Jumat, 30 Oktober 2009

Rasa Bersyukur Yang Sebenarnya

Sebuah renungan kecil untuk kita ....
*_

Skenario 1_*
Andaikan kita sedang naik di dalam sebuah kereta ekonomi. Karena tidak
mendapatkan tempat duduk, kita berdiri di dalam gerbong tersebut.
Suasana cukup ramai meskipun masih ada tempat bagi kita untuk
menggoyang-goyangka n kaki. Kita tidak menyadari handphone kita
terjatuh. Ada orang yang melihatnya, memungutnya dan langsung
mengembalikannya kepada kita. "Pak, handphone bapak barusan jatuh nih,"
kata orang tersebut seraya memberikan handphone milik kita. Apa yang
akan kita lakukan kepada orang tersebut?

Respons: /Mungkin kita akan mengucapkan terima kasih dan berlalu begitu
saja./
_

*Skenario 2*_
Sekarang kita beralih kepada skenario kedua. Handphone kita terjatuh dan
ada orang yang melihatnya dan memungutnya. Orang itu tahu handphone itu
milik kita tetapi tidak langsung memberikannya kepada kita. Hingga tiba
saatnya kita akan turun dari kereta, kita baru menyadari handphone kita
hilang. Sesaat sebelum kita turun dari kereta, orang itu ngembalikan
handphone kita sambil berkata, "Pak, handphone bapak barusan jatuh nih."
Apa yang akan kita lakukan kepada orang tersebut?
*
Respons*: /Mungkin kita akan mengucapkan terima kasih juga kepada orang
tersebut. Rasa terima kasih yang kita berikan akan lebih besar daripada
rasa terima kasih yang kita berikan pada orang di skenario pertama
(orang yang langsung memberikan handphone itu kepada kita). Setelah itu
mungkin kita akan langsung turun dari kereta.
/

_*Skenario 3*_
Marilah kita beralih kepada skenario ketiga. Pada skenario ini, kita
tidak sadar handphone kita terjatuh, hingga kita menyadari handphone
kita tidak ada di kantong kita saat kita sudah turun dari kereta. Kita
pun panik dan segera menelepon ke nomor handphone kita, berharap ada
orang baik yang menemukan handphone kita dan bersedia mengembalikannya
kepada kita. Orang yang sejak tadi menemukan handphone kita (namun tidak
memberikannya kepada kita) menjawab telepon kita.

"Halo, selamat siang, Pak. Saya pemilik handphone yang ada pada bapak
sekarang," kita mencoba bicara kepada orang yang sangat kita harapkan
berbaik hati mengembalikan handphone itu kembali kepada kita.

Orang yang menemukan handphone kita berkata, "Oh, ini handphone bapak
ya. Oke deh, nanti saya akan turun di stasiun berikut. Biar bapak ambil
di sana nanti ya."

Dengan sedikit rasa lega dan penuh harapan, kita pun pergi ke stasiun
berikut dan menemui "orang baik" tersebut. Orang itu pun memberikan
handphone kita yang telah hilang. Apa yang akan kita lakukan pada orang
tersebut? Satu hal yang pasti, kita akan mengucapkan terima kasih, dan
seperti nya akan lebih besar daripada rasa terima kasih kita pada
skenario kedua bukan? Bukan tidak mungkin kali ini kita akan memberikan
hadiah kecil kepada orang yang menemukan handphone kita tersebut.

_*Skenario 4*_
Terakhir, mari kita perhatikan skenario keempat.
Pada skenario ini, kita tidak sadar handphone kita terjatuh, kita turun
dari kereta dan menyadari bahwa handphone kita telah hilang, kita
mencoba menelepon tetapi tidak ada yang mengangkat. Sampai akhirnya kita
tiba di rumah. Malam harinya, kita mencoba mengirimkan SMS :

"Bapak / Ibu yang budiman. Saya adalah pemilik handphone yang ada pada
bapak / ibu sekarang. Saya sangat mengharapkan kebaikan hati bapak / ibu
untuk dapat mengembalikan handphone itu kepada saya. Saya akan
memberikan imbalan sepantasnya. " SMS pun dikirim dan tidak ada balasan.
Kita sudah putus asa. Kita kembali mengingat betapa banyaknya data
penting yang ada di dalam handphone kita. Ada begitu banyak nomor
telepon teman kita yang ikut hilang bersamanya. Hingga akhirnya beberapa
hari kemudian, orang yang menemukan handphone kita menjawab SMS kita,
dan mengajak ketemuan untuk mengembalikan handphone tersebut.

Bagaimana kira-kira perasaan kita? Tentunya kita akan sangat senang dan
segera pergi ke tempat yang diberikan oleh orang itu. Kita pun sampai di
sana dan orang itu mengembalikan handphone kita.Apa yang akan kita
berikan kepada orang tersebut?

*Respons:*Kita pasti akan mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepadanya, dan mungkin kita akan memberikannya hadiah (yang kemungkinan
besar lebih berharga dibandingkan hadiah yang mungkin kita berikan di
skenario ketiga).

*_/Kesimpulan Moral/_*

1. Apa yang kita dapatkan dari empat skenario cerita di atas?
2. Pada keempat skenario tersebut, kita sama-sama kehilangan handphone,
dan ada orang yang menemukannya.

Orang pertama menemukannya dan langsung mengembalikannya kepada kita.
Kita berikan dia ucapan terima kasih.
Orang kedua menemukannya dan memberikan kepada kita sesaat sebelum kita
turun dari kereta. Kita berikan dia ucapan terima kasih yang lebih besar.
Orang ketiga menemukannya dan memberikan kepada kita setelah kita turun
dari kereta. Kita berikan dia ucapan terima kasih ditambah dengan
sedikit hadiah.
Orang keempat menemukannya, menyimpannya selama beberapa hari, setelah
itu baru mengembalikannya kepada kita. Kita berikan dia ucapan terima
kasih ditambah hadiah yang lebih besar.

Ada sebuah hal yang aneh di sini. Cobalah pikirkan, di antara keempat
orang di atas, siapakah yang palingbaik? Tentunya orang yang
menemukannya dan langsung memberikannya kepada kita, bukan? Dia adalah
orang pada skenario pertama. Namun ironisnya, dialah yang mendapatkan
reward paling sedikit di antara empat orang di atas.

Manakah orang yang paling tidak baik? Tentunya orang pada skenario
keempat, karena dia telah membuat kita menunggu beberapa hari dan
mungkin saja memanfaatkan handphone kita tersebut selama itu. Namun,
ternyata dia adalah orang yang akan kita berikan reward paling besar.

/*Apa yang sebenarnya terjadi di sini?*/ Kita memberikan reward kepada
keempat orang tersebut secara tulus, tetapi orang yang seharusnya lebih
baik dan lebih pantas mendapatkan banyak, kita berikan lebih sedikit.

OK, kenapa bisa begitu? Ini karena rasa kehilangan yang kita alami
semakin bertambah di setiap skenario.

Pada skenario pertama, kita belum berasa kehilangan karena kita belum
sadar handphone kita jatuh, dan kita telah mendapatkannya kembali.
Pada skenario kedua, kita juga belum merasakan kehilangan karena saat
itu kita belum sadar, tetapi kita membayangkan rasa kehilangan yang
mungkin akan kita alami seandainya saat itu kita sudah turun dari kereta.
Pada skenario ketiga, kita sempat merasakan kehilangan, namun tidak lama
kita mendapatkan kelegaan dan harapan kita akan mendapatkan handphone
kita kembali.
Pada skenario keempat, kita sangat merasakan kehilangan itu. Kita
mungkin berpikir untuk memberikan sesuatu yang besar kepada orang yang
menemukan handphone kita, asalkan handphone itu bisa kembali kepada
kita. Rasa kehilangan yang bertambah menyebabkan kita semakin menghargai
handphone yang kita miliki.

Saat ini, adakah sesuatu yang kurang kita syukuri?
Apakah itu berupa rumah, handphone, teman-teman, kesempatan berkuliah,
kesempatan bekerja, atau suatu hal lain. Namun, apakah yang akan terjadi
apabila segalanya hilang dari genggaman kita. Kita pasti akan merasakan
kehilangan yang luar biasa. Saat itulah, kita baru dapat mensyukuri
segala sesuatu yang telah hilang tersebut. Namun, apakah kita perlu
merasakan kehilangan itu agar kita dapat bersyukur? Sebaiknya tidak.

Syukurilah segala yang kita miliki, termasuk hidup kita, selagi itu
masih ada. Jangan sampai kita menyesali karena tidak bersyukur ketika
itu telah lenyap dari diri kita.
Jangan pernah mengeluh dengan segala hal yang belum diperoleh.
Bahagialah dengan segala hal yang telah diperoleh. Sesungguhnya, hidup
ini berisikan banyak kebahagiaan. Bila kita mampu memandang dari sudut
yang benar.

Artikel Yang Berhubungan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar