Jumat, 25 Desember 2009

Jadilah Pemuda Kahfi

Resumenya akan saya tampilkan dalam bentuk point-point karena saya lihat melalui point-point itu kita bisa memahaminya lebih cepat dan ringkas.

Buku ini mengungkapkan betapa pemuda masa sekarang sudah mulai dilenakan oleh dunia, terlihat dari sikap, tindakan bahkan prestasi tidak banyak yang bisa dibanggakan. Beberapa point penting yang menjadi perhatian saya.

Kelalaian yang melenakan pemuda:jadilah-pemuda-kahfi

1. Mengolok-olok Ulama dan juru dakwah

2. Menjauhi mesjid dan pengajian

3. Berlebihan dalam bermain dan berolahraga

4. Tidak peduli olahraga yang dianjurkan Islam

5. Memakai celana pendek

6. Memanjangkan rambut dan memajang gambar

7. Memanjangkan kuku

8. Hobi berteriak dan mencela

9. Menjadi supporter fanatic

10. Enggan menikah

11. Mengidolakan non Muslim

12. Gila mode

13. Terpengaruh iklan

14. Menjadi pelanggan salon kecantikan

15. Merokok

16. Plesiran ke luar negeri

17. Kecanduan narkoba

18. Keranjingan tayangan televisi dan video

Sembilan persoalan yang harus diatasi

1. Lemah iman

2. Kurang sunguh-sungguh

3. Banyak waktu yang tidak berguna

4. Tergesa-gesa dalam banyak hal

5. Tutur kata yang kasar

6. Dosa yang (seharusnya) tidak menghalangi

7. Mengasingkan diri dari masyarakat

8. Muslimah enggan berdakwah

9. Gaptek, minim pengetahuan

Krisis yang menimpa pemuda

1. Penyakit syubhat

2. Penyakit syahwat

3. Pergaulan yang kurang terkontrol

4. Rumah yang tidak kondusif

5. Dendam membara

6. Menyia-nyiakan waktu

Pemuda Islam, bercita-citalah

1. Generasi muda dan fitrah

2. Penderitaan remaja, sebuah sunatullah

3. Penderitaan orang-orang shalih sepanjang masa

4. Nabi Muhammad, diantara penyiksaan dan bujuk rayu

Pemuda Islam yang seharusnya

1. Bercita-cita tinggi

2. Prestatif

3. Memanfaatkan waktu dengan baik

4. Suka membaca Al-qur’am dan berzikir

5. Memiliki akhlak rabbani

6. Mampu menjaga pandangan

7. Sabar dan teguh pendirian

8. Memuhasabah diri dan taubat

9. Mencintai orang tua

10. Menajdi ulama

11. Mengembalikan umat menuju kejayaannya

12. Membimbing manusia kejalan Allah

13. Berjihad, mengharap surge dan menyucikan bumi dari pengaruh virus kaum kafir

14. Mengharap ridha Allah

“ Jadilah kekasih Allah karena menjadi kekasih Allah tidak akan pernah dikecewakan”




Sumber
Nama : Arif Irvan

Judul : Jadilah Pemuda Kahfi ekspresi cinta seorang ulama kepada pemuda

Pengarang : Dr.A’idh Al-Qarni, M.A

Penerbit : Aqwam Jembatan Ilmu

Jumlah Hal : 168+XI

Tahun terbit : 2005

Selengkapnya...

Selasa, 22 Desember 2009

Kisah Nabi Idris a.s dan Pedoman Hidupnya

Nabi Idris a.s adalah keturunan ke-enam Nabi Adam, putera dari Yazid bin Mihla'iel bin Qoinan bin Anusy bin Syith bin Adam a.s dan dia adalah keturunan pertama yang dikurniakan kenabian setelah Adam dan Syith. Nabi Idris a.s menurut riwayat bermukim di Mesir, di mana ia berdakwah untuk agama Allah SWT, mengajarkan tauhid dan beribadah menyembah Allah SWT serta memberi beberapa pedoman hidup bagi pengikut-pengikutny a agar menyelamatkan diri dari siksaan di akhirat dan kehancuran serta kebinasaan di dunia. Ia hidup sampai berusia 82 tahun.

Di antara beberapa nasihat dan kata-kata mutiaranya ialah :
1. Kesabaran yang disertai iman kepada Allah SWT membawa kemenangan.
2. Orang yang bahagia adalah orang yang merendah diri dan mengharapkan syafa'at dari Tuhannya dengan amal-amal solehnya.
3. Bila kamu memohon sesuatu daripada Allah dan berdoa, maka ikhlaskanlah niatmu. Demikian pula puasa dan sembahyangmu.
4. Janganlah bersumpah dengan keadaan kamu berdusta dan janganlah menuntut sumpah dari orang yang berdusta agar kamu tidak menyekutui mereka dalam dosa.
5. Bertaatlah kepada raja-rajamu dan tunduklah kepada pembesar-pembesarmu serta penuhilah selalu mulut-mulutmu dengan ucapan syukur dan puji kepada Allah.
6. Janganlah mengiri orang yang mujur nasibnya kerana mereka tidak akan banyak dan lama menikmati kemujuran nasibnya.
7. Barang siapa melampaui kesederhanaan, tidak suatupun akan memuaskannya.
8. Tanpa membagi-bagikan nikmat yang diperoleh, seseorang tidak dapat bersyukur kepada Allah SWT dari nikmat-nikmat yang diperolehnya itu.




Sumber

Baihaki
www.bayhaki. co.cc (Kisah, cerita, islam, sedekah dan kata mutiara)
www.grosirpakaianba yi.com (Pakaian bayi dan baju bayi NB - 3 th)

Selengkapnya...

Tips Bertengkar Yang Islami

Bismillah walhamdulillah walaa hawla walaa Quwwata Illaa billah. Shahabat Islam yang berbahagia, kita bersyukur kepada Allah bahwa hingga hari ini Allah masih mengulur waktu buat kita. Berbicara soal vonis, sebenarnya setiap kita telah dijatuhi hukuman mati (QS.21:35), hanya jadwal eksekusi yang berbeda beda, ada yang minggu lalu, kemarin, tadi pagi, dan saya, Anda? Entah kapan, yang jelas waktu yang tersisa, harus kita maksimalkan untuk berbuat baik. Diantara kebaikan itu adalah: membangun sinergi yang baik antar dua kekasih yang diikat erat janji suci, suami dgn isteri.

Bertengkar adalah fenomena yang sulit dihindari dalam kehidupan berumah tangga, kalau ada seseorang berkata: “Saya tidak pernah bertengkar dengan isteri saya !” Kemungkinannya dua, boleh jadi dia belum beristeri, atau ia tengah berdusta. Yang jelas saya dengan Ummu Naila sering menikmati sa’at-sa’at bertengkar, sebagaimana lebih menikmati lagi sa’at sa’at tidak bertengkar

Bertengkar itu sebenarnya sebuah keadaan diskusi, hanya saja dihantarkan dalam muatan emosi tingkat tinggi. Kalau tahu etikanya, dalam bertengkarpun kita bisa mereguk hikmah, betapa tidak, justru dalam pertengkaran, setiap kata yang terucap mengandung muatan perasaan yang sangat dalam, yang mencuat dengan desakan energi yang tinggi, pesan pesannya terasa kental, lebih mudah dicerna ketimbang basa basi tanpa emosi.
Baiklah, hari ini saya ingin paparkan resep keluarga kami dalam melangsung kan sebuah pertengkaran, alhamdulillah telah saya jalani selama 13 tahun, dan berhasil membangun keadaan yang senantiasa lebih asyik daripada sebelum terjadi pertengkaran.

Tulisan ini murni Non Politik, jadi tolong jangan tergesa-gesa
menghapusnya

Ketika saya dan si pencuri [hati saya] — eh enggak koq dia tidak curi hati saya, malah saya kasikan dengan ikhlas dibarter hatinya yg tulus–awal bertemu, setelah saya tanya apakah ia bersedia berbagi masa depan dengan saya, dan jawabannya tepat seperti yang diharap, kami mulai membicarakan seperti apa suasana rumah tangga ke depan. Salah satu diantaranya adalah tentang apa yang harus dilakukan kala kita bertengkar, dari beberapa perbincangan via tulisan plus waktu yang mematangkannya, tibalah kami pada sebuah Memorandum of Understanding, bahwa kalau pun harus bertengkar maka :
1. Kalau bertengkar tidak boleh berjama’ah. Cukup seorang saja yang marah-marah, yang terlambat mengirim sinyal nada tinggi harus menunggu sampai yang satu reda. Untuk urusan marah pantang berjama’ah, seorangpun sudah cukup membuat rumah jadi meriah. Ketika ia marah dan saya mau menyela, segera ia berkata “STOP” ini giliran saya !

Saya harus diam sambil istighfar. Sambil menahan senyum saya berkata dalam hati : “kamu makin cantik kalau marah,makin energik …” Dan dengan diam itupun saya merasa telah beramal sholeh, telah menjadi jalan bagi tersalurkannya luapan perasaan hati yang dikasihi… “duh kekasih .. bicaralah terus, kalau dengan itu hatimu menjadi lega, maka dipadang kelegaan perasaanmu itu aku menunggu …..”
Demikian juga kalau pas kena giliran saya “yang olah raga otot muka”, saya menganggap bahwa distorsi hati, nanah dari jiwa yang tersinggung adalah sampah, ia harus segera dibuang agar tak menebar kuman, dan saya tidak berani marah sama siapa siapa kecuali pada isteri saya maka kini giliran dia yang harus bersedia jadi keranjang sampah. pokoknya khusus untuk marah, memang tidak harus berjama’ah, sebab ada sesuatu yang lebih baik untuk dilakukan secara berjama’ah selain marah

2. Marahlah untuk persoalan itu saja, jangan ungkit yang telah terlipat masa. Siapapun kalau diungkit kesalahan masa lalunya, pasti terpojok, sebab masa silam adalah bagian dari sejarah dirinya yang tidak bisa ia ubah. Siapapun tidak akan suka dinilai dengan masa lalunya. Sebab harapan terbentang mulai hari ini hingga ke depan. Dalam bertengkar pun kita perlu menjaga harapan, bukan menghancurkannya. Sebab pertengkaran di antara orang yang masih mempunyai harapan, hanyalah sebuah foreplay, sedang pertengkaran dua hati yang patah asa, menghancurkan peradaban cinta yang telah sedemikian mahal dibangunnya. (sampai hari ini, biaya pernikahan saya masih harus terus saya cicil, sayangkan kalau di delete begitu saja…

Kalau saya terlambat pulang dan ia marah,maka kemarahan atas keterlambatan itu sekeras apapun kecamannya, adalah “ungkapan rindu yang keras”. Tapi bila itu dikaitkan dgn seluruh keterlambatan saya, minggu lalu, awal bulan kemarin dan dua bulan lalu, maka itu membuat saya terpuruk jatuh.
Bila teh yang disajinya tidak manis (saya termasuk penimbun gula), sepedas apapun saya marah,maka itu adalah “harapan ingin disayangi lebih tinggi”. Tapi kalau itu dihubungkan dgn kesalahannya kemarin dan tiga hari lewat, plus tuduhan “Sudah tidak suka lagi ya dengan saya”,maka saya telah menjepitnya dengan hari yang telah pergi, saya menguburnya di masa lalu, ups saya telah membunuhnya, membunuh cintanya. Padahal kalau cintanya mati, saya juga yang susah …. OK, marahlah tapi untuk kesalahan semasa, saya tidak hidup di minggu lalu, dan ia pun milik hari ini …..

3. Kalau marah jangan bawa bawa keluarga !

Saya dengan isteri saya terikat masa 13 tahun, tapi saya dengan ibu dan bapak saya hampir dua kali lipat lebih panjang dari itu, demikian juga ia dan kakak serta pamannya. Dan konsep Quran, seseorang itu tidak menanggung kesalahan fihak lain (QS.53:38-40).
Saya tidak akan terpantik marah bila cuma saya yang dimarahi, tapi kalau ibu saya diajak serta, jangan coba coba. Begitupun dia, semenjak saya menikahinya, saya telah belajar mengabaikan siapapun di dunia ini selain dia, karenanya mengapa harus bawa bawa barang lain ke kancah “awal cinta yang panas ini”. Kata ayah saya : “Teman seribu masih kurang, musuh satu terlalu banyak”. Memarahi orang yang mencintai saya, lebih mudah dicari ma’afnya dari pada ngambek pada yang tidak mengenal hati dan diri saya..”. Dunia sudah diambang pertempuran, tidak usyah ditambah tambah dengan memusuhi mertua !

4. Kalau marah jangan di depan anak anak !
Anak kita adalah buah cinta kasih, bukan buah kemarahan dan kebencian. Dia tidak lahir lewat pertengkaran kita, karena itu, mengapa mereka harus menonton komedi liar rumah kita. Anak yang melihat orang tua nya bertengkar, bingung harus memihak siapa. Membela ayah, bagaimana ibunya. Membela ibu, tapi itu ‘kan bapak saya.
Ketika anak mendengar ayah ibunya bertengkar :
Ibu : “Saya ini cape, saya bersihkan rumah, saya masak, dan kamu
datang main suruh begitu, emang saya ini babu ?!!!”
Bapak : “Saya juga cape, kerja seharian, kamu minta ini dan itu dan
aku harus mencari lebih banyak untuk itu, saya datang hormatmu tak ada,
emang saya ini kuda ????!!!!
Anak : “…… Yaaa …ibu saya babu, bapak saya kuda ….. terus
saya ini apa ?”

Kita harus berani berkata : “Hentikan pertengkaran !” ketika anak datang, lihat mata mereka, dalam binarannya ada rindu dan kebersamaan. Pada tawanya ada jejak kerjasama kita yang romantis, haruskah ia mendengar kata basi hati kita ???

5. Kalau marah jangan lebih dari satu waktu shalat !
Pada setiap tahiyyat kita berkata : “Assalaa-mu ‘alaynaa wa ‘alaa ‘ibaadil-ahissholiihiin” Ya Allah damai atas kami, demikian juga atas hamba hambamu yg sholeh …. Nah andai setelah salam kita cemberut lagi, setelah salam kita tatap isteri kita dengan amarah, maka kita telah mendustai Nya, padahal nyawamu ditangan Nya. OK, marahlah sepuasnya kala senja, tapi habis maghrib harus terbukti lho itu janji dengan Ilahi ….. Marahlah habis shubuh, tapi jangan lewat waktu dzuhur, Atau maghrib sebatas isya …
Atau habis isya sebatas …. ???
Nnngg .. Ah kayaknya kita sepakat kalau habis isya sebaiknya memang tidak bertengkar …

6. Kalau kita saling mencinta, kita harus saling mema’afkan
(Hikmah yang ini saya dapat belakangan, ketika baca di koran resensi sebuah film). Tapi yang jelas memang begitu, selama ada cinta, bertengkar hanyalah “proses belajar untuk mencintai lebih intens” Ternyata ada yang masih setia dengan kita walau telah kita maki-maki.
Ini saja, semoga bermanfa’at, “Dengan ucapan syahadat itu berarti kita menyatakan diri untuk bersedia dibatasi”.

Selamat tinggal kebebasan tak terbatas yang dipongahkan manusia pintar.


Sumber
keluarga-samara.com
Selengkapnya...

Amanah Menjaga Iffah

Setiap perempuan haruslah mengetahui bahwa ketika dirinya keluar dari rumah keluarganya atau rumah suaminya, sesungguhnya ia keluar membawa kehormatan diri dan keluarganya. Oleh karena itu dia tidak boleh lalai menjaga karunia berharga ini hanya demi hasrat syaitoniy, dan juga ia tidak boleh melakukan suatu perbuatan yang akan mencoreng kehormatan tersebut.

Hakekat ini disadari oleh banyak perempuan, akan tetapi sebagian perempuan pura-pura lupa atau pura-pura tidak tahu tentang hakekat ini. Sehingga setiap kali ada berandal yang mengajak pada keburukan, mereka langsung memenuhinya, dan mereka lupa bahwa di jalan seperti ini pasti akan ada korban. Dan korban itu tidak lain adalah dirinya sendiri. Dia akan dijanjikan untuk dinikahi, namun janji itu tidak lain adalah alat untuk mengulur keluguannya dan agar si berandal ini dapat mencapai apa yang menjadi keinginannya. Maka kalau ia sudah mendapatkan keinginannya, ia akan membuang perempuan itu dalam keadaan kehormatannya telah tercemar. Ini bukanlah sesuatu yang aneh, karena permen karet itu dikunyah sampai kalau sudah tidak manis lagi, dibuang ke tempat sampah.

Salah seorang korban berkata:
Masalahku adalah aku berkenalan dengan seorang pemuda. Dan tumbuhlah di antara kami kisah cinta!! Kami bersepakat untuk menikah, akan tetapi dia berkata padaku bahwa dia ingin memperkenalkanku pada ibunya sebelum menikah. Maka aku tidak keberatan. Kemudian kami menyetujui waktu tertentu untuk aku pergi bersamanya. Dan karena keluguan dan kebodohanku, aku pergi bersamanya ke rumahnya. Ketika kami sampai dan aku memasuki rumah, tidak ada seorangpun di sana. Dia menenangkanku dengan menjelaskan bahwa ibunya keluar dan akan kembali beberapa saat lagi. Kami pun mulai berbincang-bincang dan ia mulai menggodaku dan menjelaskan padaku betapa besar rasa cintanya. Dan ia pun membuatku terlena sampai terjadilah apa yang terjadi!! Lalu aku menyadari bahwa ia telah membuat rencana dengan teman-temannya agar mereka datang ke rumah. Setelah apa yang diinginkannya terwujud, ia meninggalkanku di kamar dalam keadaan tidak karuan. Lalu ia mendatangkan salah seorang kawannya. Aku semakin terkejut ketika aku melihat kawannya itu adalah orang yang aku kenal sebagai teman kakakku yang paling tua!! Karena kami saling mengenal, ia membawaku pulang ke rumah. Setelah hari itu, aku bertaubat kepada Allah, setelah hidupku menjadi sebuah neraka. Dan aku memutuskan untuk memulai hidup yang bersih dan terhormat. Akan tetapi yang meresahkanku dan menambah penderitaanku adalah bahwa kawan kakakku itu selalu mengancamku untuk membongkar rahasiaku di depan keluargaku kalau aku tidak bersedia memenuhi permintaan kotornya.”

Sungguh telah benar Rasulullah shollallahu’alayhiwasallam ketika bersabda: “Tidaklah seorang laki-laki berkholwat dengan seorang perempuan, melainkan ada pihak ketiga yang menyertai mereka, yaitu syaitan (H.R. At Tirmidziy dan dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Hendaknya setiap pemudi mengambil ibroh dari kisah ini. Maka barangsiapa yang menghendaki ke-iffah-an ia mesti mendatangi suatu rumah dari pintunya dan tidak memanjat dindingnya (sesuai dengan cara yang seharusnya -pent). Dan seorang pemudi yang menjaga kehormatannya mesti waspada terhadap tipuan-tipuan seperti ini. Dan jangan sampai ia disimpangkan oleh syaitan kemudian ia menuruti taktik-taktik para pemuda berandal. Karena orang yang jauh dari ketaatan kepada Allah, tidak dapat dijamin dia tidak akan mengakibatkan kemudorotan. Dan orang yang tidak punya agama, berarti dia tidak memiliki sifat amanah.



Sumber
Oleh: Syaikh Salim al ‘Ajmiy hafizhohullaahu ta’aalaa.

Selengkapnya...

Karakteristik Istri Shalihah

Wanita Shalihah (isteri shalihah) merupakan sebaik-baik dan semulia-mulia gelar yang diberikan kepada wanita kekasih Allah. Titel atau gelar itu bukan sekadar nama dan kebanggaan, tetapi dia adalah buah dari satu perjuangan panjang dalam kehidupan seorang wanita. Masyarakat Muslim diingatkan, supaya waspada terhadap khadra’uddiman, yaitu wanita cantik yang tumbuh dewasa di tempat yang buruk.

BANYAK wanita mendambakan titel itu, tetapi sangat sedikit yang sampai kepada tujuan yang dirindukan. Sebab, perjalanan panjang yang harus ditempuh oleh seorang wanita meng-haruskannya melalui jalan yang terjal, berkelok, ber-batu, naik bukit dan turun gunung, penuh onak dan duri. Kenanglah sejenak perjalanan hidup para pemimpin wanita ahli sur-ga, yaitu sebaik-baik wa-nita sebagaimana sabda Rasulullah Saw berikut ini.

“Sebaik-baik wanita ialah Maryam binti Imran dan sebaik-baik wanita ialah Khadijah binti Khuwailid.” (HR. Bukhari Muslim). Dari Abu Musa ra. berkata: Rasulullah Saw bersabda: “Lelaki yang sempurna ba-nyak, tetapi tidak demikian halnya bagi wanita kecuali Asiah istri Fir’aun dan Mar-yam binti Imran. Dan sesung-guhnya keutamaan Aisyah atas wanita lainnya seperti ke-utamaan tsarid (lauk yang berminyak) atas makanan lainnya.” (HR. Bukhari). Nabi Saw bersabda: “Fati-mah adalah pemimpin wa-nita ahli surga”. (HR. Bukhari)

Kesemua wanita yang disebut di dalam hadits-hadits di atas, yang diberi gelar sebagai sebaik-baik wanita ahli surga (Mar-yam, Asiah, Khadijah, Aisyah dan Fatimah) ada-lah wanita-wanita yang perjalanan hidupnya pe-nuh dengan ujian dan tan-tangan. Mereka ditimpa banyak musibah dan bala bencana, baik dalam urusan keluarga, masya-rakat dan musuh-musuh Allah dan Rasul-Nya. Na-mun mereka tidak ber-geming dari keimanan dan ketaatan kepada Allah Swt.

Apakah ciri dan karakter yang dimiliki da-lam menjalankan ke-hidupan sehari-hari, se-hingga dengan tegar ber-tahan dari segala amuk duniawi, dan mendapat-kan gelar mulia se-bagai wanita/istri shalihah? Se-cara umum dijelaskan di dalam al-Qur’an, Allah Swt berfirman:

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wa-nita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri[ ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka).” (Qs. An Nisaa’ 4: 34)

Inilah ayat yang me-nerangkan secara terpe-rinci tentang ihwal kaum wanita dalam ke-hidupan rumah tangga yang berada di bawah ke-pemimpinan kaum pria. Disebutkan bahwa ada dua jenis wa-nita: yang shalihah dan yang tidak shalihah. Lalu ciri shalihah antara lain adalah taat, yaitu taat ke-pada Allah Swt, kepada Rasul Nya dan taat kepada suami. Selain itu dia betah tinggal di rumah, bersikap ma’ruf kepada suami dan menjaga kehormatan diri di saat suaminya tidak ada di rumah.

Ats-Tsauri dan Qata-dah mengatakan: Arti menjaga kehormatan diri di saat suami tidak ada di rumah adalah menjaga segala sesuatu yang mesti dipelihara, baik berkenaan dengan kehormatan diri maupun harta. Sementara itu Ibnu Jarir dan al-Baihaqi meriwayatkan ha-dits dari Abu Hurairah yang menyatakan bahwa Nabi Saw bersabda:

“Sebaik-baik wanita adalah yang menawan hati-mu bila engkau pandang, taat manakala engkau perintah, dan menjaga hartamu serta memelihara kehormatan diri-nya ketika engkau tidak ada di rumah.” Kemudian Rasulullah Saw. membaca ayat tersebut di atas. (Qs. An Nisaa’ 4: 34).

Syeikh Muhammad Abduh mengatakan bahwa yang dimaksud dengan menjaga kehormatan diri di sini adalah menutup apa yang dapat membuat malu ketika diperlihatkan atau diungkapkan. Artinya, menjaga segala sesuatu yang secara khusus berke-naan dengan rahasia suami istri, serta tidak menceritakan rahasia su-aminya kepada siapa-pun kecuali kepada orang yang benar-benar dipercaya ka-rena ingin mencari solusi keruwetan rumah tangga.

Secara syar’i, yang juga bisa dikategorikan da-lam hal ini adalah keha-rusan merahasiakan se-gala sesuatu yang berkait-an dengan hubungan intim suami istri, termasuk di da-lamnya menceritakan hal-hal yang tidak senonoh. Jangan seperti khadrau’ud-diman, seperti yang sering ditayangkan infotainment tv, mengumbar segala au-rat keluarga sehingga o-rang jijik mendengarnya.

Apatah lagi bila sam-pai ke bentuk-bentuk peri-laku yang mereka laksana-kan sebagai pasangan sua-mi isteri yang tidak layak didengar oleh selain me-reka. Selain itu juga dapat difahami bahwa ungkapan yang disebut oleh al-Qur-’an di atas, merupakan salah satu ungkapan yang memiliki arti kiasan yang amat mendalam: meng-hentak kaum wanita yang keras hati, namun bisa di-fahami rahasianya oleh mereka yang berhati lembut.

Kaum wanita me-mang memiliki naluri yang demikian lembut, dimana anda sekalian bisa mene-robos hati mereka hanya dengan menyentuh ujung jarinya saja. Jantung me-reka memiliki nadi-nadi peka yang segera memom-pakan darah ke raut wajah mereka manakala mene-rima rangsangan.

Maka tidak dibenar-kan menghubungkan lang-sung kalimat hifzhul ghaib (menjaga harta dan kehor-matan diri) dengan kalimat bima hafizhallah (sebagai-mana Allah menjaga diri-nya). Sebab perpindahan yang demikian drastis dari penuturan rahasia diri yang tersembunyi ke arah penuturan penjagaan Allah yang demikian jelas memalingkan seseorang untuk berfikir secara ber-kepanjangan tentang hal-hal yang berada di balik tabir-tabir rahasia pribadi suami istri. Yakni, hal-hal yang tersembunyi dan rahasia, untuk dialihkan pada pengawasan Allah Azza wajalla.

Penghormatan yang diberikan kepada kaum wanita melalui kesaksian Allah tersebut di atas, di-maksudkan agar mereka tetap terjaga dari jamahan tangan-tangan kotor, pan-dangan mata jahil, atau pergunjingan, di saat sua-mi mereka tidak berada di rumah, melalui bujukan, rayuan berupa lembaran-lembaran uang, mobil mewah, rumah indah atau beberapa kerat roti.

Jadi, wanita-wanita shalihah ialah wanita yang menjaga harta dan kehor-matan dirinya ketika su-aminya tidak di rumah, sebagaimana Allah telah menjaga mereka. Itulah yang menjadi sifat shalihah kepada mereka. Sebab se-orang wanita yang sha-lihah akan selalu men-dapat pengawasan dari Allah Swt, dan ketakwaan yang mereka miliki me-nyebabkan mereka bisa menjadi wanita-wanita yang terpelihara dari sifat khianat dan mampu men-jaga amanat.

Oleh karena itulah yang dimaksud dengan Wanita Shalihah dalam ayat di atas adalah mereka yang selalu taat kepada Allah Swt, Rasul Nya, suaminya dan tidak mem-perturutkan hawa nafsu-nya dalam hidup harian-nya. Apabila dikaitkan arti ayat yang disebutkan di atas tepat sekali untuk menggambarkan ihwal kaum wanita masa kini yang senang membeberkan rahasia-rahasia rumah tangga sendiri, atau rumah tangga orang lain (gosip wanita sinetron) dan tidak bisa menjaga harta dan kehormatan dirinya mana-kala suami mereka tidak berada di rumah bukanlah termasuk dalam koridor wanita shalihah.

Jangan seperti khad-rau’uddiman, seperti yang sering ditayangkan infotai-ment tv, mengumbar segala aurat keluarga sehingga orang jijik mendengarnya. Jika diamati dengan seksa-ma keterangan diatas, ma-ka dapat disimpulkan bah-wa isteri yang shalihah mempunyai karakter se-bagai berikut:

1. Menaati Allah dan Rasul Nya
Dengan ketaatannya itulah sebagai aset terbesar baginya untuk meraih ganjaran tertinggi sebagai buah dari ilmu dan iman-nya. Yaitu surga yang pe-nuh dengan kenikmatan, dia kekal didalamnya se-lama-lamanya. Allah Swt. berfirman:

(Hukum-hukum ter-sebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barang-siapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah me-masukkannya kedalam syurga yang mengalir didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar. (Qs. An Nisaa’, 4: 13)

Firman Allah lagi: “Dan barangsiapa yang men-taati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sa-ma dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang shalih. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (Qs. An Nisaa’, 4: 69)

Abu Hurairah ra ber-kata, Rasulullah Saw ber-sabda: “Semua ummatku akan masuk surga kecuali yang enggan (tidak mau). Pa-ra sahabat bertanya: Siapa-kah yang enggan itu wahai Rasulullah? Beliau men-jawab: Barang siapa yang ta’at kepadaku (mengikuti Sunnahku), dialah yang akan masuk surga, dan barang siapa yang mendurhakaiku, maka dialah yang yang enggan masuk surga.” (HR Bukhari)
Maka demikian pula seorang wanita atau isteri, dia akan masuk surga de-ngan menaati Allah dan Rasul-Nya dengan se-benar-benarnya.

2. Menaati Suami
Ketaatan kepada su-aminya merupakan pin-tu keselamatan baginya un-tuk meraih kenikmatan yang kekal dan abadi di surga. Rasulullah Saw bersabda:

“Jika seorang isteri itu telah menunaikan shalat lima waktu, dan shaum (puasa) di bulan Ramadhan, dan men-jaga kemaluannya dari yang haram serta taat kepada suaminya, maka akan di-persilakan: masuklah ke surga dari pintu mana saja kamu suka.” (HR. Ahmad)

Diriwayatkan dari Ummu Salamah, bahwasa-nya Asma datang kepada Nabi dan berkata: Sesungguhnya aku adalah utusan dari kaum wanita Muslim, semua mereka berkata dan berpendapat sebagaimana aku Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah telah mengutusmu kepada laki-laki dan wanita, kami telah beriman kepadamu dan mengikutimu, (namun) ka-mi kaum wanita merasa dibatasi dan dibelenggu. Padahal kamilah yang menunggu rumah mereka, tempat menyalurkan nafsu mereka, kamilah yang mengandung anak-anak mereka, sedang mereka dilebihkan dengan sholat berjamaah, menyaksikan jenazah dan berjihad di jalan Allah.

Dan apabila mereka ke luar berjihad, kamilah yang menjaga harta me-reka dan kamilah yang me-melihara anak-anak me-reka, maka apakah kami tidak mendapatkan bagian pahala mereka wahai Rasulullah? Maka berpalinglah Rasulullah ke-pada para sahabatnya dan bertanya: Apakah tadi ka-mu sudah mendengar pertanyaan sebaik itu dari seorang perempuan tentang agamanya? Mereka menjawab: Ya, Demi Allah wahai Rasulullah, kemu-dian beliau bersabda: Pergilah engkau wahai Asma dan beritahukanlah kepada wanita-wanita yang mengutusmu bahwa layanan baik salah seorang kamu kepada suaminya, meminta keridhaannya dan menuruti kemauannya menyamai (pahala) amal-an laki-laki yang engkau sebutkan tadi. Maka Asma pun pergi sambil bertahlil dan bertakbir karena gembiranya dengan apa yang diucapkan Rasulullah ke-padanya. (Al Istii’aab, Ibnu ‘Abd al Bar)

Dari Ibnu Abbas ra ia berkata, wakil wanita ber-kata: “Wahai Rasulullah, saya wakil dari kaum wanita untuk berjumpa denganmu. Sesungguhnya jihad hanya diwajibkan atas kaum laki-laki saja, sekiranya mereka menang mereka memperoleh pahala dan sekiranya mereka terbunuh, maka mereka senantiasa hidup dan diberi rizki di sisi Rabb mereka. Sedangkan kami golongan wanita menjalankan tugas (berkhidmat) untuk mereka, maka adakah bagian kami dari yang tersebut? Maka Rasulullah menjawab, Sam-paikanlah kepada siapa saja dari kaum wanita yang eng-kau temui, bahwa taat kepada suami dan mengakui hak sua-mi adalah menyamai yang demikian itu, dan amat sedikitlah di antara kamu yang mampu melaksana-kannya.” (HR al Bazzar)

3. Melayani Suami
Sebagian isteri sangat taat kepada suaminya, tapi kurang pandai melayani suami dengan sebaik-baik-nya. Maka jika taat kepada suami dan pandai me-layaninya, hal itu merupa-kan kemuliaan tersendiri yang mengangkat derajat-nya meraih keselamatan di dunia dan akhirat.

Ummu Salamah ra berkata, Rasulullah Saw bersabda: “Tiap-tiap isteri yang mati diridhai oleh suaminya, maka ia akan masuk surga.” (HR. at-Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Dari Abdullah bin Abi Aufa ia berkata, Mu’adz di-utus ke Yaman atau Syam dan dia melihat orang-orang Nashrani bersujud kepada pembesar-pem-besar dan kepada pendeta-pendetanya. Maka beliau berkata dalam hatinya sesungguhnya Rasulullah lebih layak untuk di-agungkan (daripada me-reka). Maka tatkala ia datang kepada Rasulullah ia berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku melihat orang-orang Nashrani bersujud kepada pembesar-pembesar dan kepada pendeta-pendetanya, dan aku berkata dalam hatiku sesungguhnya engkaulah yang lebih layak untuk diagungkan (daripada mereka) lalu beliau bersabda: Andaikata aku boleh memerintahkan seseorang bersujud kepada seseorang, maka sung-guh akan kuperintahkan isteri bersujud kepada suami-nya dan seorang isteri belum dikatakan menunaikan kewajibannya terhadap Allah sehingga menunaikan kewajibannya terhadap suami seluruhnya, sehingga andai-kan (suaminya) memerlu-kannya di atas kendaraan, sungguh ia tidak boleh menolaknya. (HR Ahmad)

4. Menjaga Kehormatan Diri
Ciri keempat inilah yang merupakan kunci dari keshalihan seorang isteri yang berada di bawah pengawasan suaminya yang shalih. Lelaki yang memiliki isteri dengan ka-rakteristik seperti ini ber-arti telah memiliki harta simpanan yang terbaik.

Dari Abu Umamah ra, dari Nabi Saw beliau ber-sabda: “Tidak ada yang paling bermanfaat bagi se-orang (lelaki) Mukmin se-su-dah bertaqwa kepada Allah daripada memiliki isteri yang shalihah, yaitu jika ia di-perintah ia taat, jika ia dipan-dang menye-nangkan hati, dan jika ia digilir ia tetap ber-buat baik, dan jika ia diting-galkan (suaminya) ia tetap menjaga suaminya dalam hal dirinya dan harta suaminya.” (HR Ibnu Majah)

Dari Ibn Abbas ra Rasulullah Saw bersabda: “Ada empat perkara siapa yang memilikinya berarti mendapat kebaikan di dunia dan akhirat, yaitu hati yang bersyukur, lisan yang selalu berzikir, tubuh yang bersabar ketika ditimpa bala bencana (musibah) dan isteri yang ti-dak menjerumuskan suami-nya dan merusakkan harta bendanya.” (HR Thabrani dengan isnad Jayyid).

Wanita paling baik ada-lah wanita (isteri) yang apabila engkau meman-dangnya menggembirakan-mu, apabila engkau menyu-ruhnya dia pun menaati, dan apabila engkau pergi dia juga memelihara dirinya dan menjaga hartamu. (HR Abu Dawud. Derajat hadits oleh al Hakim dinyatakan shahih).

Semoga para akhwat mampu memiliki karakter tersebut sehingga melayak-kannya mendapat pahala yang telah dijanjikan Allah Swt. Mereka menjadi par-tner dalam perjuangan fi sabilillah, dan menjadi pendamping setia dikala suka dan duka bersama suami yang dicintainya.

Amien Ya Rabbal Alamin.


Sumber
abujibriel.com

Selengkapnya...

Senin, 21 Desember 2009

Ayah, Cinta Pertama si Gadis Cilik

Bagi seorang anak perempuan, ayah adalah cinta pertamanya. Hubungan itu yang akan menjadi dasar dari bentuk hubungan laki-laki dan perempuan yang akan dialaminya saat dewasa nanti.

Kelak ayah akan menjadi ukuran dan perbandingan bagi setiap laki-laki yang kelak dikenalnya.

Penulis buku The Role of the Father in Child Development Michael E. Lamb mengatakan, hubungan antara ayah dan anak perempuannya mempengaruhi feminitas si gadis cilik.

“Anak perempuan meniru ibunya dan mengamati reaksi ayahnya. Dari situ, ia akan mengembangkan intuisi dan
sikapnya dalam berhubungan dengan lawan jenis,” kata Lamb.

Dia meyakini, ada hubungan sebab akibat antara pengalaman seorang anak perempuan bersama ayahnya dengan kemampuan anak tersebut menjalin kasih sayang dengan orang lain di kehidupan dewasanya.

Kenangan hubungan anak perempuan dengan ayahnya membuat dia lebih obyektif menilai teman prianya dan membekalinya dengan kemampuan menjalin hubungan kasih yang lebih sehat

Hal senada diungkapkan Psikolog dari Boston dan pembuat program televisi Full of Ourselves Catherine Steiner-
Adair. Dia mengatakan, sikap ayah terhadap anak perempuannya membuat si anak bisa mengatasi hubungan dengan lawan jenisnya.

Dari ayah, seorang gadis cilik belajar tentang otoritas, kekuatan, persaingan kerja, cara mengungkapkan kemarahan, cara mengelola uang, mengambil resiko, dan cara mengembangkan citra diri.

Seorang perempuan yang berhasil dalam kariernya biasanya memiliki ayah yang memberi saran tentang karier. Dari ayah, anak belajar tentang investasi dan keuangan. Kenangan masa kecil yang didapat si anak perempuan akan terekam dan mengendap hingga dewasa.

“Cara terbaik untuk ayah menolong anak perempuannya adalah membiarkan mereka mencari jalan sendiri. Anda hanya perlu mendengarkan dan membuat anak Anda merasa Anda peduli dan percaya bahwa mereka bisa menyelesaikan masalahnya sendiri,” kata Steiner Adair.

Anak perempuan membutuhkan waktu bersama ayahnya. Waktu adalah bukti cinta. Anda bisa bermain boneka, lempar tangkap, atau ngobrol soal film, musik, atau berita terkini.

“Anda akan melihatnya tumbuh percaya diri, menerima dirinya dan menghormati pria. Seorang anak, tidak perlu mencari sosok ideal sepanjang hidupnya selama kebutuhan psikologis itu didapatnya dari Ayah,” tuturnya.

Steiner Adair menambahkan, anak perempuan akan belajar menghormati lelaki dan tahu bagaimana memperlakukannya.

“Sebab, sampai kapan pun lelaki akan merasa penting bila dibutuhkan dan wanita akan merasa penting bila dibutuhkan,” pungkasnya. (berbagai sumber/ri)


Sumber
hwaiting.dagdigdug.com

Selengkapnya...

Akhlak Istri terhadap Suami

1. Wajib mentaati suami, selama bukan untuk bermaksiat kepada Allah SWT. Al-Bazzar dan Ath-Thabrani meriwayatkan bahwa seorang wanita pernah datang kepada Rasulullah SAW lalu berkata, “Aku adalah utusan para wanita kepada engkau. Jihad ini telah diwajibkan Allah kepada kaum laki-laki; jika menang diberi pahala, dan jika terbunuh mereka tetap hidup diberi rezeki oleh Rabb mereka, tetapi kami kaum wanita yang membantu mereka, pahala apa yang kami dapatkan?” Nabi SAW menjawab, “Sampaikanlah kepada wanita yang engkau jumpai, bahwa taat kepada suami dan mengakui haknya itu sama dengan jihad di jalan Allah, tetapi sedikit sekali di antara kamu yang melakukannya.”

2. Menjaga kehormatan dan harta suami. Allah SWT berfirman, “Maka wanita-wanita yang baik itu ialah yang mentaati suaminya dan menjaga hal-hal yang tersembunyi dengan cara yang dipelihara oleh Allah.” (QS. An-Nisa’ : 34).

3. Menjaga kemuliaan dan perasaan suami. Ketika Asma bin Kharijah Al-Fazariyah menyerahkan anak perempuannya kepada suaminya di malam pernikahannya, ia berkata, ”Wahai anakku, sesungguhnya engkau telah keluar dari kehidupan yang selama ini engkau kenal. Sekarang engkau akan berada di ranjang yang belum pernah engkau ketahui, bersama pasangan yang belum sepenuhnya engkau kenali. Karena itu, jadilah engkau bumi baginya dan dia akan menjadi langit bagimu, jadilah engkau hamparan baginya dan dia akan menjadi hamba sahaya bagimu. Janganlah engkau menentangnya, sehingga ia membencimu. Janganlah engkau menjauh darinya, sehingga ia melupakanmu. Jika ia menjauh darimu, maka menjauh pulalah engkau darinya. Jagalah hidungnya, pendengarannya, dan matanya. Jangan sampai ia mencium darimu kecuali yang harum, janganlah ia mendengar kecuali yang baik, dan jangan ia memandang kecuali yang cantik.”

4. Melaksanakan hak suami, mengatur rumah, dan mendidik anak. Anas RA berkata, “Para sahabat Rasulullah SAW apabila menyerahkan pengantin wanita kepada suaminya, mereka memerintahkan agar melayani suami, menjaga haknya, dan mendidik anak-anak.”

5. Tidak boleh seorang istri menerima tamu yang tidak disenangi suaminya.

6. Seorang istri tidak boleh melawan suaminya, baik dengan kata-kata kasar maupun dengan sikap sombong.

7. Tidak boleh membanggakan sesuatu tentang diri dan keluarganya di hadapan suami, baik kekayaan, keturunan, maupun kecantikannya.

8. Tidak boleh menilai dan memandang rendah suaminya.

9. Tidak boleh menuduh kesalahan atau mendakwa suaminya, tanpa bukti-bukti dan saksi-saksi.

10. Tidak boleh menjelek-jelekkan keluarga suami.

11. Tidak boleh menunjukkan pertentangan di hadapan anak-anak.

12. Agar perempuan (istri) menjaga iddahnya, bila ditalak atau ditinggal mati oleh suaminya, demi kesucian ikatan perkawinannya.

13. Apabila melepas suami pergi bekerja, lepaslah suami dengan sikap kasih. Dan apabila menerima suami pulang bekerja, sambutlah kedatangannya dengan muka manis/tersenyum, pakaian bersih, dan berhias.

14. Setiap wanita (istri) harus dapat mempersiapkan keperluan makan, minum, dan pakaian suaminya.

15. Seorang istri harus pandai mengatur dan mengerjakan tugas-tugas rumah tangganya.

Sumber
Kotasantri.com

Selengkapnya...

Jumat, 04 Desember 2009

sapi adalah raja kaya kata orang tua

kurban sudah lama datang untuk menghargai diri dan pengorbanan nabi ibrahim AS,sapi yang super besar ada harganya ada yang 60-an juta.


kenapa yang sapi yang dulu malah jadi peliharan untuk tabungan masa depan .beli sapi masih kecil di atas paling belinya 17 juta-an dari pasar sapi yang bisa buka pasar selasa.kalau di daerahku,daerah anda kapan?

kegiatan yang menyenangkan kalau punya sapi.sering pergi cari rumput yang besar di tambak atau di sawah asal tidak ada ular yang gatalnya minta ampun,kelurga bilang sapi 3 ekor dulu kita miliki ternyata bisa buat beli apa saja.kakek bilang sapi” rojo koyo”.

bulan hari raya idul adha harga sapi bisa melonjok,sapi teman kakek di lamongan yang besar saja harganya 17 juta-an.bawa sapi nya kemobil pembeli saja dengan gaya.nih kekayaan ku yang kumilik bukan mobil.

semangat yang lama di lakukan selamat bertahun-tahun dengan usaha memberi makan yang cukup dan membuat sapi nyaman di kadang .dengan pengetahuan sekarang kotoranya bisa jadi bio gas…..hebat juga si raja kaya.

sapi memang binatang yang membawa berkah bagi pemeliharanya,sampai di Al-Qur’an ada “surat sapi” tapi di bahasa arabkan “Al Baqarah” hebat kan si raja kaya .keunggulannya belum sepenuh di ekplorasi.masih di panggil si raja kaya.

Selengkapnya...

Mengelola Masalah Hidup

"Makin besar masalah yang Anda hadapi, makin besar peluang yang Anda miliki."
Matthias Schmelz - Penulis buku termahal di dunia, di Amazon bukunya (450 halaman) dijual seharga $995.


Di dalam kata "problem" ada suku kata "pro". Dalam bahasa latin, "pro" berarti "positif" atau "berpihak". Jika kita punya masalah, maka ia sebenarnya positif dan berpihak kepada kita. Ingatlah lagi berbagai masalah dan persoalan yang berhasil kita selesaikan, pasti selaluberdampak positif dan makin membesarkan kita.

Apa yang sering terjadi, adalah sikap otomatis kita yang cenderung menjadikan masalah atau problem sebagai sesuatu yang "kontra" terhadap diri kita sendiri. Maka menghadapi masalah, sebenarnya adalah tentang bagaimana menjadikannya sebagai sekutu yang makin menguatkan kita.

Untuk bisa menyelesaikan masalah, hal pertama yang perlu kita lakukan adalah merubah proses berpikir dan berpersepsi. Sebab, inti setiap masalah adalah tentang cara berpikir dan cara memandang. Kemudian, cara berpikir dan cara memandang itulah yang akan membentuk cara kita membangun perasaan. Artinya, perasaan tidak datang dan diterpakan begitu saja kepada kita. Ia adalah sesuatu yang kita bangun sendiri. Di sinilah letaknya, apa yang sesungguhnya menjadi persoalan kita.

Jika kita bisa merubah proses berpikir dan bercara pandang, dan kemudian kita bisa membangun perasaan yang lebih berpihak atau "pro" kepada diri sendiri, maka kita akan menjadi lebih kreatif. Dan kreatifitas, akan bermuara pada berbagai pilihan. Dan kekayaan pilihan, adalah peluang untuk berbagai keputusan dan tindakan yang akan menciptakan solusi.

== ALBERT EINSTEIN ==
Fisikawan, Outstanding Problem Solver.

Albert Einstein pernah mengatakan bahwa jika dia diberi waktu satu jam untuk menyelesaikan suatu masalah, maka ia akan menggunakan 55 menit untuk mendefinisikan masalah dan 5 menit untuk menemukan solusi.

Cara problem solving a la Einstein telah terbukti juga ampuh untuk menyelesaikan berbagai persoalan kehidupan pada umumnya. Einstein mengungkapkan sembilan langkah penting yang perlu ditempuh untuk menyelesaikan masalah.

1. Rephrase the problem

Ketika seorang eksekutif di Toyota bertanya kepada para karyawan, "bagaimanakah caranya menaikkan produktifitas kalian?", maka respon yang diperoleh adalah wajah-wajah bengong. Kemudian, eksekutif itu merubah pertanyaannya menjadi, "bagaimanakah caranya agar pekerjaan kalian menjadi lebih mudah?" Kita tahu, sisanya adalah sejarah besar Toyota.

Me-rephrase persoalan akan membuat pola berpikir menjadi lebihakurat dan berdayaguna.

2. Expose and challenge assumptions

Setiap persoalan, selalu dilatarbelakangi oleh setumpuk asumsi. Asumsi-asumsi itu, bisa jadi tidak akurat atau mengakibatkan bias. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah membuatnya eksplisit, dan kemudian mengujinya dengan berbagai pertanyaan yang menantang.

"Benarkah bahwa...?"

Menguji asumsi akan membuat pola berpikir menjadi lebih jernih danterarah.

3. Chunk up

Setiap persoalan, adalah bagian dari persoalan yang lebih besar. Maka, apa yang perlu dilakukan adalah menelusuri persoalan ke atas, sehingga bisa diketahui dengan jelas bagaimana dan seberapa besar pengaruhnya pada berbagai target yang lebih besar.

"Bagian dari persoalan apakah, persoalan yang satu ini?"

Chunking up akan membuat persoalan menjadi jelas duduk perkaranya.

4. Chunk down

Setiap persoalan, terdiri dari berbagai persoalan yang lebih kecil. Maka, apa yang perlu dilakukan adalah menelusuri persoalan ke bawah, sehingga bisa diketahui dengan jelas detil-detil dari persoalan.

"Persoalan-persoalan apa yang membangun persoalan yang satu ini?"

Chunking down akan membuat persoalan menjadi lebih spesifik dan pada saat yang sama akan membuat diri kita bisa merasa lebih besardari persoalan.

5. Find multiple perspectives

Setiap persoalan, terkait dengan berbagai sudut pandang berbagai pihak. Persoalan dan penyelesaiannya, akan berpengaruh terhadap hubungan-hubungan dengan berbagai pihak ini. Dalam NLP, cara ini erat hubungannya dengan konsep ekologis.

"Bagaimanakah persoalan ini dari sudut atau dari kacamata...?"

Mengambil multi persepsi akan membuat persoalan menjadi lebih terfokus dan pada saat yang sama akan sangat membantu agar berbagai kemungkinan solusi tidak berdampak menciptakan persoalan baru atau memperberat suatu persoalan yang lain.

6. Use effective language constructs

Aspek pilihan bahasa dan kata-kata sangat berpengaruh terhadap bagaimana suatu persoalan akan ditindaklanjuti dan dikelola. Lebih jauh lagi, aspek bahasa dan kata-kata sangat berpengaruh pada tinggi rendahnya tingkat stamina kita dalam menindaklanjuti dan mengelola persoalan.

"Besar atau hanya sering?"

7. Make it engaging

Buatlah persoalan menjadi menarik, karena kita akan menghabiskan sejumlah energi dan waktu dalam menghadapi persoalan. Jika persoalan menarik, maka energi dan waktu yang digunakan akan tergantikan dengan efisien dan menguatkan.

"Persoalan, atau tantangan?"

8. Reverse the problem

Salah satu trik untuk keluar dari persoalan dengan segera, adalah dengan menjungkirbalikkan persoalan.

Jika kita ingin menang, cari tahu apa yang akan membuat kita kalah. Jika kita ingin besar, temukan apa yang membuat kita kecil. Jika kita ingin berhasil, selidiki apa yang akan membuat kita gagal.

9. Kumpulkan fakta-fakta

Persoalan harus jelas dan detil. Jangan sampai, sesuatu yang bukan persoalan malah kita anggap persoalan, atau suatu persoalan muncul dengan kabur dan samar-samar.

== MATTHIAS SCHMELZ ==
Penulis buku termahal di dunia, "The Millionaire Maker".

Proses berpikir, cara pandang, perasaan, dan kreatifitas, selalu berhubungan dengan berbagai makna. Dan makna, selalu lekat dengankata-kata dan bahasa.

Kata-kata memiliki kekuatan, sebab pikiran kita bekerja dengan bahasa. Jika kita ingin merubah proses berpikir dan berpersepsi, kita bisa memulainya dengan mengubah kata-kata yang kita gunakan. Mulailah dengan memaknai ulang kata "masalah", "persoalan", dan "problema". Kita perlu melakukan ini sesegera mungkin saat kita merasa ketiga hal itu datang.

Pilihan 1 - "Situasi"

Jika kita memaknainya sebagai situasi, maka hal ini akan membuat kita lebih tenang. Sebab, apa yang disebut dengan situasi bersifat netral, dan dia tidak hanya terekspos kepada diri kita secara pribadi, melainkan "sedang terjadi" pada dunia yang kita hidup di dalamnya. Entah apakah situasi itu baik atau buruk, setiap situasi punya karakter khas, yaitu bisa dianalisis.

Dalam kacamata ini, masalah, persoalan, dan problema, adalah "obyek pembelajaran". Dan belajar, tidak pernah merugikan.

Pilihan 2 - "Tantangan"

Jika kita memaknainya sebagai tantangan, maka hal ini akan memicuambisi kita untuk dua hal sekaligus, yaitu menerima dan menuntaskan. Rata-rata kita menyukai tantangan. Hidup kita cenderung membosankan tanpa tantangan.

Dalam kacamata ini, masalah, persoalan, dan problema, adalah sesuatu yang membuat "hidup menjadi lebih hidup".

Pilihan 3 - "Kesempatan"

Jika kita memaknainya sebagai kesempatan, maka hal ini akan merubahsikap dan pendekatan kita. Jika kita benar-benar bisa memaknainya, maka kita tidak memilih kalimat, "Kok bisa sih, gue ngalamin yang beginian?" melainkan, "Apa yang bisa aq lakukan untuk keluar dari hal ini?" atau, "Apa dari hal ini yang akan menguntungkan saya?"

Pilihan 4 - "Kesenjangan Keputusan"

Jika kita memaknainya sebagai kesenjangan keputusan, maka hal ini akan langsung mendorong kita untuk menuju solusi. Dengan dorongan ini, kita tidak lagi berputar-putar di sekitar persoalan dan terlalu lama berkutat dengannya, melainkan mulai memikirkan berbagai keputusan yang harus kita ambil sebagai penyelesaian.

Kabar baiknya, berbagai persoalan, biasanya hanyalah tentang kesenjangan keputusan. Nyaris setiap persoalan bisa diselesaikan dengan mengambil keputusan.

== STEVEN GILLMAN ==
Brain Power Enhancer.

Teknik Un-Bonding - "Bagaimana jika...?"

Setiap persoalan melekat pada suatu pihak. Persoalan kita melekat pada diri kita. Persoalan juga bisa melekat pada sesuatu yang tidak bermasalah. Untuk bisa menghadapi persoalan, kita harus bisamemisahkan persoalan atau mengisolirnya dari berbagai hal yang tidak relevan. Salah satu caranya adalah dengan membuat persoalan menjadi "semakin berat".

Kita menjalankan bisnis di rumah. Kemudian muncul persoalan, yaitu bahwa kita menganggap rumah kita sudah mulai sumpek.

"Bagaimana jika... rumah ini lebih kecil lagi?"
"Apa yang bisa kita lakukan?"

Menjawab pertanyaan di atas, akan cenderung mendorong kitamemisahkan bisnis kita dari rumah kita. Kita bisa berpikir untuk menempatkan bisnis kita di salah satu pojok rumah kita.

Jika kita melupakan pertanyaan ini, apa yang kita anggap solusi mungkin saja adalah membesarkan rumah atau menyewa ruangan kantor di luar rumah. Untuk bisnis kita itu adalah solusi, tapi bisa memunculkanpersoalan baru, yaitu biaya.

== MINDTOOLS ==
Career Skills Expert.

Teknik Mencecar - "Mengapa...?"

"Mengapa pelanggan kita, Tuan A tidak puas?"
Sebab kita tidak melayaninya sebagaimana yang kita janjikan.

"Mengapa kita tidak melayaninya sebagaimana yang kita janjikan?"
Sebab kita terlalu sibuk dengan pelanggan lain dan berbagai pekerjaan.

"Mengapa kita terlalu sibuk dengan pelanggan lain dan berbagai pekerjaan?"
Sebab kita tidak pernah mengira pelanggan menjadi begitu banyak dan pekerjaan menumpuk dalam waktu singkat.

"Mengapa sampai kita tidak bisa memproyeksikan hal ini?"
Sebab kita selalu sibuk mengejar penjualan.

"Mengapa penjualan kita menjadi sesuatu yang harus dikejar?"
Sebab kita butuh cash flow yang terjamin.

Oh begitu. Kita perlu berhemat lebih jauh lagi, agar cash flow tetap terjamin dan kita bisa menyisihkan sebagian darinya untuk membiayai karyawan kita mengikuti pelatihan "service excellence" bersama Pak Sopa, sehingga walaupun sibuk berjualan mereka tetap bisa melayani pelanggan dengan baik. Nanti saya minta beliau mengisi pelatihan di luar jam kerja. ;)

Teknik Apresiasi - "Terus kenapa kalo gitu...?"

Teknik ini biasa digunakan di dunia militer. Tujuannya adalahmemperkaya informasi terkait dengan fakta-fakta masalah. Teknik ini bisa dilakukan dengan mengajukan pertanyaan "Terus kenapa kalo gitu...?" secara bertubi-tubi.

"Terus kenapa kalo gitu...?"
Ya...

"Terus kenapa kalo gitu...?"
Ya... terus ...

"Terus kenapa kalo gitu...?"
Terus...

"Terus kenapa kalo gitu...?"
Jadinya...

Pertanyaan yang bertubi-tubi dan diajukan dengan kepala dingin, akan membuat persoalan menjadi semakin jelas arah dan juntrungannya. Semakin pasti dampak dan akibatnya. Semakin kuat pengaruh danperannya.

== CHUCK GALLOZZI ==
Personal Development Expert, Motivator.

Jika kita menghadapi masalah, sebenarnya kita sedang memiliki "sesuatu yang perlu berubah".

Langkah 1 - Menjawab Masalah

"Apa yang saya inginkan sekarang?"

Pertanyaan ini terdiri dari sub-sub pertanyaan;

"Apa yang saya ingin miliki?"
"Ingin menjadi manusia yang bagaimanakah saya ini?"
"Apa yang akan saya lakukan dalam posisi itu?"
"Apa yang saya akan bagi bersama orang lain?"

Menjawab pertanyaan ini adalah tentang tujuan, arah, orientasi, makna hidup, dan alasan keberadaan diri.

Langkah 2 - Merespon Masalah

"Apa yang menghalangi saya dari mendapatkannya?"
"Apa yang akan saya lakukan tentang itu?"

Menjawab pertanyaan yang pertama adalah sebuah pengakuan tentangkeberadaan masalah. Tindak lanjut dari jawabannya adalahpersiapan-persiapan. Menjawab pertanyaan berikutnya adalah memproduksi peta jalan (roadmap) dan rencana tindakan (action plan).

Langkah kedua ini adalah tahap pertama menuju solusi. Tahap pertama menuju solusi selalu merupakan tahap yang diwarnai dengan berbagai keragu-raguan. Ketahuilah bahwa fenomena ini adalah normal. Kuncinya adalah berani dan percaya diri.

Langkah 3 - Implementasi

Lakukan apa yang telah menjadi rencana tindakan.

Langkah 4 - Maintenance

Lakukan monitor untuk progres dan kemajuan, dan lakukan langkahperbaikan jika dipandang perlu.

Langkah 5 - Relapse

Kita mungkin tidak langsung berhasil. Maka yang perlu kita lakukan adalah mengulangi kembali langkah 1 sampai langkah 5. Lagi... lagi... dan lagi.

"Gagal hanya ada jika kita berhenti."

Semoga bermanfaat.

Ikhwan Sopa
Master Trainer E.D.A.N.

Selengkapnya...

Pemborong Untuk Pembangunan Masjid

Assalamualaikum wR wB,

Saudaraku Muslimin dan Muslimat,

Panitia Pembangunan Masjid Nurul Islam, Pondok Kopi, Jakarta Timur mengundang saudara yang bergerak dibidang pemborong bangunan untuk mengerjakan pembangunan Masjid Nurul Islam Pondok Kopi Tahap 1 yang Insya Allah akan dimulai pada 1 Muharam 1431 H.


Terlampir adalah Gambark Arsitek dari Rancang Bangun Masjid Nurul Islam untuk dijadikan referensi.
Adapun lingkup kerja untuk Tahap 1 Pembangunan Masjid Nurul Islam Pondok Kopi adalah sbb:


1. Pengetesan Tanah dan Existing Tiang (Soil and Hammer Test)
2. Membuat perencanaan proyek yang keluarannya adalah: Gambar yang menunjukkan layout/ukuran/ orientasi/ bahan dari pondasi, tiang dan lantai (Lantai 1).
3. RAB yang menunjukkan perkiraan kebutuhan bahan/alat dan Ongkos Kerja. Panitia akan bertanggung jawab untuk pembelian barang.
4. Pekerjaan konstruksi Lantai 1 dan 2 (sampai dengan pekerjaan dag lantai 2).
5. Pekerjaan konstruksi Kubah Masjid dan Optional Balkon Lantai 3.
6. Finishing

Insya Allah, saudara ada yang berminat. Silahkan menghubungi kami sebelum tanggal 2 Desember 2009 untuk mendapatkan penjelasan yang lebih lengkap.
Terima kasih,

Wassalam,
A/N Panitia Pembangunan Masjid Nurul Islam Pondok Kopi
Ansor Muchtar

Selengkapnya...

Personal Branding: Apaan Tuh?

Konsep personal branding mengangkat karakteristik manusia dalam aspek yang paling mendasar, yaitu bahwa setiap perubahan berkaitan dengan perbedaan. Di samping itu, dengan tegas kita bisa mengatakan bahwa setiap manusia memiliki perbedaan dari manusia lainnya.


Manusia-manusia berbeda bahkan jika mereka kembar identik atau merupakan hasil cloning sekalipun. Setidaknya, mereka adalah materi-materi yang terpisah satu dari yang lainnya. Dengan kata lain, manusia adalah perbedaan dan setiap perbedaan cenderung membawa perubahan. Perubahan adalah perbedaan.

Sebagai individu setiap kita adalah unik di tengah kelompok, baik itu kolega, pesaing, rekan kerja, kolega, dan sebagainya. Dunia semakin mutakhir dan bergerak lebih cepat. Disadari atau tidak, itu semua menciptakan model-model filtrasi, mulai informasi sampai ke pribadi-pribadi. Jika Anda tak terlihat, Anda lewat.

Personal branding adalah upaya manusia modern untuk mengembangkan dan mendongkrak berbagai perbedaan itu, ke arah yang lebih baik dan secara pribadi menguntungkan. Manusia dengan personal branding yang kuat, menonjol dan berpengaruh, adalah manusia yang dilekati dengan berbagai atribut yang dipersyaratkan. Secara umum, personal branding banyak mengakomodir filosofi dan konsep corporate branding ke dalam diri individu.

Berikut ini adalah karakterisasi manusia yang dikembangkan dalam konsep personal branding (seperti yang dikembangkan oleh Peter Montoya, William Arruda, Rob Frankel, Gabriella Goddard dan sebagainya).

Manusia yang unique dan memiliki kekuatan, menonjol serta punyapengaruh dalam perubahan di masa depan, adalah manusia yang bisa berhubungan dengan manusia lain dalam konteks partnership.

Manusia ini juga harus memiliki comparative dan competitive advantage sekaligus. Ia harus mengembangkan dan menggeser keunggulan kompetitifnya menjadi keunggulan komparatif yang tidak bisa diikuti oleh manusia lain. Hanya dengan itu, ia akan menjadi manusia yang unik, kuat, menonjol dan berpengaruh terhadap perubahan.

Manusia ini memiliki kemampuan untuk menyerap kemajuan zaman, dan sekaligus kemampuan untuk melakukan alih teknologi.

Ia adalah milik dirinya sendiri. Ia tidak seperti mesin atau bangunan yang bisa berganti kepemilikan. Ia tidak mengenal istilah bekas seperti barang-barang. Ia akan menjadi asset yang tidak bisa diperjualbelikan seperti mesin atau bangunan, kecuali ia sendiri menghendakinya. Kemanapun ia pergi, ia akan menjadi sumber daya yang selalu baru,makin kuat, makin menonjol dan makin berpengaruh, kecuali ia sakit atau mati.

Ia juga mampu menghadapi kebutuhan daur ulang sumber daya manusia, yang kian hari dipandang makin dibutuhkan untuk mengantisipasi berbagai perubahan. Ia siap kapan saja dan di mana saja. Ia akan bisa memanfaatkan dengan baik berbagai peluang yang muncul dan berbagai fasilitas yang ditawarkan dunia.

Mereka yang kuat personal brandingnya akan memasuki kelompok elit yang dikuasai oleh hukum pareto (hukum 20/80) atau sejenisnya. Mereka akan selalu menjadi anggota 20 besar dari setiap komunitas yang terdiri dari 100 orang. Demikian juga, ia akan selalu masuk dalam catatan 20% orang yang paling sukses di bidangnya.

Mencapai itu semua tidaklah mudah. Sementara itu, saat ini banyak orang bercita-cita ke arah sana. Dan dalam proses pencapaian itu, berbagai kendala dan halangan harus dilalui dengan susah dan payah. Kegagalan untuk mencapai tingkatan itu bisa dianggap malapetaka di zaman ini.

(Saya sendiri juga sedang bekerja keras di jalan yang keras dan berbatu... doakan saya.)

Berikut ini secuil ringkasan dari begitu banyak cara dan tips personal branding. Semoga bermanfaat.

1. Berpikirlah sebagai orang yang merdeka.

2. Temukan kelebihan dan kemampuan yang membuat Andaberbeda dari orang lain.

3. Pasarkanlah kelebihan dan kemampuan itu tanpa malu-malu, Anda bukan hanya sedang berjualan, Anda sedang memaksimalkan potensi diri dan Anda sedang menaikkan besaran manfaat pribadi Anda untuk orang banyak.

4. Jadilah terlihat.

5. Berhentilah networking, bangun network Anda.

6. Tambahkan nilai kepada siapa saja.

7. Akselerasikan brand power Anda dengan bersinkronisasi dengan tren yang berkembang dan bergeraklah ke arah itu.

8. Hiduplah di dalam sebuah cause atau "sebab keberadaan" Anda.

9. Share dulu, baru profit.

10. Bantu orang lain mensukseskan diri mereka. Tak perlu ragu jika Anda sendiri masih belum sukses. Baca lagi ini, "Saya Ingin Anda Sukses, Saya Harus Membuat Anda Sukses".

11. Selalulah pertanyakan diri Anda, dan dekati dia dengan sistematis. Jadilah penasaran seumur hidup tentang dia.

Saya Ingin Anda Sukses.
Saya Harus Membuat Anda Sukses.


Ikhwan Sopa
Master Trainer E.D.A.N

Selengkapnya...