Jumat, 11 Juni 2010

Seni Dalam Islam

Ketika kita berbicara tentang seni, maka yang terlebih dahulu dibicarakan adalah keindahan. Sudah menjadi fitrahnya manusia menyukai keindahan. Keindahan seni itu terlihat pada rupa, gerak dan suara/ bunyi. Sebagai contoh seorang ibu akan lebih berbahagia jikalau ia dikaruniai anak yang indah fisiknya, indah akhlaknya dan indah karyanya. Seseorang akan lebih memilih rumah yang indah serta mengenakan pakaian-pakaian yang indah ketimbang semua itu dalam kondisi biasa-biasa saja ataupun buruk. Demikian halnya dengan nyanyian, puisi, yang juga melambangkan keindahan, maka manusia pun akan menyukainya.

Keindahan alam semesta yang ada ini merupakan ekpresi nyata ciptaan Alloh SWT. Manusia merupakan makhluk yang amat indah dibandingkan dengan makhluk lainya. Serta manusia dikaruniakan kemampuan untuk mebuat karya yang indah dan mengenal keindahan .berkat karunia Alloh SWT lah apa pun yang hadir berupa keindahan ditengah-tengah kita tak ternilai harganya. Semua keindahan itu merupakan napas kebutuhan manusia dari sejak zaman dahulu hingga sekarang.
Tentulah keindahan yang ada dialam semesta ini tidak sebanding dengan keindahan sang penciptanya. Allah itu indah dan menyukai keindahan. Inilah prinsip yang didoktrinkan Nabi saw, kepada para sahabatnya. Ibnu Mas’ud meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda :
“Tidak masuk surga orang yang di dalam hatinya terbetik sifat sombong seberat atom.” Ada orang berkata,” Sesungguhnya seseorang senang berpakaian bagus dan bersandal bagus.” Nabi bersabda,” Sesungguhnya Allah Maha Indah, menyukai keindahan. Sedangkan sombong adalah sikap menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.” (HR. Muslim).
Bahkan salah satu mukjizat Al-Qur’an adalah bahasanya yang sangat indah, sehingga para sastrawan arab dan bangsa arab pada umumnya merasa kalah berhadapan dengan keindahan sastranya, keunggulan pola redaksinya, spesifikasi irama, alur bahasanya, serta rupa sususunan tulisanya.hingga sebagian mereka menyebutnya sebagai sihir.
Dalam membacanya, kita dituntut untuk menggabungkan keindahan suara dan akurasi bacaannya dengan irama tilawahnya sekaligus.
Rasulullah bersabda :

“Hiasilah Al-Qur’an dengan suaramu.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Nasa’I, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Darimi)
Maka manusia menyukai kesenian sebagai representasi dari fitrahnya mencintai keindahan. Dan tak bisa dipisahkan lagi antara kesenian dengan kehidupan manusia.
Namun bagaimanakah dengan fenomena sekarang yang ternyata dalam kehidupan sehari-hari nyanyian-nyanyian cinta ataupun gambar-gambar seronok yang diklaim sebagai seni oleh sebagian orang semakin marak menjadi konsumsi orang-orang bahkan anak-anak ? Bagaimanakah pandangan Islam terhadap hal-hal tersebut ?
Sebaiknya kita kembalikan kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Bahwa dalam Al-Qur’an disebutkan :
“Dan diantara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu sebagai olok-olokan. Mereka itu memperoleh azab yang menghinakan.” (Luqman:6)
Jikalau kata-kata dalam nyanyian itu merupakan perkataan-perkataan yang tidak berguna bahkan menyesatkan manusia dari jalan Allah, maka HARAM nyanyian tersebut. Nyanyian-nyanyian yang membuat manusia terlena, mengkhayalkan hal-hal yang tidak patut maka kesenian tersebut haram hukumnya.
Maka menurut DR. Yusuf Qardhawi, hal-hal yang harus diperhatikan dalam hal nyanyian antara lain :
1. Tidak semua nyanyian hukumnya mubah, karena isinya harus sesuai dengan etika islami dan ajaran-ajarannya.
2. Penampilan dan gaya menyanyikannya juga perlu dilihat
3. Nyanyian tersebut tidak disertai dengan sesuatu yang haram, seperti minum khamar, menampakkan aurat, atau pergaulan bebas laki-laki dan perempuan tanpa batas.
4. Nyanyian –sebagaimana semua hal yang hukumnya mubah (boleh)- harus dibatasi dengan sikap tidak berlebih-lebihan.
Wallahualam bishawab
Maroji : Fatwa-fatwa Kontemporer, Yusuf Qardhawy
Seni dalam Islam
Fiqh Kontemporer



Sumber
http://b3ndr1.dagdigdug.com

Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html

Artikel Yang Berhubungan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar