MEMBIASAKAN berpuasa setelah puasa Ramadhan adalah sebagian dari tanda diterimanya amalan puasa Ramadhan seseorang. Karena jika Allah Swt. menerima amalan hamba-Nya, maka Ia akan memberikan taufik pada amalan shalih selanjutnya.
“Balasan dari amalan kebaikan adalah amalan kebaikan selanjutnya. Barangsiapa melaksanakan kebaikan kemudian dia melanjutkan dengan kebaikan selanjutnya, maka itu adalah tanda diterimanya amalan yang pertama. Begitu pula orang yang melaksanakan kebaikan lalu dilanjutkan dengan melakukan kejelekan, maka ini adalah tanda tidak diterimanya amalan kebaikan yang telah dilakukannya,” begitu pendapat sebagian ulama salaf.
Puasa sunnah enam hari di bulan Syawal mempunyai keutamaan yang sangat istimewa.
“Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia seperti berpuasa setahun penuh.” (H.R. Muslim dari Abu Ayyub Al-Anshori)
Bagaimana cara melakukan puasa sunnah ini?
An-Nawawi mengatakan, “Para ulama Syafi’iyah mengatakan bahwa paling utama melakukan puasa enam hari di bulan Syawal secara berturut-turut (sehari) setelah shalat ‘Idul Fitri. Namun jika tidak berurutan atau diakhirkan hingga akhir Syawal, maka seseorang tetap mendapatkan keutamaan puasa Syawal setelah sebelumnya melakukan puasa Ramadhan.” (Syarh Muslim)
Apabila seseorang menunaikan puasa sunnah enam hari di bulan Syawal terlebih dahulu dan ia masih ada tanggungan puasa (memiliki qadha puasa Ramadhan), maka puasanya dianggap puasa sunnah mutlaq (puasa sunnah biasa) dan tidak mendapatkan ganjaran puasa Syawal.
Allahu a’lam bish-shawaab.
***
8 Syawal 1430 H/27 September 2oo9 o8:o9 p.m.
Allah, beri kami hidayah untuk menunaikannya dengan sebaik-baiknya
Rabu, 30 September 2009
Six Days in Syawal
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar