Minggu, 11 April 2010

KISAH ISLAMNYA BILAL BIN RABAH AL-HABSYI R.a . DAN PENDERITAANYA

Bilal Al- Habsyi adalah sahabat yang mansyur.Ia muadzim teteap masjid Nabawi.pada mulanya ia adalah seorang budak milik orang kafir,kemudian ia memeluk Islam, yang menyebabkan ia banyak menerima berbagai siksaan.

Umyyah bin Khalaf adalah seorang kafir yang sangat memusuhi Islam ia membaringkan Bilal diatas padang pasir yang sangat panas diterik matahari seraya meletakan batu besar didadanya,sehingga Bilal sulit bergerak sedikitpun. Lalu dikatakan padanya.” Apakah kamu siap mati seperti ini atau tetap hidup dengan syarat kamu meninggalakan Islam?”Bilal tetap berkata Ahad, Ahad ( hanya satunya berhak disembah ). “ pada malam hari ia dirantai dan dicambuk terus menerus sehingga badannya penuh luka.dan pada esok harinya dengan luka itu dijemur kembali dipadang pasir yang panas sehingga lukanya semakin parah, Tuannya berharap ia akan meninggalkan Islam atau mati pelahan dengan cara tersebut. Orang yang menyiksak Bilal r.a. silih berganti, kadangkala Abu Jalal atau Umayyah bin Khalaf, bahkan orang lainpun ikut menyiksanya. Setiap orang berusa menyiksanya dengan lebih berat. Ketika Abu Bakar r.a. melihat hal itu ia menebusnyadan segera memerdekakannya.

FAEDAH

Orang- orang Arab Musyrik telah menjadikan berhala sebagai sesembahan mereka .dan sebagai lawannya, Islam mengajari tauhid hanya kepada Allah swt. Inilah yang menyebabkan dari lisan Bilal r.a. selalu terucap Ahad, Ahad, karena hubungan dan cintanya tinggi terhadap Allh swt. Sekarang kita banyak melihat cinta yang palsu. Seseorang yang dicintai tentu akan merasa nikamat bila disebut namanya, kadang kala tanpa tujuan yang jelas namanya akan disebut- sebut. Lalu bagaimana cinta kepada Allah swt? Yang pasti akan berguna didunia dan diakhirat. Cinta itulah yang membuat Bilal r.a rela disiksa, sehingga penderitaan demi penderitaan menimpanya. Meskipun para pemuda kafir Makkah menggiring dan menghinanya dijalan- jalan ,ia terus berkata, Ahad…..,Ahad…, inilah kehidupan yang pernah dialaminya sampai nabi saw, menjadikannya sebagai muadzin yang selalu berhidmat mengumandankan adzan, baik ketika tinggal maupun ketika dalam perjalananan. Setelah Nabi wafat ia tetap tinggal di Madinah thayyibah, hanya saja ia tidak tahan melihat tempat Nabi saw yang telah kosong. Sehingga ia berniat menghabiskan sisa hidupnya untuk berjihad dan beberapa lama ia tidaka akan kembali ke Madinah.

Suatu ketika ia bermimpi berjumpa dengan Rasulullah saw. Beliau bersabda,” Wahai Bilal, betapa zhalimnya kamu sehingga kamu tidak menziarahiku.” Begitu bangun dari mimpinya ia segera pergi ke Madinnah. Setibanya disana, Hasan dan Husain r. huma memintanya mengumandankan Azdan. Ia tidak dapat menolak permintaan orang-orang yang sangat dicintainya itu. Ketika mulai Adzan terdengarlah sura adzan seperti masa hidup Rasulullah saw. Suara itu sangat meyentuh hati orang- orang yang mendengarnya sehinga para wanita keluar dari rumah dengan meneteskan air mata.ia tinggal beberapa hari di Madinnah,lalu kembali ke Damsyik,dan wafat pada tahun ke-20 hijriyah.(Usudul- Ghabah)


Artikel Yang Berhubungan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar