Dikisahkan ada pasangan suami istri yang harmonis bernama Budi dan Anita. Awalnya semua baik-baik saja, hingga datang wanita bernama Cika yang merupakan sahabat Anita, yang juga mencintai Budi. Karena Anita mempunyai keterbatasan ruang gerak untuk selalu memberi perhatian pada suaminya, diam-diam Budi dan Cika menjalin affair karena akses keduanya lebih mudah.
Ketika Anita tahu bahwa ia dikhianati suami dan sahabatnya, ia merasa hancur, hatinya sakit, terluka sekali. Kenapa sahabatnya tega berbuat itu? Mungkin akan lebih mudah jika “WIL” suaminya adalah perempuan lain yang tidak ia kenal, yang tidak tahu dengan siapa suaminya itu menjalin hubungan.
Meski sakit, ia mencoba bersabar. Meski banyak orang bilang dia bodoh, tapi ia terlanjur mencintai suaminya. Cinta membuatnya punya kekuatan untuk memaafkan. Ia tetap mendampingi suaminya, tetap melayaninya, tetap menaburkan cintanya…
Pada akhirnya, suaminya kembali ke pelukan Anita karena ia sadar, tidak ada wanita sebaik istrinya.
Bagaimana dengan hubungan persahabatan antara Anita dan Cika?
Anita dengan besar hati berkata kepada sahabatnya, “Terima kasih, sahabatku. Kau telah mengajarkanku rasa sakitnya dikhianati. Terima kasih karena kamu telah membuatku sadar bahwa aku memiliki sesuatu yang sangat berharga dalam hidupku, yaitu suamiku. Terima kasih karena kamu mengingatkanku untuk selalu menjaga baik-baik apa yang aku punya. Terima kasih karena telah membuatku mengerti rasa sakitnya dikhianati, aku berjanji pada diriku sendiri untuk tidak melakukannya, sehingga orang lain tidak perlu merasakan sakit yang sama. Maaf jika karena kelalaianku, menyebabkanmu melakukan kesalahan itu.”
*****
Saudaraku, terkadang kita tenggelam dalam duka yang berkepanjangan. Tapi ingat, dalam setiap kejadian baik menyenangkan atau tidak, pasti terkandung pelajaran. Ada hikmah dari setiap peristiwa. Tinggal bagaimana kita menyikapinya.
Firman Allah SWT “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. Dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (Al-Baqarah 216)
Saudaraku, mari kita senantiasa belajar dari apapun yang ada di sekitar kita. Kita bisa belajar di mana saja, kapan saja, dengan siapa saja, dari siapa saja
Tahukah…
Orang yang mengajarkan kita sesuatu yang tidak menyenangkan bisa menjadi guru yang terbaik.
Kadang kita tidak sadar, bahwa dari perbuatan yang tidak menyenangkan yang dilakukan orang lain kepada kita, sebenarnya kita sedang belajar;
belajar menata emosi, belajar menyelesaikan masalah, belajar tentang rasa sehingga kita tidak melakukan hal yang serupa pada orang lain.
(dari Ibu Novi Setyo Rini)
http://www.facebook .com/topic. php?topic= 16256&uid=75447710078
Selasa, 13 April 2010
Kebesaran Hati Sang Istri (Hikmah Dimadu)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar