Jumat, 30 Oktober 2009

Muhammad al-Fatih Secrets Revealed!

Bisyarah
adalah sebuah kabar gembira yang Allah turunkan kepada ummatnya, baik
melalui al-Qur’an ataupun melalui ucapan rasulullah. Bisyarah adalah
perlambang janji Allah dan menjadi penyemangat kaum muslim selama
berabad-abad lamanya, keyakinan akan janji ALlah ini terpatri kuat di
dalam jiwa kaum muslim dan menjadi harapan ditengah-tengah kepuusasaan,
menjadi pengingat dalam kealpaan dan menjadi sebuah sumber energi yang
tidak terbatas sampai kapanpun juga. Dengan bisyarah inilah kaum muslim
berjuang dan menorehkan tinta emas dalam sejarah peradaban dunia.

Salah satu bisyarah yang dapan menginspirasi setiap muslim adalah
bisyarah rasulullah yang disampakan oleh Abdullah bin Amru pada
shahabat:

فقال عبد الله بينما نحن حول رسول الله صلى الله عليه وسلم نكتب إذ سئل
رسول الله صلى الله عليه وسلم أي المدينتين تفتح أولا قسطنطينية أو رومية
فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم مدينة هرقل تفتح أولا يعني قسطنطينية

Abdullah bin Amru bin Al-Ash berkata, "bahwa ketika kami duduk di
sekeliling Rasulullah SAW untuk menulis, tiba-tiba beliau SAW ditanya
tentang kota manakah yang akan futuh terlebih dahulu, Konstantinopel
atau Roma. Rasulullah SAW menjawab, "Kota Heraklius terlebih dahulu
(maksudnya Konstantinopel) (HR Ahmad)

لتفتحن القسطنطينية فلنعم الأمير أميرها ولنعم الجيش ذلك الجيش

Kalian pasti akan membebaskan Konstantinopel, sehebat-hebat Amir
(panglima perang) adalah Amir-nya dan sekuat-kuatnya pasukan adalah
pasukannya (HR Ahmad)

Ini adalah sebuah bisyarah, petunjuk dan kabar gembira bagi kaum muslim
bahwa dua pilar peradaban barat pada waktu itu yang dijadikan simbol
yaitu: Kota Roma (Romawi Barat) dan Kota Konstantinopel (Romawi Timur)
akan diberikan dan dibebaskan oleh kaum muslim.

Dan hal ini menjadi penyemangat para Khalifah untuk melakukan futuhat,
tercatat dalam sejarah bahwa Abu Ayyub al-Anshari (44 H) pada Khalifah
Muawiyyah bin Abu Sufyan adalah orang yang pertama kali ingin
merealisasikan janji Allah tersebut, namun karena kondisi fisik beliau
tidak mampu memenuhinya, walaupun begitu, beliau meminta agar jasadnya
dikuburkan di bawah kaki pasukan kaum muslim terdepan pada saat
ekspedisi itu sebagai sebuah milestone bagi mujahid selanjutnya. Lalu
Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik (98 H) pada masa Kekhalifahan
Umayyah, Khalifah Harun al-Rasyid (190 H) masa Kekhalifahan Abasiyyah,
Khalifah Beyazid I (796 H) masa Kekhalifahan Utsmanityyah, Khalifah
Murad II (824 H) masa Kekhalifahan Utsmaniyyah juga tercatat dalam
usaha penaklukan konstantinopel, tetapi karena satu dan lain hal, Allah
belum mengizinkan kaum muslim memenangkan pertempuran itu.

Konstantinopel merupakan salah satu kota terpenting di dunia, kota ini
memiliki benteng yang tidak tertembus yang dibangun pada tahun 330 M.
oleh Kaisar Byzantium yaitu Constantine I. Konstaninopel memiliki
posisi yang sangat penting di mata dunia. Sejak didirikannya,
pemerintahan Byzantium telah menjadikannya sebagai ibukota pemerintahan
Byzantium. Konstantinopel merupakan salah satu kota terbesar dan
benteng terkuat di dunia saat itu, dikelilingi lautan dari tiga sisi
sekaligus, yaitu selat Bosphorus, Laut Marmarah dan Tanduk Emas (golden
horn) yang dijaga dengan rantai yang sangat besar, hingga tidak
memungkinkan untuk masuknya kapal musuh ke dalamnya. Pentingnya posisi
konstantinopel ini digambarkan oleh napoleon dengan kata-kata
".....kalaulah dunia ini sebuah negara, maka Konstantinopel inilah yang
paling layak menjadi ibukota negaranya!".

Adalah Muhamamd II atau selanjutnya dikenal sebagai Muhammad al-Fatih,
yang akan menaklukan kota ini, sejak kecil dia telah dididik oleh
ulama-ulama besar pada zamannya, khususnya Syaikh Aaq Syamsuddin yang
tidak hanya menanamkan kemampuan beragama dan ilmu Islam, tetapi juga
membentuk mental pembebas pada diri Mumammad al-Fatih. Beliau selalu
membekali al-Fatih dengan cerita dan kisah para penakluk, kisah syahid
dan mulianya para mujahid, dan selalu mengingatkan Muhammad II tentang
bisyarah rasulullah dan janji Allah yang menjadikan seorang anak kecil
bernama Muhammad II memiliki mental seorang penakluk.

Maka
tidak mengherankan ketika berumur 23 tahun, al-Fatih telah menguasai 7
bahasa dan dia telah memimpin ibukota Khilafah Islam di Adrianopel
(Edirne) sejak berumur 21 tahun (ada yang memberikan keterangan dia
telah matang dalam politik sejak 12 tahun). Sebagian besar hidup
al-Fatih berada diatas kuda, dan beliau tidak pernah meninggalkan
shalat rawatib dan tahajjudnya untuk menjaga kedekatannya dengan Allah
dan memohon pertolongan dan idzinnya atas keinginannya yang telah
terpancang kuat dari awal: Menaklukan Konstantinopel.

Diapun sadar untuk menaklukkan konstantiopel dia membutuhkan
perencanaan yang baik dan orang-orang yang bisa diandalkan, maka diapun
membentuk dan mengumpulkan pasukan elit yang dinamakan Janissaries,
yang dilatih dengan ilmu agama, fisik, taktik dan segala yang
dibutuhkan oleh tentara, dan pendidikan ini dilaksanakan sejak dini,
dan khusus dipersiapkan untuk penaklukan konstantinopel. 40.00 orang
yang loyal kepada Allah dan rasul-Nya pun berkumpul dalam penugasan
ini. Selain itu dia juga mengamankan selat bosphorus yang menjadi nadi
utama perdagangan dan transportasi bagi konstantinopel dengan membangun
benteng dengan 7 menara citadel yang selesai dalam waktu kurang dari 4
bulan.

Tetapi konstantinopel bukanlah kota yang mudah ditaklukkan, kota ini
menahan serangan dari berbagai penjuru dunia dan berhasil menetralkan
semua ancaman yang datang kepadanya karena memiliki sistem pertahanan
yang sangat maju pada zamannya, yaitu tembok yang luar biasa tebal dan
tinggi, tingginya sekitar 30 m dan tebal 9 m, tidak ada satupun
teknologi yang dapat menghancurkan dan menembus tembok ini pada masa
lalu. Dan untuk inilah al-Fatih menugaskan khusus pembuatan senjata
yang dapat mengatasi tembok ini.

Setelah mempersiapkan meriam raksasa yang dapat melontarkan peluru
seberat 700 kg, al-Fatih lalu mempersiapkan 250.000 total pasukannya
yang terbagi menjadi 3, yaitu pasukan laut dengan 400 kapal perang
menyerang melalui laut marmara, kapal-kapal kecil untuk menembus selat
tanduk, dan sisanya melalui jalan darat menyerang dari sebelah barat
konstantinopel, awal penyerangan ini dilakukan pada tanggal 6 April
1453, yang terkenal dengan The Siege of Constantinple.

Keseluruhan pasukan al-Fatih dapat direpotkan oleh pasukan
konstantinopel yang bertahan di bentengnya, belum lagi serangan bantuan
dari negeri kristen lewat laut menambah beratnya pertempuran yang harus
dihadapi oleh al-Fatih, sampai tanggal 21 April 1453 tidak sedikitpun
tanda-tanda kemenangan akan dicapai pasukan al-Fatih, lalu akhirnya
mereka mencoba suatu cara yang tidak terbayangkan kecuali orang yang
beriman. Dalam waktu semalam 70 kapal pindah dari selat bosphorus
menuju selat tanduk dengan menggunakan tenaga manusia. Yilmaz Oztuna di
dalam bukunya Osmanli Tarihi menceritakan salah seorang ahli sejarah
tentang Byzantium mengatakan:

“kami tidak pernah melihat dan tidak pernah mendengar sebelumnya,
sesuatu yang sangat luar biasa seperti ini. Muhammad Al-Fatih telah
mengubah bumi menjadi lautan dan dia menyeberangkan kapal-kapalnya di
puncak-puncak gunung sebagai pengganti gelombang-gelombang lautan.
Sungguh kehebatannya jauh melebihi apa yang dilakukan oleh Alexander
yang Agung,”

70 Kapal al-Fatih dipindahkan dari Selat Bosphorus ke Selat Tanduk melalui Pegunungan Galata dalam waktu 1 malam

Pengepungan ini terus berlanjut sampai dengan tanggal 27 Mei 1453,
melihat kemenangan sudah dekat, Muhamamad al-Fatih mengumpulkan para
pasukannya lalu berkhutbah didepan mereka:

Jika penaklukan kota Konstantinopel sukses, maka sabda Rasulullah SAW
telah menjadi kenyataan dan salah satu dari mukjizatnya telah terbukti,
maka kita akan mendapatkan bagian dari apa yang telah menjadi janji
dari hadits ini, yang berupa kemuliaan dan penghargaan. Oleh karena
itu, sampaikanlah pada para pasukan satu persatu, bahwa kemenangan
besar yang akan kita capai ini, akan menambah ketinggian dan kemuliaan
Islam. Untuk itu, wajib bagi setiap pasukan, menjadikan syariat selalu
didepan matanya dan jangan sampai ada diantara mereka yang melanggar
syariat yang mulia ini. Hendaknya mereka tidak mengusik tempat-tempat
peribadatan dan gereja-gereja. Hendaknya mereka jangan mengganggu para
pendeta dan orang-orang lemah tak berdaya yang tidak ikut terjun dalam
pertempuran

Subhanallah, ini sebuah penegasan pada pasukannya bahwa kemenangan
tidak akan bisa dicapai dengan mengandalkan kekuatan belaka, bukan pula
karena kecerdasan dan strategi perang, Muhammad al-Fatih sangat
memahami bahwa kemenangan hanya akan tercapai dengan izin dan
pertolongan Allah.

Maka ia meminta seluruh pasukannya bermunajat pada Allah, menjauhkan
diri dari maksiat, bertahajjud pada malam harinya dan berpuasa pada
esok harinya. Pada tanggal 29 Mei 1453, serangan terakhir dilancarkan,
dan sebelum Ashar, al-Fatih sudah menginjakkan kakinya di gerbang masuk
konstantinopel. Berakhirlah pengepungan selama 52 hari lamanya dan
penantian panjang akan janji Allah selama 825 tahun lamanya.
Konstantinopel dibebaskan kaum muslim melalui tangan al-Fatih!

Bayangkan, kekuatan seperti apa yang bisa menjaga semangat, persatuan,
dan kesabaran selama 52 hari perang dan lintas generasi dalam 825 tahun
lamanya? Kekuatan seperti apa yang dapat menjadikan anak muda berumur
23 tahun menaklukan sebuah peradaban besar?

Inilah yang dinamakan kekuatan percaya pada janji Allah dan bisyarah
rasul-Nya. Kemampuan melihat tidak dengan mata tetapi dengan keimanan,
kekuatan yang melebihi apapun, Beyond the Inspiration.

They believe in something that can't be seen by eyes! Allahuakbar!

Konstantinopel telah takluk dan itu tidak akan terulang kembali karena
posisi yang mulia dalam bisyarah rasulullah telah ditempati oleh
Muhammad al-Fatih. Penaklukan kota Roma hanya menunggu waktu dan posisi
kemuliaan itupun akan ditempati oleh satu orang. Tetapi ada satu
bisyarah lagi yang rasulullah sampaikan pada kita, yang mengajak kita
semuanya untuk merealisasikan itu.

تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ
يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةٌ عَلَى
مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ
يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا
عَاضًّا فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا
شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً فَتَكُونُ مَا
شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا
ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ

"Di tengah-tengah kalian terdapat zaman kenabian, atas izin Allah ia
tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak
mengangkatnya. Kemudian akan ada Khilafah yang mengikuti manhaj
kenabian. Ia ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Lalu Dia akan
mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada
kekuasaan (kerajaan) yang zalim; ia juga ada dan atas izin Allah ia
akan tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak
mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan (kerajaan) diktator yang
menyengsarakan; ia juga ada dan atas izin Alah akan tetap ada.
Selanjutnya akan ada kembali Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian".
(HR. Ahmad)

Pragmatisme pasti akan menafikkan Idealisme

Pragmatisme meniscayakan Kompromisme

Sedangkan,

Idealisme menafikkan Pragmatisme

Idealisme meniscayakan Keyakinan akan Bisyarah Allah dan Rasul

Perbedaan orang kafir dan mukmin adalah:

Orang mukmin yakin dahulu lalu mereka (pasti) akan melihat

Orang kafir butuh melihat dulu lalu (mungkin) akan yakin

Pilih mana?!

Allah saksikanlah, Felix Siauw adalah telah mendaftarkan diri menyambut Khilafah 'ala minhajin nubuwwah yang akan segera tegak!

Artikel Yang Berhubungan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar