Minggu, 25 April 2010

Dimana Tsa'labah Sekarang???

Seorang sahabat Nabi yang amat miskin datang pada Nabi sambil mengadukan
tekanan ekonomi yg dialaminya. Tsa'labah, nama sahabat tersebut, memohon
Nabi untuk berdo'a supaya Allah memberikan rezeki yang banyak kepadanya.
Semula Nabi menolak permintaan tersebut sambil menasehati Tsa'labah agar
meniru kehidupan Nabi saja. Namun Tsa'labah terus mendesak. Kali ini dia
mengemukakan argumen yang sampai kini masih sering kita dengar, "Ya Rasul,
bukankah kalau Allah memberikan kekayaan kepadaku, maka aku dapat memberikan
kepada setiap orang haknya.

Nabi kemudian mendo'akan Tsa'labah. Tsa'labah mulai membeli ternak.
Ternaknya berkembang pesat sehingga ia harus membangun pertenakakan agak
jauh dari Madinah. Seperti bisa diduga, setiap hari ia sibuk mengurus
ternaknya. Ia tidak dapat lagi menghadiri shalat jama'ah bersama Rasul di
siang hari.

Hari-hari selanjutnya, ternaknya semakin banyak; sehingga semakin sibuk pula
Tsa'labah mengurusnya. Kini, ia tidak dapat lagi berjama'ah bersama Rasul.
Bahkan menghadiri shalat jum'at dan shalat jenazah pun tak bisa dilakukan
lagi.

Ketika turun perintah zakat, Nabi menugaskan dua orang sahabat untuk menarik
zakat dari Tsa'labah. Sayang, Tsa'labah menolak mentah-mentah utusan Nabi
itu. Ketika utusan Nabi datang hendak melaporkan kasus Tsa'labah ini, Nabi
menyambut utusan itu dengan ucapan beliau, "Celakalah Tsa'labah!" Nabi
murka, dan Allah pun murka!

Saat itu turunlah Qs at-Taubah: 75-78

* "Dan diantara mereka ada yang telah berikrar kepada Allah, "Sesungguhnya
jika Allah memberikan sebahagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan
bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang yang saleh."

* Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebahagian dari karunia-Nya,
mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling, dan mereka memanglah
orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran).

* Maka Allah menimbulkan kemunafikan pada hati mereka sampai Allah, karena
mereka telah memungkiri terhadap Allah apa yang telah mereka ikrarkan
kepada-Nya dan (juga) karena mereka selalu berdusta.

* Tidaklah mereka tahu bahwasanya Allah mengetahui rahasia dan bisikan
mereka, dan bahwasanya Allah amat mengetahui yang ghaib?"

Tsa'labah mendengar ada ayat turun mengecam dirinya, ia mulai ketakutan.
Segera ia temui Nabi sambil menyerahkan zakatnya. Akan tetapi Nabi
menolaknya, "Allah melarang aku menerimanya. " Tsa'labah menangis
tersedu-sedu.

Setelah Nabi wafat, Tsa'labah menyerahkan zakatnya kepada Abu Bakar,
kemudian Umar. tetapi kedua Khalifah itu menolaknya. Tsa'labah meninggal
pada masa Utsman.

Dimanakah Ts'alabah sekarang? Jangan-jangan kitalah Tsa'labah-Tsa' labah baru
yang dengan linangan air mata memohon agar rezeki Allah turun kepada kita,
dan ketika rezeki itu turun, dengan sombongnya kita lupakan ayat-ayat Allah.

Bukankah kita dengan alasan sibuk berbisnis tak lagi sempat sholat lima
waktu. Bukankah dengan alasan ada "meeting penting" kita lupakan perintah
untuk sholat Jum'at. Bukankah ketika ada yang meminta sedekah dan zakat kita
ceramahi mereka dengan cerita bahwa harta yang kita miliki ini hasil kerja
keras, siang-malam membanting tulang; bukan turun begitu saja dari langit,
lalu mengapa kok orang-orang mau enaknya saja minta sedekah tanpa harus
kerja keras.

Kitalah Tsa'labah... .Tsa'labah ternyata masih hidup dan "mazhab"-nya masih
kita ikuti...

Konon, ada riwayat yang memuat saran Nabi Muhammad saw (dan belakangan
digubah menjadi puisi oleh Taufik ismail), "Bersedekahlah, dan jangan tunggu
satu hari nanti di saat engkau ingin bersedekah tetapi orang miskin
menolaknya dan mengatakan, "kami tak butuh uangmu, yang kami butuhkan adalah
darahmu!"

Dahulu Tsa'labah menangis di depan Nabi yang tak mau menerima zakatnya.
Sekarang ditengah kesenjangan sosial di negeri kita, jangan-jangan kita
bukan hanya akan menangis namun berlumuran darah ketika orang miskin menolak
sedekah dan zakat kita!

Na'udzubillah. ..

Artikel Yang Berhubungan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar