Kamis, 29 April 2010

tasawuf ma’rifat mahabbah dan fana

BAB I

PENDAHULUAN

Islam sebagai agama yang bersifat universal dan mencakup berbagai jawaban atas sebagai kebutuhan manusia. Selain menghadapi kebersihan lahiriyah juga menghendaki kebersihan batiniyah. Lantaran penelitian yang sesungguhnya dalam Islam diberikan pada aspek batinnya.

Tasawuf, makrifah, mahabbah dan fana merupakan bidang studi Islam yang memusatkan perhatian pada pembersihan aspek rohani manusia yang selanjutanya dapat menimbulkan akhlak mulia. Pembersihan aspek rohani atau batin ini selanjutnya dikenal sebagai dimensi esoteric dari diri manusia. Hal ini berbeda dengan aspek fiqih, khususnya pada bab thoharoh yang memusatkan perhatian pada pembersih aspek jasmani atau lahiriyah yang selanjutnya di sebut sebagai dimensi eksotrik.

Dari suasana demikian itu, tasawuf diharapkan dapat mengatasi berbagai penyimpangan moral yang mengambil bentuk seperti manipulasi, koropsi, kolusi, penyalagunaan kekuasaan dan kesempatan, penindasan, dan sebagainya. Untuk mengatasi masalah ini di bina secara intensif tentang cara-cara agar seseorang selalu merasakan kehadiran Tuhan dalam dirinya.

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Tasawuf

Dari segi kebahasaan (linguistic) terdapat sejumlah kata atau istilah yang di hubungkan orang dengan tasawuf. Selain pengertian tasawuf juga dapat dilihat dari segi istilah. Dalam kaitan ini terdapat tiga sudut pandang yang digunakan para ahli untuk mendefinisikan tasawuf. Pertama, sudut pandang manusia sebagai makhluk yang terbatas. Kedua, sudut pandang manusia sebagai makhluk yang harus berjuang. Ketiga, sudut pandang manusia sebagai makhluk yang bertuhan.maka dari itu, tasawuf atau sufisme adalah salah satu jalan yang diletakkan Tuhan di dalam lubuk Islam dalam rangka menunjukkan mungkinnya pelaksanaan kehidupan rohani bagi jutaan manusia yang sejati yang telah berabad-abad mengikuti dan terus mengikuti agama yang diajarkan Al-Qur’an.

Diantara peneliti-peliti, tasawuf dibagi atas dua bagian yaitu Tasawuf akhlaqi adalah tasawuf yang brekonsentrasi pada teori – teori perilaku, akhlak dan budi pekerti. Tasawuf falsafi adalah tasawuf yang didasarkan pada gabungan teori – teori tasawuf dan filsafat.

Tasawuf datang ke Indonesia paling cepat pada awal abad ke-2 Hijriyah. Yang jelas abad ke-8 hijriyah atau abad ke-14 Masehi, faham tasawuf sudah mendapat pasaran di Indonesia.

1. Pengertian Ma’rifat

Ma’rifah adalah ketetapan hati yang dalam mempunyai hadirnya wujud yang wajib adanya yang menggambarkan segala kesempurnaan. Ma’rifah kadang-kadang dipandang sebagai maqam yang terpandang sebagai hal.

Rasulullah SAW bersabda:

“Siapa yang mengenal dirinya, sesungguhnya dia dapat mengenal Tuhannya Zunnun Al-Mishry berkata, Aku kenal Tuhanku juga, Kalau tidak dengan Tuhanku aku tidak mengenal Tuhanku”

Pengetahuan orang awam tentang Allah pada dasarnya adalah pengetahuan yang diterima dari ajaran agama tanpa memerlukan pembuktian melalui logika. Pengetahuan tentang Tuhan diperoleh dengan perantaraan ucapan dua kalimat syahadat. Pengettahuan ulama mementingkan dalil dan logika. Baik pengetahuan orang awam maupun pengetahuan ulama tentang Allah disebut sebagai ilmu bukan ma’rifah.

1. Pengertian Mahabbah

Mahabbah berasal dari kata ahabba, yuhibbu, mahabbatan, yang secara harfiah berarti mencintai secara mendalam. Dalam mu’jam al-falsafi, Jamil Shaliba mengatakan mahabbah adalah lawan dari al-baghd, yakni cinta lawan dari benci. Al mahabbah dapat pula berarti al wadud yakni yang sangat kasih atau penyayang.

Mahabbah pada tingkat selanjutnya dapat pula berarti suatu usaha sungguh-sungguh dari seseorang untuk mencapai tingkat ruhaniah tertinggi dengan tercapainya gambaran yang Mutlak, yaitu cinta kepada Tuhan.

Pengertian mahabbah dari segi tasawwuf ini lebih lanjut dikemukakan al Qusyairi sebagai berikut: “almahabbah adalah merupakan hal (keadaan) jiwa yang mulia yang bentuknya adalah disaksikannya (kemutlakkan) Allah swt oleh hamba, selanjutnya yang dicintainya itu juga menyatakan cinta kepada yang dikasihi-Nya dan yang seorang hamba mencintai Allah swt”.

Antara mahabbah dan ma’rifah ada persamaan dan perbedaan. Persamaannya Tujuannya adalah untuk memperoleh kesenangan batiniah yang sulit dilukiskan dengan kata-kata, tetapi hanya dirasakan oleh jiwa.

Selain itu juga mahabbah merupakan hal keadaan mental seperti senang, perasaan sedih, perasaan takut dan sebagainya. Mahabbah berlainan dengan maqam, hal bersifat sementara, datang dan pergi bagi para sufi dalam perjalanan mendekatkan diri pada Allah swt menggambarkan keadaan dekatnya seorang sufi dengan Tuhan. Perbedaannya mahabbah menggambarkan hubungan dengan bentuk cinta, sedangkan ma’rifah menggambarkan hubungan dalam bentuk pengetahuan dengan hati sanubari.

1. Pengertian Fana

Fana berarti lenyap, hilang, sirna atau lebur. maksudnya, menurut kamu sufi, ialah hilangnya kesadaran seseorang terhadap keberadaan dirinya dan alam sekelilingnya. Hal ini dapat terjadi karena latihan yang berat dan perjuangan yang cukup panjang dalam pendakian rohani.

Firman Allah SWT:

Artinya: “semua yang ada di bumi itu akan binasa”. (Ar-Rahman : 26)

Fana terbagi atas tiga macam yaitu: Fana Al-Fana berarti hilangnya kesadaran akan hilangnya kesadaran itu. Orang yang dalam keadaan fana’ tidak tau bahwa ia dalam keadaan fana’. Fana’ an nafsi berarti hilangnya kesadaran seseorang akan wujud dirinya. Fana fi Mahbub berarti lebur kedalam yang dicintai Tuhan

Arah ungkapan ini tanpak jelas, tapi oleh para sufi diartikan sebagai “gantungan” doktrin khas mereka tentang kefanaan sifat-sifat manusia melalui kemanunggalan dengan Tuhan.

Artikel Yang Berhubungan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar