Apa kabar sahabat hari ini?
semoga senantiasa bersemangat menatab hari yang begitu indah.
Jika anda masih belum merasakan indahnya hidup, semoga metafor gelas berisi setengah dapat mencerahkan hidup anda.
Sebuah gelas yang berisi setengah, memiliki makna banyak didalamnya. Ketika saya bertanya kepada peserta training saya, Seseorang diantara mereka mengatakan bahwa gelas itu berisi setengah kosong. Seseorang yang lain diantara mereka mengatakan gelasnya berisi setengah penuh. Bahkan ada seseorang diantara mereka memetaforkan air dalam gelas tersebut adalah ilmu yang telah kita peroleh sedangkan gelas adalah batas fikiran kita yang masih setengah kosong. Sehingga sebuah kewajiban dari kita untuk mengisi gelas tersebut dengan ilmu yang berguna sehingga suatu saat gelas itu akan menjadi penuh pada masanya.
Ini bukan perkara gelas yang kosong, air ataupun ilmu yang dimetaforkan oleh peserta training saya. Akan tetapi dalam hal ini, setiap manusia memiliki banyak pilihan dalam memandang gelas tersebut. Seseorang boleh memilih bahwa gelas itu setengah isi, seseorang boleh memandang bahwa gelas itu setengah kosong. Semuanya benar. Tidak salah. Karena persepsi adalah pilihan kita sebagai manusia.
Demikian pula dengan hakikat kehidupan kita di dunia. Tak jarang banyak kejadian yang menganggap kita duka, malahan bagi seseorang itu adalah suka. Tak sedikit perkara yang menurut kita adalah hadiah justru dalam pandangan yang berbeda itu adalah musibah. Saya jadi teringat dengan Azzam yang diberi hadiah french kiss oleh Aliana dalam film KCB 1, dimana pada saat itu eliana yang hedonis mengaggap bahwa french kiss adalah hadiah luar biasa bagi seseorang yang spesial baginya, namun hal itu dianggap berbeda bagi seorang Azzam yang agamais. jangankan french kiss, bagi seorang Azzam mencium seseorang yang belum menjadi haknya ibarat melecehkan kesucian wanita.
Perbedaan pandangan, itulah yang sering terjadi dalam hidup kita. perpedaan pandangan yang tak jarang berujung pada pertikaian. padahal perbedaan pandangan adalah hal yang alamiah dan anugrah. Bukankah setiap orang memandang setiap peristiwa sesuai dengan pilihan hati mereka. Bukankah kita memilih pandangan dalam peristiwa berdasarkan pengalaman keilmuan dan kehidupan yang diterima oleh masing-masing dari diri kita. Jadi suatu hal yang wajar ketika perbedaan pandangan terjadi ketika menghadapi suatu peristiwa. Sehingga seharusnya perbedaan pandangan justru memperkaya kita dalam memberikan makna dari sebuah peristiwa.Karena kita bisa mengetahui pandangan orang lain dari sudut pengalaman mereka.
Jika kita merasa hidup kita kurang begitu indah karena banyaknya masalah perbedaan pandangan. Marilah kita mulai sekarang tidak lagi untuk menyalahkan pandangan orang lain. Biarlah seseorang memberikan pandangan sebuah peristiwa berdasarkan pengalaman yang pernah dialaminya sehingga kita bisa memperkaya ilmu kita. Setelah itu barulah hak kita apakah kita mau menerima atau membuangnya atau bahkan meluruskan pandangan yang berbeda jika memang dipandang salah oleh Hukum Negara maupun Agama yang sudah menjadi Universal View atau pedoman.Namun selama tidak bertentangan bukan hal yang tabu untuk menerima pendapat orang lain terlebih dahulu walau kemudian kita tidak menggunakan nantinya. Bukankah dengan menghargai pendapat orang lain hidup akan semakin indah? karena kita pun ingin dihargai pula , bukan?
semoga tulisan sederhana ini memberikan banyak manfaat untuk kita semua
salam berbagi senantiasa,
Iwan Ketan
Minggu, 18 April 2010
Perbedaan Pandangan karena Perbedaan Pengalaman
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar