Sabtu, 12 September 2009

Aku Dimakamkan Hari Ini


Aku Dimakamkan Hari Ini
>
>Perlahan, tubuhku ditutupi tanah,
>perlahan, semua pergi
>meninggalkanku,
>masih terdengar jelas langkah-langkah terakhir mereka,
>aku
>sendirian, di tempat gelap yang tak pernah terbayang,
>sendiri, menunggu
>keputusan.. .

>Istri, belahan hati, belahan jiwa pun pergi,
>Anak, yang di
>tubuhnya darahku mengalir, tak juga tinggal,
>Apatah lagi sekedar tangan
>kanan, kawan dekat, rekan bisnis, atau orang-orang lain,
>Aku bukan
>siapa-siapa lagi bagi mereka.
>
>
>Istriku menangis, sangat pedih, aku pun
>demikian,
>Anakku menangis, tak kalah sedih, dan aku juga,
>Tangan kananku
>menghibur mereka,
>kawan dekatku berkirim bunga dan ucapan,
>tetapi aku
>tetap sendiri,
>disini, menunggu perhitungan ...
>
>Menyesal sudah tak
>mungkin,
>Tobat tak lagi dianggap,
>dan ma'af pun tak bakal didengar,
>aku
>benar-benar harus sendiri...
>
>Tuhanku, (entah dari mana kekuatan itu
>datang, setelah sekian lama aku tak lagi dekat dengan-Nya),
>jika Kau beri aku
>satu lagi kesempatan,
>jika Kau pinjamkan lagi beberapa hari
>milik-Mu,
>beberapa hari saja...
>Aku akan berkeliling, memohon ma'af pada
>mereka,
>yang selama ini telah merasakan zalimku,
>yang selama ini sengsara
>karena aku,
>yang tertindas dalam kuasaku,
>yang selama ini telah aku sakiti
>hatinya
>yang selama ini telah aku bohongi
>Aku harus kembalikan, semua
>harta kotor ini,
>yang kukumpulkan dengan wajah gembira,
>yang kukuras dari
>sumber yang tak jelas,
>yang kumakan, bahkan yang kutelan.
>
>
>Aku
>harus tuntaskan janji-janji palsu yg sering ku umbar dulu.
>
>
>Dan
>Tuhan,
>
>beri lagi aku beberapa hari milik-Mu,
>untuk berbakti kepada
>ayah dan ibu tercinta,
>teringat kata-kata kasar dan keras yang menyakitkan
>hati mereka,
>maafkan aku ayah dan ibu,
>mengapa tak kusadari betapa besar
>kasih sayangmu ...
>
>beri juga aku waktu,
>untuk berkumpul dengan istri
>dan anakku,
>untuk sungguh-sungguh beramal soleh,
>Aku sungguh ingin
>bersujud dihadapan-Mu,
>bersama mereka ...
>
>begitu sesal diri
>ini,
>karena hari-hari telah berlalu tanpa makna penuh
>kesia-siaan,
>kesenangan yang pernah kuraih dulu,
>tak ada artinya sama
>sekali ...
>mengapa ku sia-siakan saja,
>waktu hidup yang hanya sekali
>itu,
>andai ku bisa putar ulang waktu itu ...
>
>Aku dimakamkan hari
>ini,
>dan semua menjadi tak terma'afkan,
>dan semua menjadi
>terlambat,
>dan aku harus sendiri,
>untuk waktu yang tak terbayangkan
>...
>
>
>( Riza P.N )
>
>Milis Feui82
>
>Dikirim oleh: Gatot
>Wagiono
>

Artikel Yang Berhubungan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar