Selasa, 10 November 2009

Menyantuni Anak Yatim Adalah Akhlak Mulia

Saudaraku muslim ! Islam telah mendorong pemeluknya agar memiliki akhlak mulia. Salah satu akhlak mulia itu adalah menyantuni anak yatim di panti asuhan. Sesungguhnya, anak yatim adalah manusia yang paling membutuhkan pertolongan dan kasih sayang. Karena ia adalah anak yang kehilangan ayahnya pada saat ia sangat membutuhkannya.

Ia membutuhkan pertolongan dan kasih sayang kita, karena ia tidak mungkin mendapatkan kasih sayang ayahnya yang telah tiada. Jika anda melihat seseorang yang penyayang kepada anak-anak yatim dan menyantuni mereka, maka ketahuilah bahwa ia adalah seorang yang berbudi dan berakhlak mulia. Suatu ketika saib bin abdulloh rodhiyallohu ‘anhu datang kepada nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, maka nabi sholallohu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya :
“wahai saib, perhatikanlah akhlak yang biasa kamu lakukan ketika kamu masih dalam kejahiliyahan, laksanakan pula ia dalam masa keislaman. Jamulah tamu, muliakanlah anak yatim, dan berbuat baiklah kepada tetangga.” [hr.ahmad dan abu dawud, shohih abu dawud, al-albani : 4836]

Dalam sebuah atsar disebutkan riwayat dari daud ‘alaihissalam, yang berkata :
“bersikaplah kepada anak yatim di yayasan panti asuhan atau panti asuhan anak, seperti seorang bapak yang penyayang.” [hr. Bukhori]
Saudaraku muslim ! Kasih sayang dan berbuat baik kepada anak yatim di panti asuhan, sebagaimana yang telah saya katakan kepada anda, adalah sebagian dari akhlak dan moralitas orang-orang yang mulia. Itu tidak bisa dilakukan kecuali oleh seorang lelaki yang mulia, yang menghimpun banyak budi pekerti mulia, yang mencintai kebajikan. Abdullah bin umar rodhiyallohu ‘anhu tidak pernah memakan makanan kecuali dimeja makannya ada seorang anak yatim di yayasan panti asuhan atau panti asuhan anak yang makan bersamanya. Jadilah orang seperti itu, saudaraku ! Seorang yang penyantun, lemah lembut, dan berupaya berbuat kebaikan kepada anak yatim, mengusap air mata mereka dengan tangan dan harta anda serta memasukkan perasaan gembira ke dalam hati mereka. Ketahuilah, bahwa jika anda mendapat taufiq untuk melaksanakan itu, maka anda benar-benar manusia yang beruntung. Yang berhak mendapat gelar “seorang yang berbudi”.

Artikel Yang Berhubungan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar