Sahabat, ketika manusia masih di dalam rahim, jiwanya telah bersepakat dengan Tuhan-nya yang Maha Menciptakan. Ketika dia lahir, dia belajar tentang fenomena dunia yang fana. Ketika dia beranjak dewasa, dia mulai bersepakat dengan dunia dan dengan orang lain yang hadir di dalam kehidupannya.
Ketika itu pula, jiwa yang bijaksana mulai membangun kesepakatan dengan dirinya sendiri. Kesepakatan terbaik di dunia di bawah kesepakatannya dengan Tuhan.
KESEPAKATAN PERTAMA
Jiwanya bersepakat dengan dirinya untuk berhati-hati dengan perkataannya. Jiwanya bersepakat dengan dirinya untuk berbicara di dalam keutuhan mulut, hati, pikiran, dan tindakan. Jiwanya bersepakat dengan dirinya untuk mengatakan hanya apa yang mereka maksudkan. Jiwanya bersepakat dengan dirinya untuk tidak mengatakan apa-apa yang menjadi lawan bagi dirinya sendiri. Jiwanya bersepakat dengan dirinya untuk tidak mengatakan apa yang akan menyakiti hati orang lain. Jiwanya bersepakat dengan dirinya untuk menggunakan kata-katanya di dalam arah yang menuju kepada kebenaran, kebaikan, dan cinta.
KESEPAKATAN KEDUA
Jiwanya bersepakat dengan dirinya untuk tidak menjadikan berbagai hal menjadi terlalu pribadi sifatnya. Dirinya meyakini bahwa apa yang dikatakan dan dilakukan orang orang lain, bukanlah karena dirinya. Dirinya yakin bahwa apa yang dikatakan dan dilakukan orang lain, adalah cerminan dari kenyataan hidup orang itu sendiri, dan dari impian orang itu sendiri. Ketika hatinya bisa bersepakat tentang hal ini, dirinya akan memiliki daya tahan yang menguatkannya di hadapan perbuatan dan pendapat orang lain. Dan jiwanya, tak akan menanggung beban berat penderitaan yang memang tidak patut bagi dirinya.
KESEPAKATAN KETIGA
Jiwanya bersepakat dengan dirinya untuk tidak membuat asumsi-asumsi berlebihan tentang kehidupan. Jiwanya bersepakat dengan dirinya untuk berani bertanya dan mengekspresikan apa-apa yang diinginkannya terjadi di dalam kehidupan. Jiwanya bersepakat dengan dirinya untuk berkomunikasi sejernih mungkin, semampu yang bisa dilakukannya untuk menghindari kesalahpahaman, kesedihan, dan drama yang menyakitkan.
KESEPAKATAN KEEMPAT
Jiwanya bersepakat dengan dirinya untuk melakukan apa-apa yang terbaik yang bisa dilakukannya. Jiwanya bersepakat dengan dirinya untuk meyakini bahwa apa yang terbaik adalah berubah menjadi lebih baik dari satu momen kehidupan ke momen kehidupan berikutnya. Jiwanya bersepakat dengan dirinya bahwa di bawah segala situasi dan keadaan, akan melakukan yang terbaik demi terhindar dari penghakiman kepada diri sendiri, dari penyiksaan diri, dan dari penyesalan-penyesal an di masa depan.
Sahabat, jika engkau mau bersepakat dengan diri sendiri di bawah kesepakatanmu dengan Tuhanmu, maka seluruh alam semesta Insya Allah akan bersepakat di dalam meluruskan, membantu, dan memuluskan perjalananmu menuju kepada kebaikanmu.
Semoga setiap kesepakatan yang kita buat dengan diri kita sendiri, adalah kesepakatan yang menaikkan derajat kebaikan kita di hadapan-Nya. Aamiin. Aamiin.
Ringkasan dari "The Four Agreement" - Don Miguel Ruiz's Code For Life.
Jumat, 16 April 2010
Empat Kesepakatan Dengan Diri Sendiri
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar