لأن هذه الحمعية ثبت عندنا أنها حرب على أهل السنة بالكويت .وكذلك تحتوي فيمن تحتوي من أعضائها المكفرين مثل ناظم المصباحي التي تنضح أشرطته بالتكفير إن لم يكن كلها فكثير منها ومن هون أمر هذه الجمعية ولطف حالها فإنهم ردوا عليه قوله بشهادة العدول من إخوانها وأبنائنا الكويتيين ومنهم مشيخة السلفية الذين يعرفون حالها ونحن نقبل قولهم وقول أبنائهم وإخوانهم به ما يجري في الكويت وهم أعلم ومنهم أبو محمد الشيخ فلاح بن إسماعيل وأبو عثمان الشيخ محمد بن عثمان العمري وغيرهم من مشيخة السلفية في الكويت ,نعم.

Terjemahan
Berkata penanya: “Semoga Allah Ta’ala memberimu pahala. Apakah engkau menasehatkan seorang pemuda untuk masuk bergabung bersama Yayasan Ihya’ At-Turots dalam halaqah Tahfidzul Qur’an dan sebagian pelajaran mereka? Kami mengharapkan nasehat …

Jawaban
Syaikh Ubaid al Jabiri : “Aku katakan, tentang organisasi ini. Kami telah berbicara tentangnya.Yang saya maksudkan adalah organisasi Ihya’ At-Turots dan telah kami jelaskan semampu kami dengan penjelasan dalam beberapa kaset, diantaranya di Saudi dan juga di Kuwait. Dan dugaannku bahwa Abu Muhammad dan Abu Utsman hadir pada sebagian (majelis).Yang terakhir, aku berbicara tentang Yayasan ini dalam satu kaset atau pertemuan yang direkam bersamaku oleh beberapa orang Kuwait. Dan kaset itu (terekam) pada tahun 1422 H. Dan aku pada waktu itu ikut dalam Daurah ilmiyyah di Hafrul Batin. Maka orang-orang dari Kuwait mengunjungi tetangga mereka lalu mereka –bersamaan dengan itu- kaset itu ada, saya mengira ada di Tasjilat Salafiyah di tempat kalian, Kuwait.

Yang aku jadikan sebagai keyakinanku yang aku beragama pada Allah Ta’ala dengannya, bahwa tidak boleh bekerja sama dengan organisasi ini dan juga dengan organisasi yang lainnya dari organisasi-organisasi yang menyimpang, walaupun hanya ikut pada kegiatannya saja. Juga tidak boleh belajar di sekolah-sekolah khusus mereka dan tidak pula pada halaqah-halaqah mereka serta tidak boleh kerjasama dengannya dalam kaset-kaset dakwah mereka, sebab yayasan ini telah jelas pada kami bahwa mereka memerangi Ahlus Sunnah di Kuwait.

Demikian pula tercakup diantara orang yang bergabung bersama mereka dari para anggotanya orang-orang takfiri [2] seperti Nadzim Al-Misbahi yang kaset-kasetnya dipenuhi dengan takfir, kalau bukan semuanya, maka mayoritasnya. Dan siapa yang meremehkan keadaan organisasi ini dan menggampangkan keadaannya, maka sesungguhnya bantahan atasnya dengan persaksian orang-orang yang adil dari ikhwan kita, dan dari anak-anak kita di Kuwait.

Diantara mereka, para syaikh Salafiyah yang mengenal keadaannya dan kita menerima ucapan mereka dan ucapan anak-anak dan ikhwan mereka tentangnya terhadap apa yang terjadi di Kuwait. Dan mereka lebih mengetahui.Diantara mereka Abu Muhammad Syaikh Falah bin Ismail dan Abu Utsman Syaikh Muhammad bin Utsman Al-Umri dan yang lainnya dari para Syaikh Salafi di Kuwait. Na’am...”

(Ini adalah transkrip dari kaset fatwa beliau oleh penerjemah, rekaman ada pada kami - penerjemah)


Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Selengkapnya...

Ihya'ut Turats menyimpang dalam manhaj - Fatwa Ulama (4)

Penulis : Al Ustadz Abu Karimah Askari bin Jamal Al-Bugisi

FATWA ASY-SYAIKH MUHAMMAD BIN HADI AL-MADKHALI Hafidhahullah-

فتوى الشيخ محمد بن هادي المدخلي خفظه الله تعالى
السائل:يوجد لجمعية إحياء التراث جهود في مجال الدعوة ؟
الجواب: هل تعرفون هذه الجمعية وهل هي قائمة على النهج السلفي؟لا والله ما هي قائمة على المنهج السلفي,والله على المنهج الإخواني قائمة, وأصحابها متلونون .والذي نعرفه منهم لا يجوز لنا أن ندعه لحال من زكاهم ممن تجملوا له وهو لا يعرفه,فإن الله سبحانه وتعالى لم يكلفنا إلا بما علمنا .وهذه الجمعية حزبية والبيعة عندهم يسمونها العهد.أو يسمونها طاعة المسؤول .وانظروا إليهم في مواقفهم .فأينما شرقوا أو غربوا في العالم الإسلامي وغير الإسلامي لا تجدهم إلا يفرقون الدعوات السلفية.ما يجمعون,وإنما يأتون إلى التجمعات السلفية فيفرقونها ,وذلك بسبب المال الذي معهم.فنسأل الله العافية والسلامة .ولقد تكلمت في هذا في كثير من الأشرطة ولي في هذا كلام في شريطين في الكويت عندهم. الشاهد عبد الرحمن عبد الخالق ليس بخاف علينا ولا بخاف عليكم جميعا وهو شيخهم إلى هذه الساعة وإن حاولوا التنقل منه.فنسأل الله العافية والسلامة والكلام فيه يطول ولكن أكتفي بهذا ))

Terjemahan
Penanya berkata: “Apakah didapati pada Jum’iyyah Ihya’ At-Turots andil dalam bidang dakwah ?”

Jawaban
Syaikh Dr. Muhammad Ibn Hadi al Madkhali : “Apakah Kalian tahu Jum’iyyah ini? Apakah dibangun di atas manhaj Salafi ? Demi Allah dia (Ihya’ut Turots-pen) tidak dibangun diatas manhaj Salafi. Demi Allah dibangun di atas manhaj Ikhwani, para anggotanya adalah orang-orang yang mutalawwin/bermuka dua [3]. Adapun yang kami ketahui tentang mereka, tidak boleh bagi kita mendiamkan karena adanya orang yang memberi rekomendasi kepada mereka, dari orang-orang yang mereka (orang-orang Ihya' Turats-pent) berbasa-basi di hadapannya sementara mereka (yang memberi rekomendasi) tidak mengetahuinya.
Sesungguhnya Allah Ta’ala tidak membebani kita kecuali dengan apa yang kita ketahui. Sementara organisasi ini adalah Hizbiyyah. Mereka mempunyai bai’at yang mereka namakan perjanjian atau mereka namakan “Ta’at kepada penanggung jawab (pengurus, pen).” Maka, perhatikanlah mereka dalam berbagai sikapnya! Kemanapun mereka pergi, ke Barat atau ke Timur, di negara Islam atau selain negara Islam, kalian tidak mendapati mereka melainkan mereka memecah-belah dakwah Salafiyah.

Mereka (Ihya’ At-Turots) tidaklah mempersatukan, namun mereka mendatangi perkumpulan Salafiyah lalu memecah-belah diantara mereka. Dan itu disebabkan karena harta yang ada pada mereka. Kita memohon kepada Allah Ta’ala 'afiyat dan keselamatan. Aku telah membicarakan ini di banyak kaset, dan aku juga telah berbicara dalam dua kaset di Kuwait, di (negeri) mereka.

Intinya, Abdurrahman Abdul Khaliq tidak tersamarkan bagi kita dan tidak tersamarkan pula oleh kalian semuanya bahwa dia adalah Syaikh mereka (Ihya’ at Turats) sampai saat ini, walaupun mereka berusaha berpindah darinya.

Kita memohon kepada Allah Ta’ala afiyat dan keselamatan. Pembicaraan seputar masalah ini panjang, namun aku mencukupkan hingga di sini.

(Ini adalah transkrip dari kaset fatwa beliau oleh penerjemah, rekaman ada pada kami - penerjemah)


Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Selengkapnya...

Ihya'ut Turats menyimpang dalam manhaj - Fatwa Ulama (5)

Penulis : Al Ustadz Abu Karimah Askari bin Jamal Al-Bugisi

FATWA SYAIKHUNA MUQBIL BIN HADI –RAHIMAHULLAH- (1)

فتوى الشيخ مقبل رحمه الله تعالى
((جمعية إحياء التراث علمها هو جمع الأموال ثم بعد ذلك تجميع الناس معهم وإلى دعوة ديمقراطية .ليس الخلاف بيننا وبينهم من أجل المال, وليس الخلاف بيننا وبينهم من أجل المراكز وليس الخلاف بيننا وبينهم من أجل المرتفعات العسكرية وغيرها.الخلاف بيننا وبينهم أنهم يدعون إلى الديمقراطية وهكذا أيضا الإخوان المفلسون يدعون إلى الديمقراطية ويريدون أن يصوروا للناس من أنها إسلامية, والله المستعان)).

Terjemahan
Syaikh Muqbil ibn Hadi rahimahullah : “Jum’iyyah Ihya’ At-Turots ilmunya adalah mengumpalkan harta, kemudian mengumpulkan manusia agar bersama mereka dan mengajak kepada Demokrasi. Bukanlah perselisihan antara kita dan mereka (Ihya’ At-Turots) disebabkan karena harta. Dan bukanlah perselisihan antara kita dan mereka (Ihya’ At-Turots) disebabkan karena markaz (pondok pesantren) dan bukan perselisihan antara kami dan mereka dalam masalah tingkatan ketentaraan.

Perselisihan antara kita dan mereka (Ihya’ at-Turots) adalah karena mereka menyeru kepada Demokrasi. Demikian pula, Al-Ikhwan Al-Muflisun menyeru kepada Demokrasi. Mereka hendak menggambarkan kepada manusia bahwa itu adalah cara Islami. Wallahul musta’an”.


Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Selengkapnya...

Ihya'ut Turats menyimpang dalam manhaj - Fatwa Ulama (6)

Penulis : Al Ustadz Abu Karimah Askari bin Jamal Al-Bugisi

FATWA SYAIKHUNA MUQBIL BIN HADI –RAHIMAHULLAH- (2)

فتوى الشيخ مقبل رحمه الله تعالى:
السائل: كما سمعتم فقد اتصلت جمعية إحياء التراث ببعض المشايخ مثل الشيخ ابن باز وعبد المحسن العباد وابن عثيمين وعبد الرحمن جبرين واستطاعت إلى الأخذ بتزكية شفوية من الشيخ ابن باز حفظه الله ,حيث ذكر أنها جمعية طيبة فتعاونوا معهم فإن أخطؤوا فبينوا أخطاءهم ,انتهى كلامه بالمعنى ولما سمعوا ما أرادوا خرجوا ....(كلمة غير مفهومة) كشبهة بعض إخواننا هناك أنهم يقولون :إذا كانت هذه الجمعية صاحبة شر وضلال فكيف يزكيها هؤلاء المشايخ .فيا شيخ ماردكم على هذا؟
الجواب: الحمد لله صلى الله وسلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه ,اشهد ألا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له ,أما بعد:
فعلماءنا الأفاضل حفظهم الله تعالى يأتي صاحب الجمعية إليهم ويقول : يا شيخ نحن نهتم ببناء المساجد وبفتح مدارس تحفيظ القرآن وبكفالة اليتامى وبحفر الآبار وغير ذلك من الأفعال الحميدة الصالحة فالشيخ .........(كلمة غير واضحة) ما رأيك في هذه الجمعية تهتم ببناء المساجد وتحفيظ القرآن وكفالة اليتامى وكفالة الدعاة إلى الله وحفر الآبار ,من الذي يقول هذا ما يجوز كل واحد يقول –يا أخي- هذا عمل صالح كله لكن المشايخ حفظهم الله تعالى لا يعرفون ما بعد هذا .
والواقع أن الأموال التي تأتيهم أصحاب الجمعية لتحارب بها أهل السنة في السودان وفي اليمن نعم وفي أرض الحرمين ونجد وفي أندونيسيا وفي كثير من البلاد الإسلامية .
(مفرغ من الشريط بصوته رحمه الله وهو عندي)

Terjemahan
Berkata penanya: “Sebagaimana yang engkau dengar, sungguh Jum’iyyah Ihya’ At-Turots telah menghubungi sebagian syaikh seperti Syaikh Bin Baaz, Abdul Muhsin Al-Abbad, Ibnu Utsaimin dan Abdurrahman Jibrin. Dan mereka berhasil mendapatkan tazkiyah secara lisan dari Syaikh Bin Baaz Hafidzahullah, dimana beliau menyebutkan bahwa “... ini adalah Jum’iyyah yang bagus, maka bekerjasamalah dengan mereka. Jika mereka bersalah maka jelaskan kesalahan mereka....,” demikian ucapannya secara makna.

Tatkala mereka mendengar apa yang mereka inginkan, lantas mereka keluar ….(kalimat tidak dipahami) seperti syubhat sebagian saudara kita di sana bahwa mereka mengatakan : “...jika Jum’iyyah ini memiliki kejelekan dan kesesatan, lalu bagaimana mungkin direkomendasi oleh para Syaikh ini...”. Maka wahai Syaikh, apa bantahan anda terhadap hal ini?

Jawaban
Syaikh Muqbil ibn Hadi rahimahullah : "Segala puji milik Allah Ta’ala . Semoga Allah Ta’ala memberi shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam, keluarganya dan para shahabatnya.
Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah Ta’ala semata, tidak ada sekutu baginya.Dan Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya. Siapa yang diberi hidayah oleh Allah Ta’ala maka tidak ada yang mampu menyesatkannya dan siapa yang disesatkan oleh Allah Ta’ala, maka tidak ada yang mampu memberi hidayah kepadanya. Amma Ba’du:

Ulama kita yang mulia –semoga Allah Ta’ala senantiasa menjaga mereka- , lantas anggota Jum’iyyah datang kepada mereka dan berkata: “...wahai Syaikh, kami memperhatikan masalah pembangunan masjid-masjid, membuka madrasah tahfidz Al-Qur’an, menanggung anak-anak yatim, menggali sumur-sumur dan yang lainnya - dari berbagai perbuatan yang terpuji dan saleh -.” “Maka syaikh …..(kalimat tidak jelas), apa pendapatmu tentang jum’iyyah ini, yang memperhatikan pembangunan masjid, tahfidz al-Qur’an, menanggung anak-anak yatim, menanggung para da’i di jalan Allah Ta’ala, menggali sumur-sumur...”. Siapa yang mengatakan ini tidak boleh ? Setiap orang mengatakan –ya akhi- ini adalah amalan saleh semuanya ! Namun, para syaikh tersebut –semoga Allah Ta’ala menjaga mereka- tidak mengetahui apa yang terjadi setelah ini.

Kenyataannya bahwa harta yang sampai ke mereka dari para pengurus Jum’iyyah digunakan untuk memerangi Ahlus Sunnah di Sudan, di Yaman, di bumi Haramain (Mekkah dan Madinah, pen), Nejed dan di Indonesia dan di banyak negara Islam.

(Ini adalah transkrip dari kaset fatwa beliau oleh penerjemah, rekaman ada pada kami - penerjemah)



Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Selengkapnya...

Ihya'ut Turats menyimpang dalam manhaj - Fatwa Ulama (7)

Penulis : Al Ustadz Abu Karimah Askari bin Jamal Al-Bugisi

KESIMPULAN
Kesimpulan dari apa yang difatwakan oleh para Masyaikh –Hafidzahumullah- tersebut adalah bahwa Ihya’ At-Turots adalah yayasan Hizbiyyah, dengan beberapa alasan:
1. Mereka adalah para pembela manhaj Quthbi Takfiri
2. Abdurrohman Abdul Khaliq tetap menjadi Syaikhnya Ihya’ At-Turots dan tetap mulia di hati mereka, walaupun membela kebatilan, membela Hasan At-Turabi, Sayyid Quthb, Hasan Al-Banna, Al-Maududi dan yang lainnya dari para penyeru kesesatan.
3. Menyeru kepada Demokrasi
4. Mereka memiliki bai’at yang namanya diubah dengan istilah “’ahd (perjanjian), atau menaati pengurus yang bertanggung jawab”.
5. Diantara pengurusnya terdiri dari para takfiriyyun, seperti Nadzim al-Misbahi dan yang lainnya.
6. Bersikap loyal kepada Takfiriyyun dan kepada Al-Ikhwanul Muslimin.
7. Menyebabkan perpecahan di kalangan Ahlus Sunnah di berbagai Negara.
8. Memiliki manhaj Sirriy yang tidak diketahui kecuali hanya orang-orang tertentu.
9. Ikut serta dalam berpolitik dan masuk parlemen.

Dengan demikian, jelas tidak diperbolehkan bekerjasama dengan mereka sebab akan mendatangkan kemudharatan dan menyebabkan terjadinya perpecahan. Adapun fatwa para masyayikh yang memberi rekomendasi mereka, hal ini disebabkan karena mereka menyampaikan kepada para masyayikh tersebut perkara-perkara yang sifatnya baik, adapun kebatilan yang ada pada mereka jelas mereka sembunyikan dari para Syaikh Hafidzahumullah tersebut.Wallahul musta’an. (bersambung)

Footnote :
1. (kalimat yang ada tidak fahami,pen)
2. Mudah mengkafirkan orang lain, warisan Sayyid Quthb dan yang semisalnya dari kalangan Khawarij.
3. Yaitu tidak kokoh di atas manhaj yang satu, yaitu manhaj Salaf, namun bermanhaj sesuai kondisi.

(Ditulis oleh al Ustadz Abu Karimah Askari bin Jamal Al-Bugisi. Fatwa dikutip dari rekaman di Sahab.Net. File rekaman ada pada redaksi dan ustadz)


Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Selengkapnya...

Bagaimana hukum menonton film, sandiwara, televisi ?

Penulis : Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani

Hukum Televisi

Tanya:
Apa hukum televisi?

Jawab:
Tidak diragukan, bahwa keberadaan televisi dewasa ini hukumnya haram. Meskipun sebenarnya televisi, demikian juga radio, alat perekam, atau alat semacamnya merupakan bagian-bagian dari nikmat Allah Suhanahu wa Ta'ala yang diberikan kepada hamba-Nya. Sebagaimana firman Allah dalam surat Ibrohim ayat 34: "Dan jika kamu menghitung nikmat Allah , tidaklah kamu dapat menghitungnya."

Sebagaimana kita ketahui, pendengaran, penglihatan ataupun lidah adalah karunia Allah Subhanahu wa Ta'ala sebagai nikmat untuk hamba-hamba-Nya. Akan tetapi, kebanyakan nikmat ini menjadi adzab atas orang yang memilikinya. Sebab mereka tidak menggunakannya dijalan yang dicintai Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sementara itu, televisi, radio, alat perekam dan sejenisnya dikatakan sebagai nikmat, kapan hal itu terjadi ? Jawabnya, pada saat mempunyai nilai manfaat untuk umat.

Televisi dewasa ini, 99% banyak menayangkan nilai-nilai atau faham-faham kefasikan, perbuatan dosa, nyayian haram, ataupun perbutaan yang mengumbar hawa nafsu, dan lain-lain sejenisnya. Hanya 1 % tayangan televisi yang dapat diambil manfaatnya. Jadi kesimpulan hukum televisi itu dilihat dari penayangan yang dominan.

Jika telah terdapat Daulah Islamiyah, dan dapat menerapkan kurikulum ilmiah yang berfaedah bagi umat, maka berkaitan dengan televisi untuk saat itu; saya tidak hanya mengatakan boleh (jaiz) tetapi wajib hukumnya.

(Dinukil dari al Ashalah 10/15 Syawal 1414 H hal. 40, Edisi Indonesia "25 fatwa", Fadhilatus Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahullah terbitan Semarang, 1995)

Tanya : Wanita Muslimah zaman sekarang banyak meghabiskan bulan Ramadhan dengan begadang di depan televisi atau vidio atau siaran dari parabola atau berjalan di pasar-pasar dan tidur, apa saran Anda kepada wanita Muslimah ini ?

Jawab :
Yang disyari'atkan bagi kaum Musimin baik pria mupun wanita adalah menghormati bulan Ramadhan, dengan menyibukkan dirinya pada perbuatan-perbuatan ketaatan serta menjauhi perbuatan-perbuatan maksiat dan pekerjaan buruk lainnya di setiap waktu, lebih-lebih lagi di bulan Ramadhan karena kemuliaan Ramadhan. Begadang untuk menonton film atau sinetron yang ditayangkan televisi atau video atau lewat parabola atau mendengarkan musik dan lagu (saat ini media berkembang, VCD, DVD, IPod, MP3 player, via HP, red), semua perbuatan itu adalah haram dan merupakan perbuatan maksiat, baik di bulan Ramadhan ataupun bukan. Dan jika perbuatan itu dilakukan di bulan Ramadhan maka dosanya akan lebih besar.

Kemudian jika begadang yang diharamkan ini ditambah lagi dengan melalaikan kewajiban dan meninggalkan shalat karena tidur di siang hari, maka ini adalah perbuatan maksiat lainnya. Begitulah watak perbuatan maksiat, saling dukung mendukung, jika suatu perbuatan maksiat dilakukan maka akan menimbulkan perbuatan maksiat lainnya, begitu seterusnya.

Haram hukumnya wanita pergi ke pasar-pasar kecuali untuk keperluan yang mendesak. Keluarnya wanita harus sebatas keperluan dengan syarat ia harus menutup aurat serta menjauhkan diri dari bercampur dengan kaum pria atau berbicara dengan mereka kecuali sebatas keperluan hingga tidak menimbulkan fitnah. Dan hendaknya ia jangan terlalu lama keluar rumah hingga melalaikan shalatnya karena keburu tidur ketika sampai di rumah, atau menyia-nyiakan hak-hak suami dan anak-anaknya. [Majmu 'Fatawa wa Maqalat Mutanawwi'ah, Syaikh Ibnu Baaz]

Tanya : Bagaimana hukumnya sandiwara (sinetron, film, red) ?

Jawab : Sandiwara, saya katakan tidak boleh karena:
Pertama: Di dalamnya melalaikan orang yang hadir, mereka memperhatikan gerakan-gerakan pemain sandiwara dan mereka senang(tertawa). Di dalamnya mengandung unsur menyia-nyiakan waktu. Orang Islam akan dimintai pertanggungjawabannya terhadap waktunya. Dia dituntut untuk memelihara dan mengambil faedah dari waktunya, untuk mengamalkan apa-apa yang diridhai oleh Allah Ta'ala, sehingga manfaatnya kembali kepadanya baik di dunia maupun di akhirat. Sebagaimana hadits Abu Barzah Al-Aslamy, dia berkata,'Telah bersabda Rasulullah, "Tidak bergeser kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat sehingga ditanya tentang umurnya, untuk apa dia habiskan. tentang hartanya darimana dia dapatkan, dan untuk apa dia infakkan. tentang badannya untuk apa dia kerahkan. " [Dikeluarkan Imam At Tirmidzi (2417) dan dia menshahihkannya]

Umumnya sandiwara itu dusta. Bisa jadi memberi pengaruh bagi orang yang hadir dan menyaksikan atau memikat perhatian mereka atau bahkan membuat mereka tertawa. Itu bagian dari cerita-cerita khayalan. Sungguh telah ada ancaman dari Rasulullah bagi orang yang berdusta untuk menertawakan manusia dengan ancaman yang keras. Yakni dari Muawiyah bin Haidah bahwasanya Rasulullah bersabda,

"Celaka bagi orang-orang yang berbicara(mengabarkan) sedangkan dia dusta (dalam pembicaraannya) supaya suatu kaum tertawa maka celakalah bagi dia, celakalah bagi dia."[Hadits hasan dikeluarkan oleh Hakim(I/46), Ahmad(V/35) dan At-Tirmidzi(2315).]

Mengiringi hadits ini Syaikh Islam berkata,'Dan sungguh Ibnu Mas'ud berkata,

"Sesungguhnya dusta itu tidak benar baik sungguh-sungguh maupun bercanda."

Adapun apabila dusta itu menimbulkan permusuhan atas kaum muslimin dan membahayakan atas dien tentu lebih keras lagi larangannya. Bagaimanapun pelakunya yang menertawakan suatu kaum dengan kedustaan berhak mendapat hukuman secara syar'i yang bisa menghalangi dari perbuatannya itu.[Majmu Fatawa(32/256)]

(Dinukil dari Edisi Indonesia Menepis Penyimpangan Manhaj Dakwah hal 84-93, Syaikh Dr Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan)



Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Selengkapnya...

Hukum Merokok dalam Islam

Penulis : Fatwa al Lajnah ad Daimah li al Buhuts al ‘Ilmiyyah wa al If

SIKAP ISLAM TERHADAP ROKOK

Sesungguhnya Allah ta’ala mengutus Nabi Muhammad dengan petunjuk-Nya dan agama yang hak, untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya dan membersihkan serta mensucikan hati mereka dari kotoran kekufuran dan kefasikan dan membebaskan mereka dari belenggu penghambaan kepada selain Allah ta’ala.

Dia (Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam) membersihkan manusia dari kesyirikan dan kehinaan kepada selain Allah dan memerintahkannya untuk beribadah hanya kepada Allah semata dengan merendahkan diri dan mencintai-Nya dan meminta serta memohon kepada-Nya dengan penuh harap dan takut.

Dia juga mensucikan manusia dari setiap kebusukan maksiat dan perbuatan dosa, maka dia melarang manusia atas setiap perbuatan keji dan buruk yang dapat merusak hati seorang hamba dan mematikan cahayanya dan agar menghiasinya dengan akhlak mulia dan budi perkerti luhur serta pergaulan yang baik untuk membentuk pribadi muslim yang sempurna. Maka dari itu dia menghalalkan setiap sesuatu yang baik dan mengharamkan setiap yang keji, baik makanan, minuman, pakaian, pernikahan dan lainnya.

Termasuk yang diharamkan karena dapat menghilangkan kesucian adalah merokok, karena berbahaya bagi fisik dan mengdatangkan bau yang tidak sedap, sedangkan Islam adalah (agama) yang baik, tidak memerintahkan kecuali yang baik. Seyogyanya bagi seorang muslim untuk menjadi orang yang baik, karena sesuatu yang baik hanya layak untuk orang yang baik, dan Allah ta’ala adalah Maha Baik tidak menerima kecuali yang baik.

Berikut akan kami kemukakan beberapa fatwa dari para ulama terkemuka tentang hukum rokok : “Merokok hukumnya haram, begitu juga memperdagangkannya. Karena didalamnya terdapat sesuatu yang membahayakan, telah diriwayatkan dalam sebuah hadits :
áÇó ÖóÑóÑó æóáÇó ÖöÑóÇÑó ÃÎÑÌå ÇáÅãÇã ÃÍãÏ Ýí ÇáãÓäÏ æãÇáß Ýí ÇáãæØà æÇÈä ãÇÌÉ
“ Tidak (boleh melakukan/menggunakan sesuatu yang) berbahaya atau membahayakan” (Riwayat Ahmad dalam Musnadnya, Malik dan Atturmuzi)

Demikian juga (rokok diharamkan) karena termasuk sesuatu yang buruk (khabaits), sedangkan Allah ta’ala (ketika menerangkan sifat nabi-Nya Shalallahu 'alaihi wassalam) berfirman: “...dia menghalalkan bagi mereka yang baik dan mengharamkan yang buruk“ (Al A’raf : 157)

Panitia Tetap Lembaga Riset Ilmiah dan Fatwa Kerajaan Saudi Arabia.
Ketua: Abdul Aziz bin Baz
Wakil Ketua: Abdurrazzak Afifi.
Anggota: Abdullah bin Ghudayyan –
Abdullah bin Quud.

“Merokok diharamkan, begitu juga halnya dengan Syisyah, dalilnya adalah firman Allah ta’ala: “Jangan kalian bunuh diri kalian sendiri, sesungguhnya Allah maha penyayang terhadap diri kalian “ (An-Nisa : 29)
“ Jangan kalian lemparkan diri kalian dalam kehancuran” (Al-Baqarah : 195)

Dunia kedokteran telah membuktikan bahwa mengkonsumsi barang ini dapat membahayakan, jika membahayakan maka hukumnya haram. Dalil lainnya adalah firman Allah ta’ala:
(æóáÇó ÊõÄúÊõæÇ ÇáÓøõÝóåóÇÁó ÃóãúæóÇáóßõãú ÇáøóÊöì ÌóÚóáó Çááåõ áóßõãú ÞöíóÇãðÇ ( ÇáäÓÇÁ : 5

“ Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan..” (An Nisa:5)
Kita dilarang menyerahkan harta kita kepada mereka yang tidak sempurna akalnya karena pemborosan yang mereka lakukan. Tidak diragukan lagi bahwa mengeluarkan harta untuk membeli rokok atau syisyah merupakan pemborosan dan merusak bagi dirinya, maka berdasarkan ayat ini hal tersebut dilarang.

Sunnah Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam juga menunjukkan pelarangan terhadap pengeluaran harta yang sia-sia, dan mengeluarkan harta untuk hal ini (rokok dan syisyah) termasuk menyia-nyiakan harta. Rasulullah e bersabda:
{ áÇó ÖóÑóÑó æóáÇó ÖöÑóÇÑó }

Syekh Muhammad bin Sholeh bin ‘Utsaimin
Anggota Lembaga Majlis Ulama Kerajaan Saudi Arabia


“Telah dikeluarkan sebuah fatwa dengan nomor: 1407, tanggal 9/11/1396H, dari Panitia Tetap Lembaga Riset Ilmiah dan Fatwa di Riyadh, sebagai berikut: “Tidak dihalalkan memperdagangkan rokok dan segala sesuatu yang diharamkam karena dia termasuk sesuatu yang buruk dan mendatangkan bahaya pada tubuh, rohani dan harta.

Jika seseorang hendak mengeluarkan hartanya untuk pergi haji atau menginfakkannya pada jalan kebaikan, maka dia harus berusaha membersihkan hartanya untuk dia keluarkan untuk beribadah haji atau diinfakkan kepada jalan kebaikan, berdasarkan umumnya firman Allah ta’ala:
íóÇ ÃóíøõåóÇ ÇáøóÐöíúäó ÂãóäõæÇ ÃóäúÝöÞõæÇ ãöäú ØóíøöÈóÇÊö ãóÇ ßóÓóÈúÊõãö æóãöãøóÇ ÃóÎúÑóÌúäóÇ áóßõãú ãöäó ÇúáÃóÑúÖö æóáÇó ÊóíóãøóãõæÇ ÇáúÎóÈöíúËó ãöäúåõ ÊõäúÝöÞõæúäó æóáóÓúÊõãú ÈöÂÎöÐöíúåö ÅöáÇøó Ãóäú ÊõÛúãöÖõæÇ Ýöíúåö (ÃáÈÞÑÉ:267
“ Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (dijalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata darinya “ (Al Baqarah: 267)

Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam bersabda: “ Sesungguhnya Allah Maha Baik, tidak akan menerima kecuali yang baik “ (al Hadits)
æÈÇááå ÇáÊæÝíÞ æÕáì Çááå Úáì äÈíäÇ ãÍãÏ æÂáå æÕÍÈå æÓáã

(Dinukil dari terjemahan ÚÝæÇð ããäæÚ ÇáÊÏÎíä Maaf, dilarang MEROKOK oleh Thalal bin Sa'ad Al 'Utaibi)




Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Selengkapnya...

SHALAT BERJAMA'AH DI MASJID, WAJIBKAH? (1)

Shalat berjama'ah adalah termasuk dari sunnah Rasulullah dan para shahabatnya.
Rasulullah dan para shahabatnya selalu melaksanakannya, tidak pernah meninggalkannya kecuali jika ada 'udzur yang syar'i.
Bahkan ketika Rasulullah sakit pun beliau tetap melaksanakan shalat berjama'ah di masjid dan ketika sakitnya semakin parah beliau memerintahkan Abu Bakr untuk mengimami para shahabatnya.

Para shahabat pun bahkan ada yang dipapah oleh dua orang (karena sakit) untuk melaksanakan shalat berjama'ah di masjid.
Kalau kita membaca dan memperhatikan dengan sebaik-baiknya Al-Qur`an, As-Sunnah serta pendapat dan amalan salafush shalih maka kita akan mendapati bahwa dalil-dalil tersebut menjelaskan kepada kita akan wajibnya shalat berjama'ah di masjid.

Di antara dalil-dalil tersebut adalah:

1. Perintah Allah Ta'ala untuk Ruku' bersama Orang-orang yang Ruku'
Dari dalil yang menunjukkan wajibnya shalat berjama'ah adalah firman Allah Ta'ala:
"Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat serta ruku'lah bersama orang-orang yang ruku'." (Al-Baqarah:43).
Berkata Al-Imam Abu Bakr Al-Kasaniy Al-Hanafiy ketika menjelaskan wajibnya melaksanakan shalat berjama'ah:
"Adapun (dalil) dari Al-Kitab adalah firman-Nya: "Dan ruku'lah bersama orang-orang yang ruku'." (Al-Baqarah:43),
Allah Ta'ala memerintahkan ruku' bersama-sama orang-orang yang ruku', yang demikian itu dengan bergabung dalam ruku' maka ini merupakan perintah menegakkan shalat berjama'ah.
Muthlaqnya perintah menunjukkan wajibnya mengamalkannya." (Bada`i'ush-shana`i' fi Tartibisy-Syara`i' 1/155 dan Kitabush-Shalah hal.66).

2. Perintah Melaksanakan Shalat Berjama'ah dalam Keadaan Takut
Tidaklah perintah melaksanakan shalat berjama'ah dalam keadaan biasa saja, bahkan Allah telah memerintahkannya hingga dalam keadaan takut.
Allah berfirman: "Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (shahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata?". (An-Nisa`:102).
Maka apabila Allah Ta'ala telah memerintahkan untuk melaksanakan shalat berjama'ah dalam keadaan takut maka dalam keadaan aman adalah lebih ditekankan lagi (kewajibannya).
Dalam masalah ini berkata Al-Imam Ibnul Mundzir: "Ketika Allah memerintahkan shalat berjama'ah dalam keadaan takut menunjukkan dalam keadaan aman lebih wajib lagi." (Al-Ausath fis Sunan Wal Ijma' Wal Ikhtilaf 4/135; Ma'alimus Sunan karya Al-Khithabiy 1/160 dan Al-Mughniy 3/5).

3. Perintah Nabi untuk Melaksanakan Shalat Berjama'ah
Al-Imam Al-Bukhariy telah meriwayatkan dari Malik bin Al-Huwairits: Saya mendatangi Nabi dalam suatu rombongan dari kaumku, maka kami tinggal bersamanya selama 20 hari, dan Nabi adalah seorang yang penyayang dan lemah lembut terhadap shahabatnya, maka ketika beliau melihat kerinduan kami kepada keluarga kami,
beliau bersabda: "Kembalilah kalian dan jadilah bersama mereka serta ajarilah mereka dan shalatlah kalian, apabila telah datang waktu shalat hendaklah salah seorang di antara kalian adzan dan hendaklah orang yang paling tua (berilmu tentang Al-Kitab & As-Sunnah dan paling banyak hafalan Al-Qur`annya) di antara kalian mengimami kalian." (Hadits Riwayat Al-Bukhari no. 628, 2/110 dan Muslim semakna dengannya no. 674, 1/465-466).
Maka Nabi yang mulia memerintahkan adzan dan mengimami shalat ketika masuknya waktu shalat yakni beliau memerintahkan pelaksanakannya secara berjama'ah dan perintahnya terhadap sesuatu menunjukkan atas kewajibannya.

4. Larangan Keluar dari Masjid setelah Dikumandangkan Adzan
Sesungguhnya Rasulullah melarang keluar setelah dikumandangkannya adzan dari masjid sebelum melaksanakan shalat berjama'ah.
Al-Imam Ahmad telah meriwayatkan dari Abu Hurairah ia berkata: "Rasulullah memerintahkan kami, apabila kalian di masjid lalu diseru shalat (dikumandangkan adzan-pent) maka janganlah keluar salah seorang di antara kalian sampai dia shalat (di masjid secara berjama'ah-pent) (Al-Fathur-Rabbani Li Tartib Musnad Al-Imam Ahmad no. 297, 3/43).

5. Tidak Ada Keringanan dari Nabi bagi Orang yang Meninggalkan Shalat Berjama'ah
Sesungguhnya Nabi yang mulia tidak memberikan keringanan kepada 'Abdullah Ibnu Ummi Maktum untuk meninggalkan shalat berjama'ah dan melaksanakannya di rumah, padahal Ibnu Ummi Maktum mempunyai beberapa 'udzur sebagai berikut:
a. keadaannya yang buta,
b. tidak adanya penuntun yang mengantarkannya ke masjid,
c. jauhnya rumahnya dari masjid,
d. adanya pohon kurma dan pohon-pohon lainnya yang menghalanginya antara rumahnya dan masjid,
e. adanya binatang buas yang banyak di Madinah dan
f. umurnya yang sudah tua serta tulang-tulangnya sudah rapuh.
Al-Imam Muslim telah meriwayatkan dari Abu Hurairah ia berkata: Seorang laki-laki buta mendatangi Nabi lalu berkata: "Ya Rasulullah, sesungguhnya saya tidak mempunyai seorang penuntun yang mengantarkanku ke masjid".
Lalu ia meminta Rasulullah untuk memberi keringanan baginya untuk shalat di rumahnya maka Rasulullah memberikannya keringanan.
Ketika Ibnu Ummi Maktum hendak kembali, Rasulullah memanggilnya lalu berkata: "Apakah Engkau mendengar panggilan (adzan) untuk shalat?" ia menjawab "benar", maka Rasulullah bersabda: "Penuhilah panggilan tersebut."
Dan juga banyak dalil-dalil lainnya yang menunjukkan akan wajibnya shalat berjama'ah di masjid bagi setiap muslim yang baligh, berakal dan tidak ada 'udzur syar'i baginya.

Kaum Muslimah Lebih Utama Shalat di Rumahnya
Adapun bagi kaum muslimah maka yang lebih utama baginya adalah shalat di rumahnya daripada di masjid,
sebagaimana disebutkan di dalam Al-Qur`an: "Wa buyuutuhunna khairullahunna" (dan rumah-rumah mereka lebih baik bagi mereka) dan juga hadits-hadits yang sangat banyak yang menjelaskan keutamaan shalat di rumah bagi kaum muslimah.
Tapi apabila kaum muslimah meminta idzin untuk shalat di masjid maka tidak boleh dilarang bahkan harus diidzinkan.
Tetapi ketika dia keluar ke masjid harus memenuhi syarat-syaratnya yaitu menutupi aurotnya secara sempurna, tidak memakai wangi-wangian, tidak ditakutkan menimbulkan fitnah dan yang lainnya yang telah dijelaskan para 'ulama.
Syaikhul Islam menjelaskan bahwa dalam keadaan tertentu shalatnya muslimah di masjid lebih utama dari pada di rumah ketika di masjid terdapat pelajaran (ta'lim) yang disampaikan oleh ahlus sunnah, tetapi jika di masjid tidak ada kajian 'ilmu maka shalat di rumah lebih baik daripada di masjid.

Mengambil Ilmu Agama Harus dari Orang yang Benar Manhajnya
Dan perlu di ketahui bahwa kita tidak boleh mengambil 'ilmu dari sembarang orang, tapi harus dari orang yang sudah jelas manhajnya dan terbukti berpegang teguh dengan Al-Qur`an dan As-Sunnah dengan pemahaman para shahabat.
Kalau ia belum jelas manhajnya dan bahkan dia menyelisihi sunnah (seperti merokok, memotong jenggot, menurunkan kain di bawah mata kaki, bercampur baur dengan orang yang bukan mahramnya dan lainnya dari perkara-perkara yang menyelisihi Sunnah Rasulullah) maka tidak sepantasnya kita mengambil 'ilmu darinya.
Hal ini telah dijelaskan oleh Al-Imam Ibnu Sirin, di mana dia berkata: "Sesungghunya ilmu ini adalah agama maka hendaklah salah seorang dari kalian melihat dari mana ia mengambil agamanya.",
dalam lafazh yang lain ia berkata: "Mereka (salafush-shalih) tidak menanyakan tentang isnad (suatu hadits) tetapi ketika terjadinya fitnah (setelah terbunuhnya 'Utsman bin 'Affan-pent) maka mereka mengatakan: "sebutkan sanad kalian!" Maka ketika itu dilihat, apabila 'ilmu (hadits) itu datang dari Ahlus Sunnah maka diambil haditsnya tetapi apabila datang dari Ahlul Bid'ah maka ditolak haditsnya." (Lihat Muqaddimah Shahih Muslim).



Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Selengkapnya...

SHALAT BERJAMA'AH DI MASJID, WAJIBKAH? (2)

AKIBAT YANG JELEK BAGI ORANG YANG TIDAK MEMENUHI PANGGILAN UNTUK SUJUD
Dari dalil-dalil yang menunjukkan atas wajibnya shalat berjama'ah adalah apa yang telah dijelaskan oleh Allah Ta'ala dari jeleknya akibat orang yang tidak memenuhi/menjawab panggilan untuk sujud.

Allah berfirman: "Pada hari betis disingkapkan dan mereka dipanggil untuk bersujud maka mereka tidak mampu (untuk sujud). (Dalam keadaan) pandangan mereka tunduk ke bawah lagi mereka diliputi kehinaan. Dan sesungguhnya mereka dahulu (di dunia) diseru untuk bersujud dan mereka dalam keadaan sejahtera." (Al-Qalam:42-43).
Yang dimaksud dengan "seruan untuk sujud" adalah seruan untuk melaksanakan shalat berjama'ah.
Berkata Turjumanul Qur`an 'Abdullah bin 'Abbas dalam menafsirkan ayat ini: "Mereka mendengar adzan dan panggilan untuk shalat tetapi mereka tidak menjawabnya" (Ruhul Ma'ani 29/36).
Dan sungguh tidak hanya seorang dari salafnya ummat ini yang menguatkan tafsiran ini, atas dasar inilah berkata Ka'ab Al-Ahbar: "Demi Allah tidaklah ayat ini diturunkan kecuali terhadap orang-orang yang menyelisihi dari (shalat) berjama'ah." (Tafsir Al-Baghawiy 4/283, Zadul Masir 8/342 dan Tafsir Al-Qurthubiy 18/251).
Telah Berkata Sa'id bin Jubair: "Mereka mendengar (panggilan) 'Hayya 'alal falaah' tetapi tidak memenuhi panggilan tersebut." (Tafsir Al-Qurthubiy 18/151 dan Ruhul Ma'ani 29/36).
Berkata Ibrahim An-Nakha'iy: "Yaitu mereka diseru dengan adzan dan iqamah tetapi mereka enggan (memenuhi seruan tersebut)." (Ibid).
Berkata Ibrahim At-Taimiy: "Yakni (mereka diseru) kepada shalat yang wajib dengan adzan dan iqamah." (Tafsir Al-Baghawiy 4/283).
Dan sejumlah ahli tafsir telah menjelaskan juga bahwasanya dalam ayat ini terdapat ancaman bagi orang yang meninggalkan shalat berjama'ah.
Atas dasar/jalan ini berkata Al-Hafizh Ibnul Jauziy: "Dan dalam ayat ini terdapat ancaman bagi orang yang meninggalkan shalat berjama'ah." (Zadul Masir 8/342).
Berkata Al-Imam Fakhrurraziy (tentang ayat): "Dan sungguh mereka pada waktu di dunia telah diseru untuk sujud sedang mereka dalam keadaan sejahtera." (Al-Qalam:43), yakni ketika mereka diseru kepada shalat-shalat (yang wajib) dengan adzan dan iqamah sedang mereka dalam keadaan sejahtera, mampu untuk melaksanakan shalat.
Dalam ayat ini terdapat ancaman terhadap orang yang duduk (tidak menghadiri) dari shalat berjama'ah dan tidak memenuhi panggilan mu`adzdzin sampai ditegakkannya iqamah shalat berjama'ah." (At-Tafsirul-Kabir 30/96).
Dan berkata Al-Imam Ibnul Qayyim: "Dan telah berkata lebih dari satu dari salafush shalih tentang firman Allah Ta'ala: "Dan sungguh mereka pada waktu di dunia telah diseru untuk sujud sedang mereka dalam keadaan sejahtera." (Al-Qalam:43), yaitu ucapan mu`adzdzin: "hayya 'alash-shalaah hayya 'alal-falaah".
Dan ini merupakan dalil yang dibangun di atas dua perkara:
Yang pertama: bahwasanya memenuhi panggilan itu adalah wajib
Yang kedua: tidak bisa memenuhi panggilan tersebut kecuali dengan hadir dalam shalat berjama'ah.
Hal tersebut di atas (kewajiban shalat berjama'ah di masjid-pent) adalah yang telah difahami oleh golongan yang paling 'alim dari ummat ini dan yang paling fahamnya yaitu dari kalangan para shahabat radhiyallahu 'anhum. (Ibnul Qayyim, Kitabush shalah hal. 65).
Dan yang menguatkan akan wajibnya shalat berjama'ah juga adalah apa yang telah disebutkan oleh 'Abdullah bin 'Abbas dari jeleknya akibat orang yang meninggalkannya.
Sungguh Al-Imam Ibnu Abi Syaibah telah meriwayatkan dari Mujahid dari Ibnu 'Abbas ia berkata: Telah berselisih atasnya seorang laki-laki yang berpuasa sepanjang siang dan shalat sepanjang malam tapi tidak menghadiri shalat jum'at dan tidak pula shalat berjama'ah, maka ia berkata: "Dia di neraka." (Al-Mushannaf 1/346 dan Jami'ut-Tirmidzi 1/188 dicetak dengan Tuhfatul Ahwadzi).
Sebagai penutup kami bawakan ucapannya Ibrahim bin Yazid At-Taimiy, ia berkata: "Apabila Engkau melihat/mendapatkan orang yang mengenteng-entengkan (bermudah-mudahan) dalam masalah takbiratul ihram, maka bersihkanlah badanmu darinya." (Siyar A'lamin Nubala` 5/62, lihat Dharuratul Ihtimam hal. 83).
Dari ucapan beliau ini, terdapat isyarat agar kita berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan takbiratul ihram dalam shalat berjama'ah.
Maka seyogyanya bagi kita untuk memperhatikan aktivitasnya masing-masing. Hendaklah ketika keluar atau bepergian melihat waktu shalat.
Ketika waktu adzan dikumandangkan sebentar lagi sekitar 5 atau 10 menit maka kita selayaknya memperhatikannya, apakah keluarnya kita bisa mengejar untuk mendapatkan takbiratul ihram atau tidak? Jika tidak, lebih baik kita menunggu sampai kita selesai melaksanakan shalat.
Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang mencintai Sunnah Rasulullah, mengamalkannya, menjaganya dengan sebaik-baiknya dan membelanya dari para penentangnya, Amin. Wallahu a'lamu bish-shawab.

Maraji':
1. Ahammiyyatu Shalatil Jama'ah, Dr. Fadhal Ilahi
2. Dharuratul Ihtimam bissunnanin Nabawiyyah, Asy-Syaikh 'Abdussalam bin Barjas
3. Shahih Muslim
4. Fatwa-fatwa Asy-Syaikh Al-Albaniy



Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Selengkapnya...

KEYAKINAN ASHHABUL HADITS TENTANG SIFAT-SIFAT ALLAH

[Syaikh Abu Utsman Isma'il Ash-Shabuni berkata]: Semoga Allah melimpahkan taufiq.
Sesungguhnya Ashhabul Hadits (yang berpegang teguh kepada Al-Kitab dan As-Sunnah) -semoga Allah menjaga mereka yang masih hidup dan merahmati mereka yang telah wafat- adalah orang-orang yang bersaksi atas keesaan Allah, dan bersaksi atas kerasulan dan kenabian Muhammad shallallahu `alaihi wa sallam.

Mereka mengenal Allah subhanahu wata'ala dengan sifat-sifatnya yang Allah utarakan melalui wahyu dan kitab-Nya, atau melalui persaksian Rasul-Nya shallallahu'alaihi wa sallam dalam hadits-hadits yang shahih yang dinukil dan disampaikan oleh para perawi yang terpercaya.

Mereka menetapkan dari sifat-sifat tersebut apa-apa yang Allah tetapkan sendiri dalam Kitab-Nya atau melalui perantaraan lisan Rasulullah shallallahu'alaihi wasallamshallallahu `alaihi wa sallam. Mereka tidak meyerupakan sifat-sifat tersebut dengan sifat-sifat makhluk. Mereka menyatakan bahwa Allah menciptakan Adam 'alaihissalam dengan tangan-Nya, sebagaimana yang dinyatakan dalam Al-Qur'an: "Allah berfirman:
"Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. (Shaad:75)

Mereka tidak menyimpangkan Kalamullah dari maksudnya-maksud sebenarnya, dengan mengartikan kedua tangan Allah sebagai dua kenikmatan atau kekuatan, seperti yang dilakukan oleh Mu'thazilah dan Jahmiyyah -semoga Allah membinasakan mereka-.

Mereka juga tidak mereka-reka bentuknya atau menyerupakan dengan tangan-tangan makhluk, seperti yang dilakukan oleh kaum Al-Musyabbihah -semoga Allah menghinakan mereka-. Allah subhanahu wa ta'ala telah memelihara Ahlus Sunnah dari menyimpangkan, mereka-reka atau menyerupakan sifat-sifat Allah dengan makhluk-Nya. Allah telah memberi karunia atas diri mereka pemahaman dan pengertian, sehingga mereka mampu meniti jalan mentauhidkan dan mensucikan Allah 'azza wa jalla. Mereka meninggalkan ucapan-ucapan yang bernada meniadakan, menyerupakan dengan makhluk. Mereka mengikuti firman Allah azza wa jalla:
"tidak ada sesuatupun yang serupa dengan-Nya, dan Ia Maha Mendengar lagi Maha Melihat" (Asy-Syuraa:11)

Al-Qur'an juga menyebutkan tentang "Dua tangan-Nya" dalam firman-Nya:
"..yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku.. " (Shaad:75)

Dan diriwayatkan dalam banyak hadits-hadits shahih dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang menyebutkan tangan Allah, seperti kisah perdebatan Musa dengan Adam 'alaihimas salam, tatkala Musa berkata:
"Allah telah menciptakan dirimu dengan tangan-Nya dan membuat para malaikat bersujud kepadamu" (HR. Muslim)



Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Selengkapnya...

NAWAAQIDHUL ISLAAM (1)

(Pembatal-pembatal Keislaman Seseorang)

Secara bahasa, Nawaaqidh berasal dari kata "Naaqidh" yang artinya hal-hal yang merusak dan membatalkan.
Secara syari'at, Nawaaqidhul Islaam adalah gambaran tentang keyakinan-keyakinan dan ucapan-ucapan serta perbuatan-perbuatan yang akan meniadakan keimanan seseorang.
Ada sepuluh hal yang dapat membatalkan keislaman seseorang yang disebutkan oleh Asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdul Wahhab Rahimahullah Ta'ala:

1. Melakukan kesyirikan dalam beribadah kepada Allah Ta'ala, seperti berdo'a kepada selain Allah, berdo'a kepada orang yang sudah mati, dsb.
Kesyirikan ditempatkan di nomor pertama karena alasan-alasan sebagai berikut:
(1). Karena banyaknya manusia yang terjerumus dalam kemusyrikan, Allah berfirman: "...wahum musyrikuun" (al-ayat).
Ibnu Hajar Al-Haitsamy mengatakan: "Banyaknya manusia terjerumus kepada kesyirikan tanpa mereka sadari";
(2). Karena besarnya dosa kemusyrikan (syirik disebut sebagai dosa besar ditinjau dari sifatnya bukan dari hukumnya,
karena kesyirikan itu dosa yang paling besar yang tidak akan diampuni pelakunya jika sampai mati dia belum bertaubat sedangkan dosa yang lainnya akan diampuni bagi yang Allah kehendaki walaupun pada waktu mati dia belum bertaubat).
Ada hadits dari Ibnu Mas'ud ketika Rasulullah ditanya, dosa apakah yang paling besar, Rasulullah menjawab: "Engkau menjadikan tandingan-tandingan bagi Allah padahal Dialah yang menciptakanmu" (Muttafaqun 'alaih).
Juga hadits dari Abu Bakrah bahwasanya Rasulullah bersabda: "Maukah aku beritahukan kepada kalian dosa besar yang paling besar? Yaitu syirik kepada Allah" (Muttafaqun 'alaih);
(3). Seluruh dosa-dosa itu berada di bawah kehendak Allah kecuali syirik (lihat An-Nisa' : 48 & 116);
(4). Seluruh para rasul dilarang oleh Allah untuk berbuat kemusyrikan;
(5). Kemusyrikan menghapuskan amalan-amalan.
Kemusyrikan yang merajalela di muka bumi ini tidak lepas dari tiga hal, yaitu: 'aqidah, ucapan dan perbuatan.

2. Barangsiapa yang menjadikan antara dirinya dan Allah perantara yang dia berdo'a melalui mereka (seperti meminta syafa'at dan bertawakkal kepada mereka) maka dia telah kafir (dan musyrik-red) secara ijma'.
Ada 2 alasan mengapa kaum musyrikin menjadikan (membuat) malaikat sebagai perantara dalam ibadah (do'a) mereka, yaitu:
(1). sebagian mereka beranggapan bahwa dirinya bukan termasuk yang ahli untuk langsung berdo'a kepada Allah (mereka merasa sebagai orang yang kotor dan banyak dosa sehingga perlunya perantara dalam do'a mereka);
(2). sebagian mereka beranggapan bahwa para nabi, malaikat, para wali dan orang-orang shalih mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Allah sehingga mereka menjadikan orang-orang tersebut (para nabi dan lainnya) sebagai perantara dalam ibadah (do'a) mereka.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: "Barangsiapa yang menjadikan antara Allah dengan makhluk-Nya perantara sebagaimana antara raja dengan rakyatnya maka dia telah musyrik".
Untuk itu dalam berdo'a harus langsung kepada Allah, tidak boleh melalui perantara seperti melalui orang yang sudah mati karena ini adalah syirik besar.
Adapun meminta supaya dido'akan oleh orang yang shalih yang masih hidup dan dia ada di tempat (bukan ghaib) maka ini diperbolehkan tetapi hukumnya makruh (tidak dianjurkan).

3. Barangsiapa yang tidak mengkafirkan kaum musyrikin (juga orang-orang kafir secara umum) atau ragu-ragu tentang kekafiran mereka atau bahkan membenarkan madzhab-madzhab mereka maka dia telah kafir.
Terdapat 2 kaidah yang agung dalam agama kita yaitu:
(1). perintah hanya untuk beribadah kepada Allah saja dan menumbuhkan loyalitas/kecintaan di dalamnya;
(2). menjauhi kesyirikan dan menumbuhkan sikap bara' (berlepas diri) terhadapnya serta mengkafirkan pelakunya.
(dua kaidah ini bisa dilihat dalam surat Al-Baqarah ayat 256 tentang wajibnya kufur kepada thaghut dan beriman kepada Allah).
Sikap/sifat kufur terhadap thaghut adalah berkeyakinan tentang bathilnya peribadahan kepada selain Allah, menjauhinya, membencinya dan mengkafirkan ahlinya serta mengadakan permusuhan kepadanya.

4. Barangsiapa yang berkeyakinan (bukan dengan kebodohan) bahwa selain petunjuk Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam itu lebih sempurna daripada petunjuknya atau berkeyakinan bahwa hukum selainnya lebih baik daripada hukum Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam seperti orang yang lebih mengutamakan hukum thaghut di atas hukum Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam maka dia telah kafir.
Telah datang hadits dari Jabir bin Abdillah dalam hadits khuthbatul hajat riwayat Al-Imam Muslim bahwa sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Rasulullah.
Berkata Hasan Bin 'Atiyah: "Sesungguhnya Jibril menurunkan As-Sunnah kepada Nabi seperti halnya dia menurunkan Al-Qur`an kepada Nabi".
Dalam masalah ini, Asy-Syaikh 'Abdul 'Aziz bin Baz berkata bahwa orang yang berhukum kepada selain hukum Allah tidak terlepas dari 4 keadaan:
(1). orang yang berhukum kepada selain hukum Allah dalam kondisi/keadaan dia meyakini selain hukum Allah itu lebih baik dari pada hukum Allah, maka ini adalah kufur akbar;
(2). orang yang berhukum kepada selain hukum Allah dalam kondisi dia yakin bahwa hukum Allah itu lebih baik tetapi dia yakin bolehnya berhukum kepada selain hukum Allah, maka ini juga kufur akbar;
(3). barangsiapa yang mengatakan bahwa hukum Allah itu menyamai hukum buatan manusia sehingga boleh berhukum dengan selain hukum Allah, maka ini juga kufur akbar;
(4). barangsiapa yang berhukum kepada selain hukum Allah dalam kondisi dia meyakini bahwa hukum Allah lebih baik dan lebih pantas untuk diterapkan akan tetapi dia berhukum kepada selain hukum Allah karena dorongan hawa nafsunya untuk meraih dunia atau tekanan dari penguasa-penguasa lainnya, ini masuk dosa besar yang tidak sampai mengeluarkannya dari Islam.

5. Barangsiapa yang membenci sedikitpun dari ajaran Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam walaupun dia mengamalkannya maka sungguh dia telah kafir.
Allah berfirman: "Wakarihuu maa anzalallaahu faahbatha a'maalahum" (al-ayat), ini ditujukan bagi orang-orang kafir dan munafiqin.
Kebencian itu ada 2 macam:
(1). kebencian thabi'y, yaitu kebencian secara tabi'at yang ada pada setiap manusia tanpa benci sedikitpun kepada syari'at Allah, sebagaimana firman Allah: "Yaa ayyuhalladziina aamanuu kutiba 'alaikumulqitaal wahuwa kurhullakum" (Al-Baqarah:216), dalam ayat ini orang-orang beriman secara tabi'at kemanusiaan membenci perang karena dalam perang itu seseorang akan mengorbankan hartanya, meninggalkan tempat tinggalnya dan cita-citanya yang didambakannya tanpa sedikitpun membenci syari'at Allah tersebut yaitu kewajiban perang (jihad fii sabiilillaah);
(2). kebencian i'tiqady, yaitu kebencian yang ada pada orang-orang kafir dan munafiqin yang mereka membenci (dengan keyakinannya) terhadap syari'at Allah, sebagaimana Allah terangkan kebencian mereka terhadap jihad fii sabiilillaah dalam firman-Nya: "Wakarihuu `an yujaahiduu fii sabiilillaahi biamwaalihim wa anfusihim" (al-ayat).



Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Selengkapnya...

NAWAAQIDHUL ISLAAM (2)

6. Barangsiapa yang memperolok-olok (melecehkan) sedikit saja dari ajaran Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam atau memperolok-olok masalah pahala dan siksanya maka sungguh dia telah kafir.
Allah berfirman yang artinya: "Katakanlah, apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kalian selalu berolok-olok. Tidak usah kalian minta maaf, karena kalian kafir sesudah beriman". (At-Taubah:65-66).

Asy-Syaikh Asy-Syanqithy dalam tafsirnya, menjelaskan bahwa sikap tidak hormat kepada Rasul atau menganggap kurang atau menghinanya maka sungguh ini telah menjadikan dia kufur. (Adhwa'ul Bayan jilid VII).
Makanya, kita tidak boleh memperolok-olok ajaran/sunnah Rasulullah seperti memelihara jenggot, mamakai kain di atas mata kaki dan sunnah yang lainnya karena akan terkena ancaman dalam ayat tadi tanpa kita sadari, na'udzu billah min dzalik.

7. Sihir dan darinya seperti sulap dan pelet juga jampi-jampi (serta perdukunan-red), maka barangsiapa yang mengerjakannya atau meridhainya, sungguh telah kufur.
Sihir termasuk syirik karena 2 hal:
(1). di dalamnya terdapat permintaan bantuan terhadap syetan-syetan atau bergantung kepadanya atau mendekatkan diri dari apa-apa yang dimaukan syetan tersebut;
(2). di dalam ilmu sihir tersebut berarti seseorang telah mengaku mengetahui ilmu ghaib yang berarti telah berserikat dalam ilmu ghaib. (Lihat Tafsir As-Sa'dy)

8. Memberikan loyalitas (kecintaan, kasih sayang dan pertolongan) kepada kaum musyrikin dan memberikan pertolongan kepada mereka di atas kaum muslimin.
Yang berhak untuk diberikan Al-Wala' (loyalitas) ada 2 macam:
(1). secara muthlaq, yaitu orang beriman yang menegakkan/menjalankan syari'at Allah secara sempurna;
(2). orang yang berhak mendapatkan loyalitas di satu sisi dan berhak mendapat bara' (kebencian) di sisi lain yaitu ahli ma'shiyat dan ahli bid'ah (selama bid'ahnya tidak sampai kufur).
Sedangkan orang kafir/musyrik tidak boleh diberikan loyalitas sedikitpun.

9. Barangsiapa yang berkeyakinan bahwa sebagian orang dibolehkan mendapatkan kelonggaran untuk keluar dan tidak mengikuti syari'atnya Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam seperti halnya telah diberi kelonggaran kepada Khidhir untuk keluar (tidak mengikuti) dari syari'atnya Nabi Musa 'Alaihis salam maka sungguh dia telah kafir.

10. Barangsiapa yang berpaling dari mempelajari agama Allah dan berpaling dari mengamalkannya sungguh telah kafir.
Ibnul Qayyim dalam Madaarijus Saalikiin menjelaskan tentang keadaan orang tersebut: "Dia tidak mau menggunakan pendengaran dan hatinya untuk mendengarkan apa-apa yang dibawa Rasul, tidak membenarkannya dan tidak pula mendustakannya dan tidak memberikan kecintaan dan kebencian dan tidak memperhatikan sama sekali syari'at Allah dan Rasul-Nya".
Ibnul Qayyim berkata: "Sebab turunnya 'adzab karena 2 hal:
(1). berpaling, tidak mau mempelajari agama Allah;
(2). tidak mau beramal dalam agama Allah (tidak mau memperhatikan kewajiban dan perintah-perintah-Nya)". Dalilnya adalah firman Allah: "Dan siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian dia berpaling daripadanya? Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa". (As-Sajdah:22).

Sepuluh hal ini adalah yang sering dilakukan, bukan membatasi hanya 10 hal. Tetapi secara umum yang membatalkan keislaman adalah:
(1). menentang perkara yang sudah diketahui dari agama akan keharusan pengetahuannya (seperti kewajiban rukun Islam);
(2). mengerjakan perbuatan-perbuatan kekufuran;
(3). mengucapkan kekufuran;
(4). meyakini dengan keyakinan-keyakinan yang kufur dan
(5). meninggalkan dan berpaling dari agama Allah. (Lihat As`ilah Wa Ajwibah Fil Kufri Wal Iman soal pertama).
Untuk menghindari hal-hal yang dapat membatalkan keislaman, kita harus mempelajari agama kita dengan baik dan mengamalkannya serta berdo'a kepada Allah agar diselamatkan dari hal-hal tersebut.
Allaahumma innaa na'uudzubika min annusyrika bika syai`an-na'lamuh, wanastaghfiruka limaa laa na'lam. Aamiin Ya Mujiibas Saa`iliin.Wallaahu a'lamu bish-shawaab.

Maraji':
1. Majmuu'atut Tauhid karya 'ulama-'ulama besar.
2. As`ilah Wa Ajwibah Fil Kufri Wal Iman, Asy-Syaikh 'Abdul 'Aziz bin 'Abdullah Ar-Rajihiy.



Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Selengkapnya...

PERNYATAAN ASHHABUL HADITS TENTANG SIFAT-SIFAT ALLAH

Dan demikian juga pernyataan mereka tentang sifat-sifat Allah 'azza wa jalla yang disebutkan dalam Al-Qur'an maupun hadits-hadits yang shahih,
diantaranya: pendengaran, penglihatan, mata, wajah, ilmu, kekuatan, kekuasaan, keperkasaan, keagungan, kehendak, keinginan, perkataan, ucapan, ridha, marah, hidup, terjaga, gembira, tertawa, dll.

Tanpa menyerupakannya dengan sifat makhluk, tetapi mencukupkan dengan apa yang dikatakan oleh Allah dan Rasul-Nya tanpa menambah-nambahi, mengembel-embeli, takyif, tasybih, tahrif, mengganti, merubah, serta tidak membuang lafadz khabar yang bisa dipahami untuk kemudian ditakwil dengan makna yang salah.

Mereka menafsirkan berdasarkan dzahirnya dan menyerahkan makna sesungguhnya kepada Allah, dan mengatakan bahwasanya hakikat sesungguhnya yang mengetahui hanyalah Allah.
Sebagaimana diberitakan oleh Allah tentang orang-orang yang dalam ilmunya:

" Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Rabb kami". Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal" (Ali-Imran:7


Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Selengkapnya...

Syarhus Arba'ina Hadiitsan An Nawawiyah

HADITS PERTAMA

(Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naishaburi dan kedua kitab Shahihnya yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang) .

Catatan :

Hadits ini merupakan salah satu dari hadits-hadits yang menjadi inti ajaran Islam.
Imam Ahmad dan Imam syafi’i berkata : Dalam hadits tentang niat ini mencakup sepertiga ilmu.
Sebabnya adalah bahwa perbuatan hamba terdiri dari perbuatan hati, lisan dan anggota badan, sedangkan niat merupakan salah satu dari ketiganya.
Diriwayatkan dari Imam Syafi’i bahwa dia berkata : Hadits ini mencakup tujuh puluh bab dalam fiqh.
Sejumlah ulama bahkan ada yang berkata : Hadits ini merupakan sepertiga Islam.

Hadits ini ada sebabnya, yaitu: ada seseorang yang hijrah dari Mekkah ke Madinah dengan tujuan untuk dapat menikahi seorang wanita yang konon bernama : “Ummu Qais” bukan untuk mendapatkan keutamaan hijrah.
Maka orang itu kemudian dikenal dengan sebutan “Muhajir Ummi Qais” (Orang yang hijrah karena Ummu Qais).

Pelajaran yang terdapat dalam Hadits :

- Niat merupakan syarat layak/diterima atau tidaknya amal perbuatan, dan amal ibadah tidak akan mendatangkan pahala kecuali berdasarkan niat (karena Allah ta’ala).
- Waktu pelaksanaan niat dilakukan pada awal ibadah dan tempatnya di hati.
- Ikhlas dan membebaskan niat semata-mata karena Allah ta’ala dituntut pada semua amal shalih dan ibadah.
- Seorang mu’min akan diberi ganjaran pahala berdasarkan kadar niatnya.
- Semua perbuatan yang bermanfaat dan mubah (boleh) jika diiringi niat karena mencari keridhoan Allah maka dia akan bernilai ibadah.
- Yang membedakan antara ibadah dan adat (kebiasaan/rutinitas) adalah niat.
- Hadits di atas menunjukkan bahwa niat merupakan bagian dari iman karena dia merupakan pekerjaan hati, dan iman menurut pemahaman Ahli Sunnah Wal Jamaah adalah membenarkan dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan.



Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Selengkapnya...

AL-QUR'AN KALAMULLAH BUKAN MAKHLUK

[Syaikh Abu Utsman Isma'il Ash-Shabuni berkata:] "Ashhabul Hadits bersaksi dan berkeyakinan bahwa Al-Qur'an adalah kalamullah (ucapan Allah), Kitab-Nya dan wahyu yang diturunkan, bukan makhluk.
Siapa yang menyatakan dan berkeyakinan bahwa ia makhluk maka kafir menurut pandangan mereka.

Al-Qur'an merupakan wahyu dan kalamullah yang diturunkan melalui Jibril kepada Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam dengan bahasa Arab untuk orang-orang yang berilmu sebagai peringatan dan kabar gembira, sebagaimana firman Allah ta'ala:
"Dan sesungguhnya al-Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh Rabb semesta alam, dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas. (Asy-Syu'ara: 192-195)

Al-Qur'an disampaikan oleh Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam kepada umatnya sebagaimana yang diperintahkan Allah:
"Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu". (Al-Maidah:67),

dan yang disampaikan oleh beliau adalah kalamullah. Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:
"Apakah kalian yang akan menghalangiku untuk menyampaikan kalam (ucapan) Rabbku" 1

Al-Qur'an yang dihafal dalam hati, dibaca oleh lisan, dan ditulis dalam mushaf-mushaf, bagaimanapun caranya Al-qur'an dibaca oleh qari', dilafadzkan oleh seseorang, dihafal oleh hafidz, atau dibaca dimanapun ia dibaca, atau ditulis dalam mushaf-mushaf dan papan catatan anak-anak dan yang lainnya adalah kalamullah-bukan makhluk.
Siapa yang beranggapan bahwa ia makhluk, maka telah kufur kepada Allah Yang Maha Agung.

Al-Imam Abu Bakar Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah berkata: "Al-Qur'an adalah kalamullah-bukan makhluk.
Siapa yang mengatakan Al-Qur'an adalah makhluk, maka dia telah kufur kepada Allah Yang Maha Agung, tidak diterima persaksiannya, tidak dijenguk jika sakit, tidak dishalati jika mati, dan tidak boleh dikuburkan di pekuburan kaum muslimin.
Ia diminta taubat, kalau tidak mau maka dipenggal lehernya. 2

Abu Ishaq bin Ibrahim pernah ditanya tentang lafadz Al-Qur'an, maka Beliau berkata: "Tidak pantas untuk diperdebatkan. 'Al-Qur'an kalamullah-bukan makhluk ".

Imam Ahmad bin Hambal berkata: "Orang yang menganggap makhluk lafadz Al-Qur'an adalah Jahmiyah, Allah berfirman:
"maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar kalamullah' (At-Taubah:6).

Dari mana ia mendengar? 3

Abdullah bin Al-Mubarak berkata: "Siapa yang mengkufuri satu huruf Al-Qur'an saja, maka ia kafir (ingkar) dengan Al-Qur'an.
Siapa yang mengatakan: Saya tidak percaya dengan Al-Qur'an maka ia kafir"

1 Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:" Adakah seseorang yang mau membawaku ke kaumnya?.
Sesungguhnya orang-orang Quraisy menghalangiku untuk menyampaikan kalam (ucapan) Rabbku" (HR.Bukhari dalam Af'alul 'ibad, At-Tirmidzi, dan dishahihkan oleh Ibnu Majah)

2 Sanadnya shahih, disebutkan oleh Adz-Dzahabi dalam Tadzkiratul Huffadz

3 Sanadnya shahih



Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Selengkapnya...

Syarhus Arba'ina Hadiitsan An Nawawiyah

Dari Umar radhiallahuanhu juga dia berkata : Ketika kami duduk-duduk disisi Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun diantara kami yang mengenalnya.
HADITS KEDUA
Hingga kemudian dia duduk dihadapan Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada kepada lututnya (Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam) seraya berkata: “ Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam ?”,
maka bersabdalah Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam : “ Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada Ilah (Tuhan yang disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu “, kemudian dia berkata: “ anda benar “.
Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang membenarkan.
Kemudian dia bertanya lagi: “ Beritahukan aku tentang Iman “. Lalu beliau bersabda: “ Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk “, kemudian dia berkata: “ anda benar“.
Kemudian dia berkata lagi: “ Beritahukan aku tentang ihsan “. Lalu beliau bersabda: “ Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau” .
Kemudian dia berkata: “ Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan kejadiannya)”. Beliau bersabda: “ Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya “.
Dia berkata: “ Beritahukan aku tentang tanda-tandanya “, beliau bersabda: “ Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin dan penggembala domba, (kemudian) berlomba-lomba meninggikan bangunannya “, kemudian orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar.
Kemudian beliau (Rasulullah) bertanya: “ Tahukah engkau siapa yang bertanya ?”. aku berkata: “ Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui “.
Beliau bersabda: “ Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian “.

(Riwayat Muslim)

Catatan :

Hadits ini merupakan hadits yang sangat dalam maknanya, karena didalamnya terdapat pokok-pokok ajaran Islam, yaitu Iman, Islam dan Ihsan.
Hadits ini mengandung makna yang sangat agung karena berasal dari dua makhluk Allah yang terpercaya, yaitu: Amiinussamaa’ (kepercayaan makhluk di langit/Jibril) dan Amiinul Ardh (kepercayaan makhluk di bumi/ Rasulullah)

Pelajaran yang terdapat dalam hadits:

- Disunnahkan untuk memperhatikan kondisi pakaian, penampilan dan kebersihan, khususnya jika menghadapi ulama, orang-orang mulia dan penguasa.
- Siapa yang menghadiri majlis ilmu dan menangkap bahwa orang–orang yang hadir butuh untuk mengetahui suatu masalah dan tidak ada seorangpun yang bertanya, maka wajib baginya bertanya tentang hal tersebut meskipun dia mengetahuinya agar peserta yang hadir dapat mengambil manfaat darinya.
- Jika seseorang yang ditanya tentang sesuatu maka tidak ada cela baginya untuk berkata: “Saya tidak tahu“, dan hal tersebut tidak mengurangi kedudukannya.
- Kemungkinan malaikat tampil dalam wujud manusia.
- Termasuk tanda hari kiamat adalah banyaknya pembangkangan terhadap kedua orang tua. Sehingga anak-anak memperlakukan kedua orang tuanya sebagaimana seorang tuan memperlakukan hambanya.
- Tidak disukainya mendirikan bangunan yang tinggi dan membaguskannya sepanjang tidak ada kebutuhan.
- Didalamnya terdapat dalil bahwa perkara ghaib tidak ada yang mengetahuinya selain Allah ta’ala.
- Didalamnya terdapat keterangan tentang adab dan cara duduk dalam majlis ilmu.


Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Selengkapnya...

Jumat, 23 Juli 2010

theholmgroupaz, a trusted place to buy a house

theholmgroupaz.com is a website that provides many advantages for those of you who need a very stately mansions and very great. Here you can select homes that can not imagine it beautiful.

Here you will be given many options. Starting from the Search through the folder, look for Featured Communities, looking for custom homes and many more.

No need to worry about reservations or to ask something. Email Alerts disedikan here to inquire by email, here too, there are blogs that will help you to find homes they want.

Free Sign Up With ease you to find your dream home. Wait what, you'll find Scottsdale real estate is very good and easy.

Simply call (480) 206-4265 . To ask questions and may be directly ordered the house here.

Selengkapnya...

theholmgroupaz, a trusted place to buy a house

theholmgroupaz.com is a website that provides many advantages for those of you who need a very stately mansions and very great. Here you can select homes that can not imagine it beautiful.

Here you will be given many options. Starting from the Search through the folder, look for Featured Communities, looking for custom homes and many more.

No need to worry about reservations or to ask something. Email Alerts disedikan here to inquire by email, here too, there are blogs that will help you to find homes they want.

Free Sign Up With ease you to find your dream home. Wait what, you'll find Scottsdale real estate is very good and easy.

Simply call (480) 206-4265 begin_of_the_skype_highlighting (480) 206-4265 end_of_the_skype_highlighting. To ask questions and may be directly ordered the house here.

Selengkapnya...

Minggu, 11 Juli 2010

Delapan Kebohongan Orang Tua Kita

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita percaya bahwa kebohongan akan membuat manusia terpuruk dalam penderitaan yang mendalam, tetapi kisah ini justru sebaliknya. Dengan adanya kebohongan ini, makna sesungguhnya dari kebohongan ini justru dapat membuka mata kita dan terbebas dari penderitaan, ibarat sebuah energi yang mampu mendorong mekarnya sekuntum bunga yang paling indah di dunia.

Cerita bermula ketika masih kecil, sebut saja si Andi, terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, sang Orang Tua sering memberikan porsi nasinya untuk Andi. Sambil memindahkan nasi ke mangkuk Andi, Orang Tua berkata : “Makanlah nak, aku tidak lapar” ——–KEBOHONGAN Orang Tua YANG PERTAMA

Ketika Andi mulai tumbuh dewasa, Orang Tua yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekat rumah, Orang Tua berharap dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan bergizi untuk petumbuhan. Sepulang memancing, Orang Tua memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu Andi memakan sup ikan itu, Orang Tua duduk disampingnya dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang Andi makan. Andi melihat Orang Tua seperti itu, hatinya tersentuh juga, lalu menggunakan sendok dan memberikannya kepada Orang Tua’nya. Tetapi sang Orang Tua dengan cepat menolaknya, ia berkata : “Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan” ———- KEBOHONGAN Orang Tua YANG KEDUA

Sekarang Andi sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah abangnya dan dia, Orang Tua pergi ke koperasi pembuatan kotak korek api untuk membawa sejumlah kotak korek api untuk ditempel merk’nya, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim dingin tiba, Andi bangun dari tempat tidurnya, melihat Orang Tua masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaanny menempel kotak korek api. Andi berkata :”Ibu/bapak, tidurlah, udah malam, besok pagi ibu/bapak masih harus kerja.” Orang Tua tersenyum dan berkata :”Cepatlah tidur nak, aku tidak capek” ——–KEBOHONGAN Orang Tua YANG KETIGA

Ketika ujian tiba, Orang Tua meminta cuti kerja supaya dapat menemani Andi pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, Orang Tua yang tegar dan gigih menunggu Andi di bawah terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai. Orang Tua dengan segera menyambut Andi dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untuknya. Teh yang begitu kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat Orang Tua yang dibanjiri peluh, Andi segera memberikan gelasnya untuk Orang Tuanya sambil menyuruhnya minum. Orang Tua berkata :”Minumlah nak, aku tidak haus!” ———-KEBOHONGAN Orang Tua YANG KEEMPAT

Setelah kepergian ayah/ibu karena sakit, ayah/ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluarga pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang paman yang baik hati yang tinggal di dekat rumah Andi pun membantu ayah/ibu baik masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan keluarga Andi yang begitu sengsara, seringkali menasehati ayah/ibu Andi untuk menikah lagi. Tetapi Orang Tua yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, ayah/ibu berkata : “Saya tidak butuh cinta” ———- KEBOHONGAN Orang Tua YANG KELIMA

Setelah Andi dan abangnya semua sudah tamat dari sekolah dan bekerja, ayah/ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ayah/ibu tidak mau, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Abang Andi yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan ayah/ibu, tetapi ayah/ibu bersikukuh tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata : “Saya punya duit” ———-KEBOHONGAN Orang Tua YANG KEENAM

Setelah lulus dari S1, Andi pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya Andi pun bekerja di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, Andi bermaksud membawa ayah/ibunya untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ayah/ibu yang baik hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepada Andi “Aku tidak terbiasa” ———-KEBOHONGAN Orang Tua YANG KETUJUH

Setelah memasuki usianya yang tua, ayah/ibu terkena penyakit kanker lambung, harus dirawat di rumah sakit, Andi yang berada jauh di seberang samudra atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk ayah/ibunda tercinta. Andi melihat ayah/ibu yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani operasi. Ayah/Ibu yang keliatan sangat tua, menatap Andi dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh ayah/ibu Andi sehingga ayah/ibunya terlihat lemah dan kurus kering. Andi sambil menatap ayah/ibunya sambil berlinang air mata. Hatinya perih, sakit sekali melihat ayah/ibunya dalam kondisi seperti ini. Tetapi ayah/ibu dengan tegarnya berkata : “Jangan menangis anakku,Aku tidak kesakitan” ———-KEBOHONGAN Orang Tua YANG KEDELAPAN.

Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, ibu Andi tercinta menutup matanya untuk yang terakhir kalinya.

**********
Dari cerita di atas, saya percaya teman-teman sekalian pasti merasa tersentuh dan ingin sekali mengucapkan : ” Terima kasih ayah, terimakasih ibu ! ” Coba dipikir-pikir teman, sudah berapa lamakah kita tidak menelepon ayah ibu kita? Sudah berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita untuk berbincang dengan ayah ibu kita? Di tengah-tengah aktivitas kita yang padat ini, kita selalu mempunyai beribu-ribu alasan untuk meninggalkan ayah ibu kita yang kesepian. Kita selalu lupa akan ayah dan ibu yang ada di rumah.

Jika dibandingkan dengan pacar/suami/ istri kita, kita pasti lebih peduli dengan pacar/suami/ istri kita. Buktinya, kita selalu cemas akan kabarnya, cemas apakah dia sudah makan atau belum, cemas apakah dia bahagia bila di samping kita. Namun, apakah kita semua pernah mencemaskan kabar dari orang tua kita? Cemas apakah orang tua kita sudah makan atau belum? Cemas apakah orang tua kita sudah bahagia atau belum? Apakah ini benar? Kalau ya, coba kita renungkan kembali lagi..

Diambil dari :

http://yudhim.dagdigdug.com/



Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Selengkapnya...

Senin, 05 Juli 2010

Bertangung jawab dengan Pilihan Hidup.

Bertangung jawab dengan Pilihan Hidup.

By Rahmadsyan Mind-Therapist


Assalamu’aliakum wr.wb

Semoga Sahabat saya yang baik, sekarang sedang menikmati kebahagiaan dalam pekerjaan yang dilakukannya. Sebagai alasan bagi Allah, bahwa kita pantas untuk dijadikan pribadi-pribadi yang damai hatinya.

Pernah saya bertanya kepada diri saya. ”Pernahkah kamu menginginkan hidup yang lebih baik? Apakah pernah terbesitkan difikiran kemauan memiliki kontribusi yang lebih baik untuk ummat? Apakah kamu pernah berhasrat memiliki pengaruh yang menghasilkan kebaikan bagi orang lain? Pernahkah dirimu mempunyai kemauan, supaya kerjaanmu melintasi penjuru nusantara?”


Shahabatku yang damai hatinya. Hampir semua pertanyaan diatas saya jawab pernah dan iya. Dan bagaimana dengan Anda? Tetapi kemudian saya juga bertanya kepada diri saya. Apa yang menyebabkanmu mengeluh dengan pekerjaanmu? Apakah Anda pernah juga mengeluhkan pekerjaan yang diembankan tanggung jawab kepada Anda saat ini? Mudah-mudahan tidak lagi ya. Ini doa saya buat Anda.


Kemarin (minggu 4 Juli 2010). Saya Alhamdulillah mendapat kesempatan untuk hadir dalam acara MTGW distudio Metro Tv. Saat acara live ”Menolak dibayar Kecil”, ada shahabat kita yang bertanya ”Bagaimana menyikapi bila kita dibayar tidak sesuai dengan pendidikan dan skill yang kita miliki?” Mungkin pertanyaan ini sedang kita alami ya?


Sementara itu, seorang alumni Bank Muamalat, pernah menduduki dijajaran top managemen disana. Pernah bercerita kepada saya, tentang pengalaman hidup temannya. Kini teman beliau sudah bekerja di dirjen perbankan syariah Bank Indonesia. Singkat cerita, inti pesan yang ingin beliau sampaikan adalah teman beliau itu, dulu saat masih menjadi staff biasa di Mu’amalat, gajinya 400 ribu. Pernah ngeluh, ”Bang kerjaanku seperti ini dengan penghasilan ini belum cukup biayai keluargaku”. Tetapi, karena background pesantrennya yang memahami fikih, juga bahasa arab dan ingris. Temannya ini mendapat kesempatan untuk bekerja ke Abu Dabi. Bank dubai.


Nah, saat kerja disana, pekerjaan dan tangung jawabnya menjadi bertambah. Bahkan ada hal lain yang menjadi konsekwensinya. Kemudian, temannya ini meneluh lagi kepada beliau. ”Bang kerjaanku banyak”. Dengan bijak beliau menjawab ”Bertangung jawablah dengan pilihanmu”. Inilah inti pesan cerita teman beliau kepada saya.


Begitupula dulu saat saya mau menjadi Trainer dan Mind-Therapist. Persis seperti keinginan-keinginan yang saya sampaikan diawal tadi. Dan saya pernah keliru dengan keluhan. “Kapan ya tercapai? Kok harus belajar ini dan itu?” Dulu, saya beranggapan jadi Trainer itu enak dan mudah. Jalan-jalan keluar daerah, ada EO yang ngadain. Dipanggil untuk ngisi training. Itulah kekeliruan saya dulu.


Padahal setelah saya menjalani. Ada hal lain mesti juga saya sadari sebagai bagian yang mesti saya pelajari. Ilmu marketing, design grafis dsb. Selain itu, dulu pernah berharap, bisa membantu orang lain. Kini hampir setiap hari bila Online, ada shahabat yang sharing, konseling dan curhat. Begitupula di inbox, ada yang minta saran dan sudut pandang dengan permasalahan yang dimiliki. Alhamdulillah, ini semua tentu harus dilayani dengan baik, sopan dan bijak. Karena sudah menjadi resiko dan bertanggung jawab atas pilihan hidup yang telah saya ditentukan. Walau pernah yang terlambat ditanggapi. Tapi sungguh itu menjadi pelajaran bagi saya.


Kembali dengan pertanyaan shahabat di MTGW diatas. Pak Mario kemudian memberi jawaban dengan pertanyaan? ”Siapakah yang memilih atasan yang belum bijak kepada bawahan yang digaji tidak sesuai pendidikan dan skill itu?” Tentu shahabat setujukan, jawabannya adalah KITA sendiri. Oleh karen itu, Bertangung jawablah dengan PILIHAN hidup.


Shahabat. Apapun tugas dan tangung jawab yang sedang diembankan kepada kita sekarang. Bahkan mungkin menjadi beban hidup saat ini. Mungkin, Shahabat sebagai dokter dan perawat, terimalah dengan tulus Ikhlas bila jam 12 malam ada yang minta bantuan untuk diobati. Shahabat yang sedang kuliah, ikhlaslah dengan tuntutan mata kuliah dijurusan yang telah kita PILIH. Yang sedang bekerja digaji kecil, sadari kembali, itu karena PILIHAN kita menerima pekerjaan itu dan untuk dibayar sejumlah itu. (boleh anda tambahkan sendiri konteks yang berhubungan dengan Anda, ya !)


Mari kita sadari kembali, itu semua adalah hasil dari keputusan PILIHAN yang telah kita tentukan. Oleh karena itu, supaya tidak ada lagi penyesalan dan keluhan. Mari kita perbaiki kembali PILIHAN kita. Dan setelah kita putuskan dengan PILIHAN tersebut, mari kita BERTANGGUNG JAWAB.


Jakarta 5 Juli 2010.

RAHMADSYAH, CM.NLP
Motivator & Mind-Therapist I 081511448147 YM;rahmad_aceh
www.facebook. com/rahmadsyah


Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Selengkapnya...

Kamis, 01 Juli 2010

Mind-Therapy; Menaklukkan EGOIS

Menaklukkan EGOIS

By Rahmadsyah Mind-Therapist

Assalamu’alaikum wr.wb


Semoga surat elektronik ini menyapa shahabat penuh dalam damai, Cinta dan Kasih Sayang. Sehingga ia menjadi pengikat tali silaturahim antara kita bersama. Saya mendoakan, mudah-mudahan, shahabat yang saat ini gundah, sedih, kecewa, marah dan sakit hatinya. Segera Allah rubah dengan Kasih Sayang Ar-Rahman Ar-Rahim, menjadi kebahagiaan yang amat mengagumkan.


Sebelum saya melanjutkan note ini. Terlebih dahulu, ingin saya perjelas, makna kata EGOIS yang saya maksud. Egois (perasaan enggan, gengsi, berat hati, tidak mau untuk memulai atau mendahului komunikasi, dengan seseorang. Karena menganggap, dia duluan yang harus memulai, dan hanya memikirkan diri sendiri, tanpa melihat dari sudut pandang orang lain, atas sikap dan perilaku yang diputuskan).


Nah, sekarang anda sudah fahamkan? Maksud yang akan saya sharingkan ”Menaklukkan EGOIS” ini. Saya tidak tau, apakah anda pernah mengalami perasaan seperti akan saya sharingkan. Atau, mungkin anda sedang mengalaminya saat ini. Bahkan mungkin Andalah yang menjadi objeknya (yang diegoiskan). Khusus yang menjadi diegoiskan, saya tidak membahasnya disini.


Seminggu yang lalu, terjadi suatu peristiwa dalam diri saya, sehingga menyebabkan saya memutuskan untuk bersikap, yang menurut teman saya, saya ini EGOIS. Saat itu, yang terbesit dalam diri saya adalah ”itukan pandangannya”. Sementara menurut saya, sikap yang saya PILIH itulah yang terbaik dan benar. Saya menyadari, keputusan itu hadir karena rasa marah dalam diri saya. Tentu ini menguatkan EGOIS tadi.


Akan tetapi, selama melewati hari yang dipenuhi rasa amarah dan egois itu. Saya menyadari ada yang tidak tepat, cocok, sesuai dan pas, antara fikiran dengan tubuh saya. Kok tubuh saya terasa tertekan, gelisah, dan gundah. Kemudian, sang tubuh menunjukkan penolakannya, berupa rasa senutan dikepala dan hati terasa tertusuk. Hidung pun jadi pilek. Efek dari fikiran (rasa marah) saya.


Shahabat yang baik. Saya akan sharingkan bagaimana proses saya menaklukkan EGOIS dalam diri saya. Mungkin ini bermanfaat bagi anda yang saat ini mengalaminya. Alhamdulilah, tips Mind-Therapy dibawah ini. Telah berhasil mendamaikan diri saya. Tentu saat saya tuliskan ini, saya sudah berkomunikasi kembali dengan orang itu.


Pasti anda sudah siap untuk membacanya kan? Pada saat proses melakukan tips ini, Anda boleh sambil duduk bersila, tidur, berdiri, dan sebagainya. Yang penting membuat anda merasa nyaman dan aman.


1. Berdoa kepada Allah, agar dimudahkan usaha (ikhtiar) yang kita lakukan.
2. Terima kejadian yang telah kita alami, sebagai bagian dari kehidupan. (Maksudnya, bila Anda merasa marah, maka biarkanlah marah itu hadir, bila kecewa biarkan ia muncul.pasrahkan kepada Allah).
3. Ketahuilah, didaerah mana tepatnya rasa yang muncul itu. Atau bahasa saya adalah, bagian yang betanggung jawab dengan rasa EGO itu.
4. Setelah menemukannya, Ketahui, apa yang dinginkan oleh perasaan kita selanjutnya. Bila dia ingin marah, terus tanyakan pada rasa yang muncul itu ”Setelah marah, maumu apalagi?”, bila dia kecewa, tanyakan pada bagian itu, ”terus apalagi?” (Dari sini saya menemukan jawaban dalam diri berupa anjuran, supaya saya tidak berkomunikasi lagi denganya, karena dengan begitu saya menjadi tenang). Perlu shahabat ketahui, bentuk jawaban itu setiap orang berbeda-beda, bisa berupa suara (A), mungkin berbentuk penglihatan (V) atau bahkan rasa saja (K). Nah, kalau contoh case saya adalah berupa suara (A).


Kemudian saya ikuti keinginan bagian yang bertanggung jawab dalam diri saya itu, yaitu tidak berkomunikasi untuk sementara waktu. Setelah saya putuskan untuk tidak berkomunikasi. Tetap saja perasaan tidak tenang, masih terasa dalam diri saya, seperti benci dan marah. Maka untuk menenangkan rasa marah dan benci itu, saya menenangkannya dengan cara; melakukan meditasi minimal satu jam satu hari, (Yang saya lakukan, setiap selesai shalat 10 menit, dan sebelum tidur 10 menit). Meditasi berupa ;

1. Menyadari setiap nafas masuk dan keluar.(Tarikan nafas masuk dzikir lafaz ”Allah & terkadang Lailahaillallah”, begitupula nafas keluar ”Lailahaillallah”)
2. Fokuskan diri (menyadari nafas masuk dan keluar) untuk terus berdzikir dalam aktivitas apapun.


Alhamdulillah menyadari nafas masuk dan keluar, sambil menyadarinya dengan dzikir, semakin hari semakin membuat saya lebih tenang, damai dan bahagia. Proses ini terus saya lakukan hingga saat ini.


Setelah saya merasa tenang (pada hari ke 3 tidak berkomunikasi) . Saya memutuskan untuk membangun kembali komunikasi dengan nya. Tetapi, EGO tetap masih ada. EGO ini bunyinya terdengar ”Kamu sekarang kan sudah tenang, damai dan bahagia. Jadi tidak perlu lagilah berkomunikasi dengannya”. (Saya sadar, ini tidak boleh ditolerir dan diikuti, karena bisa memutuskan silaturahim) . Nah, cara yang saya lakukan untuk mengalahkan / menaklukkan bunyi atau suara itu adalah dengan meciptakan program BELIEF dan VALUE yang lebih besar darinya, sesuai dengan VALUE saya:


Memutuskan silaturahim sama halnya menutup pintu rezeki dan menghilangkan keberkahannya.


Syukur Alhamdulillah, setelah saya instal BELIEF tadi, suara yang menyebabkan muncul nya EGO tidak berkomunikasi, langsung lenyap. Bahkan, menumbuhkan rasa untuk segera menyambung kembali silaturahim dengan shahabat saya itu. Kemudian saya ambil HP saya, saya buka phonebook dan memcent call dengan nya. Alhamdulillah kini, pershahabat saya dengan nya, kembali seperti semula lagi...

Jakarta 23 juni 2010.

(A) Auditory, (V) Visual, (K) Kinesthetic




Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Selengkapnya...