Yang menggelikan, sebagian Muslim begitu pandai berkelit:
- Aslinya memang miskin, eh malah mengaku sederhana!
- Aslinya memang lamban, eh malah mengaku sabar!
- Aslinya memang pasrah, eh malah mengaku ikhlas dan tawakkal!
- Aslinya memang pemalas, eh malah mengaku zuhud dan qana’ah!
- Aslinya memang tidak sungguh-sungguh melakukan, eh malah ngomong, “Inilah takdir.”
- Aslinya memang tidak berniat melakukan, eh malah ngomong, “Insya Allah.”
- Padahal tidak sesempit itu makna sederhana, sabar, ikhlas, tawakkal, zuhud, qana’ah, takdir, dan insya Allah. Kalau cuma begitu, itu sama saja Anda mengubur dalam-dalam konsep ikhtiar. Mana boleh?
Lantas, manakah dalil-dalil yang menganjurkan untuk kaya? Inilah beberapa pesan Nabi:
- “Allah SWT lebih menyukai muslim yang kuat iman dan nafkahnya daripada muslim yang lemah.”
- “Meninggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya, itu jauh lebih baik daripada meninggalkan mereka dalam keadaan fakir, sehingga mereka meminta-minta kepada manusia.”
- “Sebaik-baiknya harta adalah harta yang dimiliki orang yang saleh.”
- “Kekayaan tidak membawa mudharat bagi orang-orang yang bertakwa kepada Allah SWT.”
- “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekafiran, kefakiran, dan azab kubur.” Sering kali Nabi memanjatkan doa seperti ini.
Yap, Nabi itu kaya. Hanya saja, ia sederhana. Jelas, miskin itu beda dengan sederhana. Lantas, bagaimana dengan kita?
www.ipphosantosa.com
Entrepreneur, Penulis Mega-Bestseller, Penerima MURI Award
Senin, 18 Januari 2010
Adakah dalil-dalil yang menganjurkan untuk KAYA?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar